INDONESIA menuju baldatun toyyibatun wa rabbun ghofuur, Ustaz Iman Santoso, Lc. menjelaskan makna Surat Saba ayat 15.
Allah Subhanahu wa taala berfirman:
{ لَقَدۡ كَانَ لِسَبَإٖ فِي مَسۡكَنِهِمۡ ءَايَةٞۖ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٖ وَشِمَالٖۖ كُلُواْ مِن رِّزۡقِ رَبِّكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لَهُۥۚ بَلۡدَةٞ طَيِّبَةٞ وَرَبٌّ غَفُورٞ }
“Sungguh, bagi kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan),
“Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.” [Saba’: 15]
Cerita tentang negeri Saba di Yaman, adalah kisah yang unik.
Karena menyebutkan kriteria negeri yang baik, yang disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu: Baldatun Toyyibatun Wa Rabbun Ghofuur, yakni negeri yang baik, subur, makmur dan tentram.
Dan Allah mengampuni mereka jika beriman dan bersyukur kepada Allah.
Ibnu Katsir berkata, dalam Tafsirnya: Saba adalah raja-raja Yaman dan rakyatnya, dan kaum Tabi`ah termasuk di antara mereka, dan Bilqis termasuk bagian mereka, dan mereka berada dalam rahmat dan kebahagiaan, dan Allah mengirim utusan kepada mereka untuk memerintahkan mereka makan dari rezeki Allah, dan bersyukur kepada-Nya dengan mengesakan-Nya dan menyembah-Nya, dan mereka melakukan hal itu sebagaimana yang dikehendaki Allah, kemudian mereka berpaling dari apa yang diperintahkan kepada mereka, maka mereka disiksa dengan mengirimkan air bah dan berantakan di negeri tersebut.
baca juga: Menggambarkan Elegansi Indonesia: Kolaborasi Kreatif di Sarinah Thamrin
Indonesia Menuju Baldatun Toyyibatun Wa Rabbun Ghofuur
Bagaimana dengan Indonesia ? Indonesia juga negeri yang subur makmur, zamrud Khatulistiwa dan negeri yang baik.
Penduduknya kemudian menerima Islam secara sukarela, maka jadilah negeri muslim terbesar di dunia. Islam masuk ke Nusantara kemudian membentuk banyak kerajaan Islam, di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Lombok, Papua dll.
Setelah itu penjajah datang, salah satunya adalah Belanda, yang lama berusaha menguasai Nusantara, tetapi rakyatnya melawan.
Karena memiliki kesamaan sejarah, maka mereka bersepakat untuk merdeka dan membentuk satu negara yang bernama Indonesia.
Setelah merdeka 79 tahun, Indonesia belum meraih cita-cita kemerdekaannya, yaitu aman, adil dan sejahtera lahir batin untuk semua rakyatnya, atau dalam istilah Al-Qur’an, Baldatun Toyyibatun Wa Rabbun Ghofuur.
Oleh karena itu, saatnya rakyat Indonesia melakukan Gerakan Perubahan, Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Ar-Ra’d: 11)
Rakyat Indonesia harus optimis untuk meraih cita-cita kemerdekaannya. Dan salah satu momentum terbaiknya pada Pemilu 2024.
Memilih Capres dan Cawapres RI terbaik pada tanggal, 14 Februari 2024 dan Partai pengusungnya.
Pemimpin terbaik menurut pandangan Islam, adalah pemimpin yang memiliki 4 sifat: shidiq (integritas moral dan etika), fatonah (cerdas dan memiliki kompetensi), tabligh (komunikatif dan transparan) dan amanah (rekam jejak yang baik).
Di antara ciri khas negeri yang baik adalah negeri yang aman, adil dan makmur, rakyatnya beriman, beribadah pada Allah dan bersyukur pada-Nya atas karunia-Nya.
Sedangkan Presiden dan wakilnya adalah muslim yang baik, taat dan adil serta memiliki 4 sifat di atas. Dan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan doa pada kita:
ولا تسلطْ علينا منْ لا يرحمُنا
“Ya Allah, janganlah kami dipimpin oleh orang yang tidak sayang pada kami (orang zhalim).” (HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan At-Tabrani).
Harapan itu masih ada. Wallahu a’lam bis shawab.[ind]