PERJUANGAN membela Islam bisa dari beragam pintu. Hal ini dijelaskan oleh Ustaz K.H. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc. yang menukil surat Yusuf ayat 67.
وَقَا لَ يٰبَنِيَّ لَا تَدْخُلُوْا مِنْۢ بَا بٍ وَّا حِدٍ وَّا دْخُلُوْا مِنْ اَبْوَا بٍ مُّتَفَرِّقَةٍ ۗ وَمَاۤ اُغْنِيْ عَنْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍ ۗ اِنِ الْحُكْمُ اِلَّا لِلّٰهِ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۚ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُوْنَ
“Dan dia (Ya’qub) berkata, Wahai anak-anakku! Janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berbeda;
Namun demikian, aku tidak dapat mempertahankan kamu sedikit pun dari (takdir) Allah. Keputusan itu hanyalah bagi Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya pula bertawakallah orang-orang yang bertawakal.” (Yusuf: 67)
Ayat ini oleh sebagian ulama dakwah sering dijadikan inspirasi perjuangan dakwah Islam, karena mengabadikan pesan seorang Nabi kepada anak-anaknya.
Inspirasi itu berupa satu kaidah perjuangan yang menegaskan bahwa memperjuangkan Islam harus dilakukan melalui banyak pintu yang saling sinergi.
Ini karena perjuangan menegakkan Islam dalam kehidupan ini merupakan proyek besar dan berat. Tidak bisa ditangani oleh satu atau dua ormas besar sekalipun.
Akan tetapi, harus melibatkan seluruh kaum muslimin, dari semua kalangan. Juga melalui semua pintu, baik pintu politik, ekonomi, budaya, pendidikan, militer, ataupun pintu-pintu lainnya.
Baca Juga: Jangan Membela Palestina karena Kasihan
Perjuangan Membela Islam dari Beragam Pintu
Allah menakdirkan umat Islam tidak bersatu dalam satu wadah ormas atau partai, barangkali untuk suatu hikmah. Yaitu agar semuanya berjuang membela Islam ini dari banyak pintu.
Hal paling penting yang harus dijaga, bahwa keberadaan kaum muslimin di berbagai wadah ormas, partai dan lainnya itu harus saling sinergi dan kordinasi.
Semuanya membawa misi memperjuangkan Islam dari pintu-pintu yang beragam, dan tidak boleh saling menyerang dan melemahkan.
Jika saling menyerang dan melemahkan, berarti keberadaan mereka di berbagai “pintu” itu hanya sekedar mencari makan dan tidak membawa misi perjuangan Islam.
Mereka yang dipesan oleh Nabi Ya’kub di dalam ayat ini memiliki hubungan persaudaraan yang sangat kuat.
Ini juga harus menjadi inspirasi lain, karena tanpa ikatan persaudaraan Islam yang kuat, umat Islam akan mudah dipecah dan diadu domba.
Inspirasi ini menjadi sangat penting karena umat Islam saat ini juga sedang menghadapi situasi yang digambarkan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam sabdanya berikut:
يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
“Hampir-hampir bangsa-bangsa memperebutkan kalian (umat Islam), layaknya memperebutkan makanan yang berada di mangkuk.
Seorang laki-laki berkata, Apakah kami waktu itu berjumlah sedikit? beliau menjawab: Bahkan jumlah kalian pada waktu itu sangat banyak, namun kalian seperti buih di genangan air.
Sungguh Allah akan mencabut rasa takut kepada kalian, dan akan menanamkan wahn ke dalam hati kalian.
Seseorang lalu berkata, Wahai Rasulullah, apa itu wahn? beliau menjawab: Cinta dunia dan takut mati.” (Sunan Abu Dawud 3745).[ind]
Sumber: https://t.me/robbanimediatama