SAHABAT Muslim, ada 6 titik kritis kehalalan bahan dan alat pada saat membuat kue kering. Ternyata penting lho untuk melakukan pengecekan bahan dan alat sebelum kita membuat kue kering.
Pasalnya, jika ada bahan dan alat yang non-halal akan mengakibatkan haramnya kue yang kita buat itu.
Idul Fitri merupakan perayaan hari raya yang menjadi salah satu simbol dan momen kemenangan bagi umat Islam. Momen kemenangan ini dicapai setelah umat Islam berpuasa kurang lebih 30 hari pada bulan Ramadan.
Hari Raya Idul Fitri di Indonesia biasanya harus ada nastar dan kue kering lainnya yang disajikan di rumah atau dijadikan hampers untuk saudara dan kerabat dekat.
Sebagai seorang muslim, tentu jangan sampai kue-kue yang kita makan, bagikan ataupun kita jual mengandung bahan-bahan yang tidak halal atau diproduksi dengan alat-alat dari bahan yang tidak halal pula.
Baca Juga: Titik Kritis Kehalalan Jus Buah Kemasan
6 Titik Kritis Kehalalan Bahan dan Alat dalam Kue Kering
Dikutip dari Instagram @halalcorner, yuk kita cek, apa aja sih yang harus diperhatikan saat kita akan membuat kue kering?
1. Tepung terigu
Dalam proses pembuatan tepung ini, kerap kali ditambahkan bahan-bahan tambahan.
Contohnya L-Sisten (asam amino) yang bisa saja diproduksi secara industri melalui hidrolis rambut manusia, babi, dan unggas. Inilah yang menjadi titik kritis kehalalan tepung terigu.
2. Mentega dan Margarin
Mentega biasanya terbuat dari susu sapi, namun harus diperhatikan proses pembuatannya. Apakah menggunakan proses fermentasi atau tidak.
Jika mentega melalui proses fermentasi, maka dapat diragukan kehalalannya apabila media tumbuhnya bakteri asam laktat yang mengandung bahan yang tidak halal.
Berbeda dengan margarin yang bisa berasal dari minyak dan lemak nabati atau hewani.
Jika dari hewani seperti lemak sapi atau sapi yang tidak disembeli secara syar’i akan menjadikan margarin yang dihasilkan menjadi tidak halal.
3. Gula
Jika proses refinasi pada pembuatan gula menggunakan gelatin atau granula karbon aktif yang berasal dari hewan, kita harus memastikan itu bukan berasal dari babi atau hewan yang disembelih dengan cara tidak syar’i.
4. Coklat
Proses pembuatan coklat terkadang membutuhkan emulsifier yang bisa berasal dari produk hewani ataupun nabati.
Salah satu contoh dari lemak nabati yang ekonomis digunakan adalah Cocoa Butter Substitute (CBE).
CBE terbuat dari minyak sawit yang bisa melibatkan proses enzimatis dengan menggunakan enzim yang berasal dari hewan termasuk babi atau hewan yang tidak disembelih dengan cara tidak syar’i.
5. Kuas
Penggunaan kuas ini kadang luput dari pandangan seorang muslim, padahal bisa jadi terbuat dari bulu babi.
Sebagai alternatif, kamu bisa menggunakan kuas berbahan sintetis seperti kuas yang terbuat dari silikon atau polyester sebagai olesan yang dipakai saat membuat kue.
6. Keju
Keju bisa berasal dari susu sapi, kambing, unta ataupun domba. Namun harus diperhatikan proses penggumpalan susu yang membutuhkan mikroorganisme.
Contohnya, enzim rennet yang harus dipastikan tidak mengandung bahan yang diharamkan dalam proses mikrobial.
Sementara, jika enzimnya berasal dari lambung anak sapi, maa perlu diperhatikan cara penyembelihannya.
View this post on Instagram
Ternyata, banyak hal yang harus diperhatikan ketika hendak membuat kue kering. Jika memiliki keterbatasan waktu, kamu bisa membeli kue dari toko yang sudah bersertifikat halal.
Namun, jika ingin membuat sendiri, pastikan menggunakan bahan-bahan yang sudah bersertifikasi halal demi menghindari terdapatnya bahan non-halal atau syubhat yang mungkin terdapat pada bahan yang kita pakai.[ind]