Berkata atau Diam Harus Bernilai
ADA saatnya suami istri harus diam, menahan bicara agar bisa menjaga perasaan pasangan. Namun, bukan mendiamkan pasangan karena kecewa atau marah hingga tidak mau diajak bicara berhari-hari dan memutuskan komunikasi.
Diam itu harus menjadi amal yang berpahala sehingga diamnya itu bernilai untuk bertafakkur, bertadabbur melakukan evaluasi diri atau untuk menahan lisan agar terhindar dari kalimat yang buruk dan berdosa.
Pantaslah berbicara itu hanya boleh tentang kebaikan. Jika tidak mampu maka harus diam. Sebagaimana Rasulullah bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah dia berbicara yang
baik-baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Baca Juga: 3 Hikmah Berkata Baik atau Diam
Berkata atau Diam Harus Bernilai
Salah satu ciri suami istri yang baik itu adalah bisa menggunakan lisan untuk hal-hal yang berguna baik bagi dirinya, pasangannya ataupun anak-anaknya, tidak berkata kasar atau berkata gibah, namimah atau apapun yang menyakitkan hati mereka. Rasulullah bersabda:
مِن حُسنِ إسلامِ المَرءِ تركه ما لا يَعنيهِ
“Dari kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak berguna.” (HR. Tirmidzi)
Suami atau istri yang tidak bisa mengendalikan lisan, maka ia akan banyak bicara yang tidak perlu, tidak berguna dan bisa berdosa.
Banyak bicara seperti itu membuat banyak lalai sehingga hati menjadi keras, bahkan bisa lebih keras dari pada batu, sebagaimana Rasulullah bersabda:
لا تُكثِرُوا الكلامَ بغيرِ ذِكرِ اللَّهِ ؛ فإنَّ كَثرَةَ الكلامِ بغَيرِ ذِكرِ اللَّهِ قَسوَةُ القَلبِ، إنّ أبعَدَ النّاسِ مِن اللَّهِ القَلبُ القاسي
“Jangan banyak bicara tanpa menyebut Allah, karena banyak berbicara tanpa menyebut Allah mengeraskan hati, dan orang yang paling jauh dari Allah adalah yang hatinya keras.” (HR. Tirmidzi)
Karena itu suami istri harus bisa mengendalikan lisan dan menggunakannya untuk yang baik-baik saja dan diamnya digunakan untuk bertadabbur, bertafakkur , berdzikir, mengevaluasi diri, menata hati untuk berlapang dada, memaafkan, bersabar dan bersyukur.
Catatan Ustazah Dr. Aan Rohanah Lc., M.Ag di akun instagramnya @aanrohanah_16. Ustazah Aan Rohanah adalah perempuan yang Peduli Keluarga dan Pendidikan Anak. [Ln]