SARINAH Thamrin hadir untuk menggambarkan elegansi Indonesia. Khususnya, sebagai wadah kolaborasi kreatif industri tanah air yang menampilkan karya-karya terbaik anak bangsa. Salah satunya, pameran akbar Jakarta Fashion Week (JFT) 2024.
Pangesti R Boedhiman, Project Manager Corporate Communication & CSR PT Sarinah, menuturkan bahwa ajang JFT 2024 memberikan banyak manfaat, terutama bagi diri pribadi. Ditemui oleh tim ChanelMuslim.com di Opening Ceremony JFT 2024, (24/1) lalu, menyebutkan dirirnya memang sering terlibat dalam satu pekerjaan bersama para desainer. Bahkan ajang ini menambah erat hubungan tersebut.
Baca juga: Jakarta Fashion Trend (JFT) 2024 CYBER-XOTIC
“Ketemu dengan desainer terus Indonesia Fashion Chamber ya dulu juga di pekerjaanku yang sebelumnya kan mereka terlibat di Jakarta Fashion Week terus aku pribadi juga dulu pernah bersama IFC dengan mereka,” ucap Pangesti R Boedhiman.
“Tapi kalau untuk Sarinah hal-hal yang terkait dengan tren seperti ini sebetulnya adalah sesuatu yang memperkuat,” lanjutnya.
Pangesti juga menerangkan, “Jadi segala upaya yang kita lakukan di Sarinah sebagai panggung karya. Apa namanya, panggung karya dari karya-karya terbaik di Indonesia. Nah kalau nanti main ke bawah itu kita bisa lihat bahwa di Instagram itu banyak banget, baik produk yang belum jadi berupa wastra maupun karya-karya designer yang memakai wastra lokal.”
Wastra sendiri merupakan sebutan untuk kain tradisional Indonesia. Wastra Nusantara tersebut kerap menjadi peraga meskipun tidak selalu bisa 100% mengikuti tren yang berlaku di luar. Hal ini dijelaskan Pangesti bahwa wastra Nusantara menjadi panah tren lantaran setiap tahun selalu diganti.
“Itu kalau misalnya 2024 maka di pertengahan tahun 2023 itu sudah keluar tuh kerennya gitu kan. Nah Indonesia unik karena masalahnya beragam-ragam,” ucap Pangesti.
Selain itu, Pangesti juga menjelaskan desain busana Indonesia yang beragam. Seperti pakaian daerah yang memadukan kearifan lokal. Kemudian terjadi perkembangan mode station yang luar biasa. Sehingga Wastra Nusantara menjadi semakin kaya.
“Yang kedua pakaian daerahnya level jeniusnya. Kalau kearifan lokalnya beda-beda seperti dari Jawa, dari Sunda, atau dari mana pasti beda-beda ini. Yang ketiga ya sekarang ini ada juga perkembangan tentang mode station yang luar biasa yang kalau teman-teman lihat kalau station atau station pun itu berbeda dengan yang ada di Indonesia,” jelas Pangesti.
“Bahkan di negara terdekat kita kenapa karena itu semua menyerap kekayaan wastra yang ada. Sehingga apa yang dilakukan oleh IFC menentukan arahan tren ke depan 2024 terus 2025 dan seterusnya. Itu menjadi penting agar kekayaan Nusantara kita semua dan lain-lain ini tapi bisa up to date dengan ukuran yang terjadi di luar sana,” tutup Pangesti. [Wnd]