KEBOSANAN dalam pernikahan ditulis oleh Cahyadi Takariawan, seorang Konselor Ketahanan Keluarga, pendiri Wonderful Family Institut.
Kebosanan adalah problem manusia modern. Kita mudah bosan dengan segala sesuatu.
Menurut Yogesh Malik (2018), manusia purba tidak mengalami kebosanan.
Inilah yang telah memasuki kehidupan romantis dalam keluarga kita.
Manusia sangat cepat bosan dengan kehidupan rumah tangga.
Banyak orang tidak betah menjalani kehidupan monoton, hidup bersama dengan orang yang sama dalam waktu lama.
Maka Anda harus keluar dari jebakan kebosanan ini.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Ambil waktu luang, dan lakukan kencan berdua saja. Nikmati kebersamaan Anda, berdua dengan pasangan.
Menurut Hafizh Muneeb (2022), berkencan dengan pasangan tidak harus melakukan hal-hal yang berlebihan –misalnya pergi tamasya ke Paris dengan pesawat pribadi.
“Saya sedang berbicara tentang meluangkan waktu khusus untuk bersama, hanya Anda berdua. Anda bahkan dapat mengatur tanggal ini di rumah saja”, ungkap Muneeb.
Ya benar. Tidak terlalu penting di mana momentum itu diciptakan.
Kebosanan dalam Pernikahan
Yang lebih penting adalah kemampuan untuk menikmati momentum itu bersama pasangan, dan merasakan kebahagiaan serta keceriaan bersama pasangan.
Mari kita meneladani Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam kemampuan membangun kebersamaan dengan istri beliau.
Kita tengok salah satu episode kencan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan Aisyah.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam rela menemani Aisyah berlama-lama melihat pertunjukan.
Aisyah sangat bahagia berlama-lama bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan posisi yang sangat romantis.
Aisyah menceritakan bahwa dirinya dengan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyaksikan pertunjukan orang-orang Habasyah.
Baca juga: Pentingnya Komunikasi dengan Pasangan
Ujar Aisyah, “Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdiri di pintu lalu aku mendatanginya dan aku letakkan daguku di atas pundaknya dan aku sandarkan wajahku di pipinya”.
Masyaallah, betapa romantis posisi beliau berdua.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata, “Sudah cukup (engkau melihat mereka bermain)”. Aku berkata, “Wahai Rasulullah, jangan terburu-buru”.
Lalu beliau (tetap) berdiri untukku (agar aku bisa terus melihat mereka). Kemudian beliau berkata, “Sudah cukup”. Aku berkata, “Wahai Rasulullah, jangan terburu-buru”.
Aisyah berkata, “Sebenarnya aku tidak ingin terus melihat mereka bermain.”
Masyaallah. Luar biasa contoh kebersamaan beliau berdua.[Sdz]