INSPIRASi dari ketenangan Khubaib bin Adi menghadapi siksaan orang musyrik. Sebelum itu, orang-orang musyrik menyampaikan berita kematian Zaid bin Datsinah kepada Khubaib, dengan harapan bisa mempengaruhi jalan pikirannya.
Akan tetapi, mereka sama sekali tidak tahu kalau Allah sudah menjamu Khubaib dengan ketenangan dan kasih sayang.
Baca Juga: Doa Meminta Ketenangan Hati
Ketenangan Khubaib bin Adi Menghadapi Siksaan Quraisy
Mereka tidak henti-henti memberikan tawaran kepada Khubaib. Ia akan dilepaskan jika mau mengingkari Muhammad dan Tuhannya. Namun, upaya mereka bagaikan punuk merindukan bulan.
Keimanannya sudah seperti matahari. Begitu kuat, begitu jauh, begitu panas, dan begitu bercahaya. Yang berharap cahaya, pasti mendapat cahaya. Yang berharap panas, pasti mendapatkannya. Dan yang menantangnya pasti akan terbakar dan luluh.
Mereka putus asa. Harapan mereka sia-sia. Akhirnya, mereka membawa Khubaib ke satu tempat bernama Tan’im. Di sanalah Khubaib menemui ajalnya.
Sesampai di Tan’im, Khubaib meminta kepada mereka untuk shalat dua rakaat. Mereka mengizinkannya dan menyangka Khubaib mulai ragu-ragu dengan sikapnya dan nantinya akan menyerah, menyatakan keingkarannya kepada Allah, rasul-Nya, dan Islam.
Ia shalat dua rakaat dengan khusyu’ penuh kedamaian. Ia merasakan betapa manisnya keimanan itu. Andai saja ia bisa shalat, shalat, dan shalat lagi.
Seusai dua rakaat, ia menoleh kepada mereka dan berkata, “Demi Allah, seandainya aku tidak khawatir kalian menganggapku takut mati, pasti aku shalat lagi.” Lalu ia tengadahkan dua tangannya dan berdoa, “Ya Allah, susutkanlah jumlah mereka dan musnahkanlah.”
Setelah itu, ia mengamati wajah mereka, lalu bersenandung.
Di mana pun aku mati, aku tak peduli
asalkan iman tetap terpatri
Untuk Allah semua itu kulakukan
Dari-Nya, berkah kuharapkan
dari tetesan darah dan goresan luka
[Cms]
Sumber : 60 Sirah Sahabat Rasulullah SAW/Khalid Muhammad Khalid/Al Itishom