JEMAAH haji Indonesia akan tempati 70 maktab saat berada di Arafah untuk melaksanakan ibadah wukuf.
Ibadah wukuf yang dilaksanakan di Arafah ini menjadi puncak rangkaian ibadah haji.
Wukuf di Arafah merupakan rukun ibadah haji. Wukuf dilakukan mulai tergelincir matahari pada 9 Dzulhijjah hingga terbit fajar pada 10 Dzulhijjah.
Maktab merupakan kantor yang diberi kewenangan Pemerintah Arab Saudi untuk mengurus persiapan layanan ibadah haji, termasuk jemaah asal Indonesia.
Ada 70 maktab yang akan melayani 229.000 jemaah asal Indonesia. Mereka tergabung dalam kantor layanan Asia Tenggara.
Maktab bertanggung jawab dalam mempersiapkan layanan akomodasi, transportasi, dan termasuk juga katering, khususnya makanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Baca juga : Skema PPIH dalam Menyambut Puncak Haji
Jemaah Haji Indonesia Akan Tempati 70 Maktab di Arafah
Dilansir dari haji.kemenag.go.id, Kabid Perlindungan Jamaah (Linjam) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Harun Al Rasyid menjelaskan, kedatangan jamaah ke Arafah sesuai jadwal dan rute pergerakan yang telah disusun oleh Satuan Operasi (Satop) Armina atau Masyair yakni, satuan operasional Arafah, Mudzalifah, dan Mina.
“Jemaah akan bergerak pada 8 Dzulhijjah mulai pukul 07.00 hingga 22.00 WAS. Itulah waktu bergerak jamaah,” ujarnya, saat meninjau langsung kesiapan tenda di Arafah.
Menurut Harun, pada 9 Dzulhijjah saat itulah pelaksanaan wukuf di Arafah.
Dimulai Shalat Dzuhur berjamaah, kemudian khutbah wukuf, doa dan dzikir.
Setelah itu jamaah dipersilakan untuk melaksanakan ibadah secara pribadi.
Selama di Arafah, jamaah haji sebaiknya berdiam diri di tenda dan memperbanyak amalan ibadah seperti membaca Al-Qur’an, zikir dan lainnya. Termasuk memanjatkan doa.
Arafah merupakan tempat terbaik untuk memanjatkan doa. Seluruh doa yang dihaturkan disana niscaya akan dikabulkan sebagaimana terkabulnya doa Nabi terdahulu saat berada di Arafah.
“Pada tanggal 9 Dzulhijjah, jemaah bergerak dari Arafah ke Muzdalifah mulai pukul 19.00 WAS,” ujarnya.
Dari Muzdalifah jamaah haji kembali bergerak menuju Mina pada malam 10 Dzulhijjah. Sebab pada 10 Dzulhijjah, jamaah harus melaksanakan wajib haji yakni jumratul Aqobah. Setelah itu kembali ke pemondokan atau tenda di Mina.
Selanjutnya, pada 11 Dzulhijjah jemaah haji melaksanakan jumratul Ula, Wustha, Aqobah. Hal yang sama juga dilakukan pada 12 Dzulhijjah. [MRR]