ChanelMuslim.com – Jangan marah, untukmu surga. Hadits ini mungkin sudah sering kita dengar ya, bahkan anak-anak TK pun sudah hafal dan sering sekali mengingatkan orang tuanya mengenai hal ini. Akan tetapi, mengapa sangat sulit dilakukan?
K.H. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc. memberikan penjelasan mengenai marah.
Dalam al-Qur’an disebutkan:
وَا لَّذِيْنَ يَجْتَنِبُوْنَ كَبٰٓئِرَ الْاِ ثْمِ وَا لْفَوَا حِشَ وَاِ ذَا مَا غَضِبُوْا هُمْ يَغْفِرُوْنَ
“dan juga (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah segera memberi maaf,” (QS. Asy-Syura: 37)
Ayat ini mengingatkan bahwa di antara karakter orang beriman itu mampu mengendalikan marah dengan cara memberi maaf, bukan dengan melampiaskankannya.
Lebih terpuji lagi bila orang yang mengendalikan marahnya itu orang yang sedang dalam posisi berkuasa atau bisa melampiaskannya tanpa ada sesuatu yang menghalanginya tetapi dia menahannya.
Sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam:
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِنْ أَيِّ الْحُورِ شَاءَ
“Barangsiapa yang menahan marah padahal dia mampu melampiaskannya, niscaya Allah tabaraka wa ta’ala memanggilnya di tengah kerumunan manusia sehingga dia bebas memilih bidadari yang dia sukai.” (Musnad Ahmad 15084)
Baca Juga: Keutamaan Menahan Amarah
Jangan Marah, Untukmu Surga
Marah adalah perangai buruk dan tercela. Siapa yang suka marah maka dia akan dikenal sebagai orang yang buruk perangainya dan tercela.
Jadi, marah akan membuat pelakunya tercela dan rusak nama baiknya, karena semua orang tidak suka dengan tindakan marah.
Karena itu, salah besar jika ada orang yang menjadikan marah sebagai cara untuk mendongkrak popularitas atau pencitraan.
Kalaupun popularitasnya meningkat tetapi keburukan akibat marahnya itu akan menghancurkan kepribadiannya sehingga membuat orang tidak simpati.
Kalau pun ada orang yang bersimpati mungkin hanya sementara tetapi lama kelamaan akan muak dengan perangai buruk marah-marahnya itu.
Ibaratnya seperti orang yang membangun rumah tapi setelah bangunan
itu selesai dihancurkannya lagi.
Lebih buruk lagi bila marah-marah ini terus diperturutkan, sekalipun hanya akting misalnya, tetapi lama kelamaan akan membentuk karakternya.
Bila sudah menjadi karakter maka setan akan mudah mengendalikannya dan pada suatu saat akan dijerumuskannya ke dalam tindakan kekerasan yang bisa menghancurkan kehidupannya.
Organ utama yang terkena imbas buruk tindakan suka marah ini adalah hati. Marah-marah bisa membuat hati keras. Bila hati sudah keras maka semua tindakannya pun berupa kekerasan.
Jantung pun bahkan ikut terimbas sehingga harus bekerja di luar batas normalnya dan bisa menimbulkan banyak penyakit fisik lainnya. Muka cepat tua dan makin buruk tampilannya.
Karena akibat berbahaya yang demikian besar, baik menyangkut kesehatan mental atau pun fisik, maka Islam melarang perangai suka marah dan memberi ganjaran sangat besar bagi orang yang bisa mengendalikannya. Sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam:
لا تَغْضَبْ، ولكَ الجنة (رواه الطبراني)
“Jangan marah dan untukmu surga”. (HR. Thabrani).