SEJUMLAH calon siswa Sekolah Rakyat turut bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Namun, jika sudah masuk sekolah berasrama ini, siswa tidak boleh lagi bekerja.
Merespons celah pemasukan jika siswa masuk Sekolah Rakyat, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono mengatakan orang tua siswa akan diberdayakan, dalam artian dibuat mampu produktif dan mendapatkan penghasilan.
Baca juga: Sekolah Rakyat Dibuka Mulai Juli 2025 dengan Konsep Pendidikan Berbasis Teknologi
Siswa Sekolah Rakyat Tidak Diperbolehkan Bekerja
Sebagai contoh, jika berminat membuka usaha, maka akan diberi pelatihan dulu, kemudian diberi lapangan usaha dan fasilitasi permodalan.
“Nilainya memang tidak besar, sekarang itu per KPM (keluarga penerima manfaat) sekitar Rp 5 juta,” ucapnya pada Diskusi Redaksi Sekolah Tanpa Sekat: Menembus Batas Lewat Sekolah Rakyat di Amanaia Menteng, dikutip dari berbagai sumber (26/6/2025).
Sekolah Rakyat diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Sekolah jenjang SD sampai SMA ini mewajibkan siswanya tinggal di asrama untuk menjalani pendidikan akademik, karakter, dan keterampilan (skill). Para siswa dilarang bekerja sambil sekolah.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Agus Jabo menegaskan, untuk membantu orang tua calon murid Sekolah Rakuat tersebut, maka pemberdayaan disiapkan bersama dengan perbaikan rumah.
“Jadi mereka itu, anaknya nanti kita sekolahkan, orang tuanya diberdayakan. Dan ini yang terberat lagi rumahnya harus kita perbaiki (jika tidak layak huni),” ucapnya.
“Ini sedang kita skemakan gimana caranya kita bisa memberdayakan orang tuanya dan memperbaiki rumah itu. Kita sedang berusaha keras supaya kemudian bekerja sama dengan pihak-pihak swasta, pihak-pihak filantropi, supaya mendekat: ikut program pemberdayaan untuk orang tua calon-calon siswa dan memperbaiki rumah itu,” sambungnya. [Din]