SAYA mau bertanya, saya punya guru ngaji, dan anak guru ngaji saya nakal. Ia seorang ustazah yang sering ceramah agama di kampung saya.
Tetapi yang saya heran itu, kenapa anaknya nakal banget suka teriak-teriak, bentak-bentak, bahkan saat saya mengaji ke rumahnya anak ini menakut-nakuti kami sambil membawa pisau.
Yang saya herankan itu, seharusnya seorang ustazah yang sering berdakwah bisa mendidik anaknya dengan baik, kenapa ustazah ini tidak bisa mendidik anaknya?
Baca Juga: 19 Cara Positive Parenting yang Wajib Diketahui Orangtua
Anak Guru Ngaji Saya Nakal
Motivator parenting dari Rumah Pintar Aisha Randy Ariyanto W. menjelaskan bahwa mari kita ber-husnudzon bahwa ustazah ini sudah mendidik anaknya dengan baik.
Dengan pengetahuan agamanya dan juga seringnya ia berdakwah, maka ustazah ini sudah memiliki banyak pengetahuan tentang agama.
Bunda, yang perlu kita pahami pertama kali adalah kita tidak boleh menilai seseorang dari hasilnya. Kita tidak boleh menilai orang tua dari kondisi anaknya.
Misalnya, kedua orang tua sholeh tetapi anaknya tidak, kita tidak boleh mengatakan kedua orang tua itu telah gagal mendidik anaknya.
Selama orang tua itu benar dalam mendidik anak meskipun anaknya belum juga bisa benar, kita tidak boleh men-judge orang tua itu gagal.
Kecuali orang tua itu memang benar-benar abai kepada anaknya.
Bisa jadi, mungkin orang tuanya sudah mendidik anaknya dengan baik tetapi barangkali anak ini terpengaruh dengan temannya yang lain.
Apalagi usianya masih belum baligh. Jadi terkadang anak itu mudah meniru temannya. Kalau anaknya masih belum baligh, coba saja dimaklumi, namanya juga anak-anak.
Bunda sekali lagi, jangan kita menilai orang tua dari perilaku anak. Kalau anaknya bandel, nakal bukan berarti orang tua gagal mendidik anak tapi nilailah sikap orang tuanya saat menghadapi anak.
Anak sering tantrum saat bepergian jangan nilai anaknya yang tantrum. Jangan berkesimpulan melihat anak tantrum lalu kita men-judge orang tua telah gagal mendidik anak.
Nilailah bagaimana sikap orang tua dalam menghadapi anak yang tantrum apakah orang tua itu sabar menghadapi anaknya atau malah ikut marah-marah, membentak atau bahkan bermain fisik.
Kalau ia sabar menghadapi anaknya, orang tua itu tidak gagal dalam mendidik anak. Karena mendidik anak itu adalah proses yang hasilnya terkadang tidak instan.
Bunda, sehebat apapun orang tua, apakah ia pakar parenting, atau seorang ustaz ternama, seorang ulama terkenal yang banyak jamaah,
seorang psikolog anak tetap saja tidak memiliki kemampuan untuk menjadikan anaknya menjadi anak yang sholeh dan baik. Hidayah itu milik Allah.
Apakah seseorang itu menjadi baik atau tidak juga kehendak Allah. Kita sebagai manusia hanya bisa berikhtiar dan berdoa, hasilnya hak prerogatif Allah.
Baca Juga: Ibu, Role Model Anak untuk Berhijab Syar`i
Ingat Nabi Nuh, seorang Nabi yang termasuk Nabi utama, Nabi yang termasuk Ulul ‘azmi yaitu sebuah gelar khusus bagi golongan rasul pilihan yang mempunyai ketabahan luar biasa.
Beliau saja tidak mampu mengubah istri dan anaknya yang durhaka kepada Allah. Nabi Nuh adalah seorang Nabi tetapi beliau tidak mampu mengubah istri dan anaknya sendiri.
Apakah Nabi Nuh adalah sosok Ayah yang buruk saat tidak mampu mendidik anaknya? Apakah Nabi Nuh seorang suami yang buruk saat tidak mampu mendidik istrinya. Inikan kesimpulan yang fatal.
Lalu ada juga kisah Nabi Luth, yang istrinya juga durhaka kepada Allah. Asiyah yang tidak mampu membimbing suaminya Firaun ke jalan yang benar.
Nabi Ibrahim yang gagal mensholehkan ayahnya. Nabi Muhammad sendiri juga tidak mampu mengajak Pamannya Abu Thalib masuk Islam.
Ayah Bunda, seorang Nabi tidak punya kuasa mengubah seseorang, apalagi diri kita. Hanya Allah lah yang mampu memberi hidayah kepada hamba-Nya.
Hanya Allah-lah yang mampu menjadikan anak kita menjadi anak yang sholeh dan baik.
Kita sebagai orang tua tidak hanya sekadar berusaha dan berdoa tetapi total dalam berusaha dan berdoa, hasilnya Allah yang menentukan.
Jadi Ayah Bunda, kalau mengukur bagaimana orang tuanya, jangan diukur anaknya tetapi diukur orang tuanya. Sejauhmana usaha orang tuanya dalam mendidik anak-anaknya.[ind]