KOMUNIKASI dengan pasangan adalah hal yang penting.
Cahyadi Takariawan seorang Konselor Ketahanan Keluarga, pendiri Wonderful Family Institut mengatakan salah satu pemicu munculnya kebosanan dan kelelahan dalam pernikahan adalah tidak adanya obrolan yang dalam dan menyenangkan.
Hidup bersama dalam rumah tangga dalam waktu lama, yang diobrolkan hanya angka-angka kebutuhan harian.
Biaya bayar SPP sekolah anak-anak, listrik, gas, beras, gula, pulsa, dan lain sebagainya.
Tak ada obrolan cinta dan suasana mesra.
Sibuk berumah tangga, lelah mencari penghidupan, dan lupa membangun kelekatan. Inilah yang banyak dialami pasangan suami istri.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Alexandra Saperstein dari situs YourTango (2019) menyatakan, keterbukaan adalah satu paket dalam komitmen yang dibangun sejak awal pernikahan.
Terbuka dengan pasangan adalah bagian dari komitmen pernikahan, bukan sesuatu yang asing atau perlu dibangun secara terpisah.
Saperstein menyatakan, “Ketika kita menjalin hubungan yang berkomitmen, komitmen ini harus mencakup kewajiban untuk menyampaikan keluhan dengan hormat dan bukannya menyimpan kebencian kita secara pribadi”.
Pentingnya Komunikasi dengan Pasangan
Baca juga: Agar Keluargamu Tetap Sakinah
Terkadang seorang istri berharap suaminya mengerti sendiri keinginan, pikiran dan perasaannya.
Harapan seperti ini tentu berlebihan, dan justru menghadirkan kekecewaan.
Sejatinya suami dan istri harus saling membuka diri, agar dimengerti dan dipahami.
Mengasumsikan pasangan akan mengerti dengan sendirinya semua perasaan, keinginan dan kebutuhan Anda, justru berpotensi membuat Anda semakin kecewa dan terluka.
Sebaiknya Anda bicara. Miliki tradisi bercengkerama, misalnya saat makan malam, sebelum tidur atau setelah pulang kerja.
Nikmati keterbukaan dan kebersamaan. Bicara pelan-pelan, dari hati ke hati.
Jangan berpikir menyerang, menyalahkan dan merendahkan pasangan.
Tunjukkan rasa hormat dan penghargaan, niscaya obrolan Anda menyenangkan.[Sdz]