YAYASAN Bina Keluarga Cendekia menggelar Workshop For Singlelillah yang mengangkat tema Cari jodoh? Biar Allah yang Pilih” di Jagakarsa. (Ahad, 13 November 2022)
Eka Erfiani, Personal Development Couch, mendorong peserta untuk mulai fokus pada diri sendiri dengan melakukan perenungan terhadap niat dan tujuan dari pernikahan karena menikah adalah perjalanan panjang yang membutuhkan persiapan baik dari segi kesiapan ilmu maupun kesiapan mental.
Sahabat Muslim, menikah yang melibatkan perasaan cinta ini haruslah dimulai dengan mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain, baik kepada pasangan dan anak-anak nanti.
Baca Juga: Hukum Menikah Tanpa Wali
Yayasan Bina Keluarga Cendekia Gelar Workshop For Singlelillah
Beberapa orang belum selesai dengan masalah yang ada pada dirinya, sehingga ia sulit mencintai diri sendiri.
“Sulit mencintai diri sendiri ini karena parameter yang digunakan terlalu tinggi dan tidak memahami apa yang diinginkan oleh diri sendiri,” ucap Eka.
Mencintai diri sendiri dimulai dengan mengenali karakter diri, setelah itu barulah menyelaraskan dengan kepribadian pasangan.
Hingga akhirnya kita dapat memahami dengan baik bahwa masing-masing memiliki nilai positif dan negatif.
“Nikah itu kompromi dan kolaboratif, ketika kita menikah kita harus tahu apa keinginan kita termasuk hal-hal yang bisa ditoleransi dan tidak bisa ditoleransi. Demikian pula terhadap pasangan,” jelas Eka.
Terkait memahami diri sendiri ini, Ammar Arisalah, penulis buku “Menikah tidak sebercanda itu”, juga mengatakan bahwa seseorang yang ingin menikah juga harus mengerti bagaimana sikapnya dalam merespon segala perasaan yang muncul dari dirinya.
Seperti, kata-kata apa yang keluar saat sedang marah, sedih, bahagia, kesepian dan lain sebagainya. Hal ini akan memengaruhi cara seseorang berkomunikasi dengan keluarga termasuk dengan pasangannya.
Selain itu kondisi psikologis seorang anak juga dipengaruhi dari komunikasi ke dua orang tuanya.
Ammar kemudian menceritakan bahwa banyak anak bermasalah di sekolah adalah akibat komunikasi antara ke dua orang tuanya yang buruk.
Ia kemudian menyadarkan pentingnya mengobati trauma masa lalu sebelum menikah agar seseorang dapat menjalani kehidupan rumah tangga tanpa harus melibatkan kesakitan yang dirasakan sebelumnya.
Oleh karena itu, di antara kriteria yang harus dipenuhi saat mencari jodoh adalah mengenali kesehatan mental calon pasangan kita, seperti: sudahkah ia berdamai dengan masa lalu?, bagaimana ia mengendalikan emosi?, bagaimana cara ia mengatasi masalah? dan lain sebagainya. [Ln]