TIDAK ada yang sia-sia dalam amal baik kita. Balasannya di dunia dan akhirat.
Kisah tentang Ummu Salamah, salah seorang istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam begitu menarik. Amal dan jihadnya bersama suami lamanya berbalas kebaikan.
Nama aslinya Hindun binti Abu Umayyah. Beliau tergolong putri bangsawan Quraisy. Hindun merupakan sepupu dengan Khalid bin Walid, dan sepupuan juga dengan Abu Jahal.
Mereka merupakan keluarga besar dari Bani Makhzum. Keluarga bangsawan Quraisy yang begitu memusuhi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Bisa dibilang, Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha merupakan pengecualiannya.
Suami lamanya bernama Abdullah bin Abdul Asad. Biasa dikenal dengan Abu Salamah. Keduanya merupakan pasangan ideal untuk suami istri yang mujahid dan totalitas mendukung perjuangan Rasulullah.
Kalau sebagian besar kaum muslimin hijrahnya satu kali, yaitu dari Mekah ke Madinah, Ummu Salamah dan suami hijrahnya dua kali. Ia dan suami terlebih dahulu hijrah ke Habasyah atau Etiophia yang berada jauh di selatan Mekah, baru kemudian hijrah ke Madinah yang berada di utara Mekah.
Suatu hari ketika suami istri ini sudah menetap di Madinah, Ummu Salamah bertekad untuk tidak menikah lagi kalau suaminya wafat.
Ia mengatakan ke suaminya, kalau seorang suami wafat dalam jihad, istrinya akan ikut masuk surga. Dan di surga nanti, ia akan berkumpul dengan suaminya.
“Aku tidak ingin menikah lagi setelah ini,” ucapnya yang didengar langsung oleh suaminya.
Abu Salamah menyangkal itu. “Kalau engkau patuh denganku, jangan lakukan itu. Boleh jadi, Allah akan menganugerahkanmu suami yang lebih baik dariku,” ucap suaminya.
Benar saja. Firasat keduanya menjadi kenyataan. Abu Salamah syahid dalam Perang Uhud di tahun ketiga hijriyah. Kejadian itu mengingatkannya kembali tentang ucapan suaminya: suami yang lebih baik dari suami lamanya. Siapa?
Di luar dugaannya, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan pesan ke anak atau ponakan Ummu Salamah. Pesannya, Rasulullah akan melamar Ummu Salamah.
Ummu Salamah terkejut. Ia membalas pesan Rasulullah untuk tidak perlu datang ke rumahnya, biarkan ia sendiri yang akan datang ke rumah Rasulullah agar tidak merepotkannya.
Ketika bertemu Rasulullah, Ummu Salamah mengungkapkan ketidakpantasannya menjadi istri Rasul. Antara lain, ia sudah tidak muda lagi. Anaknya banyak. Usia Ummu Salamah saat dilamar Rasulullah sekitar hampir empat puluh tahun.
Namun akhirnya Rasulullah menikahi Ummu Salamah pada tahun keempat hijriyah. Pernikahan itu menjadikan Bani Makhzum, keluarga besar Ummu Salamah di Mekah, mulai tidak lagi merasa patut untuk memusuhi Rasulullah. Pernikahan dalam tradisi Arab merupakan bersatunya dua keluarga besar.
Hal itu pula yang boleh jadi menjadikan Khalid bin Walid radhiyallahu ‘anhu tidak merasakan halangan untuk masuk Islam. Khalid bin Walid masuk Islam setelah beberapa tahun sepupunya, Ummu Salamah, menjadi istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ummu Salamah wanita cerdas. Tidak kurang dari 388 hadis periwayatannya melalui beliau. Sebagian besarnya, disahihkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.
Ummu Salamah Allah takdirkan menjadi istri Rasulullah yang paling akhir wafat. Ia wafat di usia 80 tahun lebih, atau setelah 47 tahun Rasulullah wafat.
**
Selalulah bersungguh-sungguh beramal yang terbaik. Yakinlah bahwa amal yang terbaik akan berbalas dengan yang lebih baik: dunia dan akhirat.
Hal jazaa ul-ihsaani illal ihsaan. “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula.” (QS. Ar-Rahman: 60) [Mh]