ABDURRAHMAN Al-Khazin adalah salah seorang ilmuwan muslim terkemuka dalam bidang fisika, mekanik, dan astronomi. Al Khazin menciptakan alat pengukur ketebalan udara yang memberi jalan bagi Ilmuwan Italia, Galileo Galilei, untuk menciptakan thermometer.
Al-Khazin merupakan seorang ilmuwan yang telah lama terlupakan. Hanya pada masa belakangan inilah dia mendapat perhatian dari sebagian orang.
Dia adalah Abu Al-Fath Abdurrahman Al-Khazini. Dia lebih dikenal dengan nama Al-Khazen.
Kesamaan ejaan dalam bahasa-bahasa yang terdapat di Eropa antara nama Al-Khazin dengan nama populer dari Hasan bin Haitsam telah menyebabkan adanya ketidakjelasan dan tertukarnya identitas kedua ilmuwan terkemuka ini.
Baca Juga: Meneladani Sahabat Nabi dalam Menuntut Ilmu
Abdurrahman Al-Khazin Pencipta Alat Pengukur Ketebalan Udara
Ini harus diperhatikan bahwa nama Al-Khazin banyak disebutkan dalam referensi-referensi Arab.
Dr. Jamaluddin Al Fandi, di dalam sebuah risetnya yang diterbitkan bersama kumpulan kajian-kajian tentang peradaban Islam yang terbit dalam rangka memperingati 15 abad hijriyah menyebutkan bahwa nama Al-Khazin adalah Abdurrahman Abu Ja’far Al-Khazin.
Sedangkan Dr. Karam Ghanim di dalam bukunya “Malamih Min Hadharatina Al Ilmiah Wa A’lamuha Al Muslimin” menyebutkan bahwa nama lengkap Al-Khazin adalah Abu Manshur Abu Al-Fath Abdurrahman Al-KhaIni.
Tentang tempat kelahiran dan kehidupan Al-Khazin bisa dikatakan tidak banyak diketahui.
Namun menurut pendapat mayoritas ahli sejarah, dia dilahirkan pada pertengahan pertama dari abad keenam hijriyah, bertepatan dengan pertengahan pertama dari abad kedua belas masehi di kota Marwu di kawasan Khurasan Persia.
Dia menimba ilmu di tempat kelahirannya. Imam Baihaqi menyebutkan bahwa Al-Khawazin adalah seorang budak Romwi milik Ali Al-Khazim Al-Maruzi, lalu dia memakai nama tuannya.
Al-Khazin adalah seorang yang zuhud dia rela menerima segala bentuk kesederhanaan, baik dalam makanan, pakaian, maupun kehidupan.
Oleh karena itu, dia selalu berupaya menolak hadiah para penguasa dan penjabat dengan mengatakan, “Bagiku tiga dinar sudah cukup untuk biaya hidup selama setahun. Aku tidak memiliki apa-apa di rumah selain seekor kucing.”
Penemuan Ilmiah Al-Khazin
Karya Al-Khazin terfokus kepada dua disiplin ilmu. kedua disiplin ilmu tersebut pada saat ini dikenal dengan ilmu hidrostatik (salah satu cabang dari ilmu fisika) dan ilmu static (salah satu cabang dari ilmu mekanik).
Meskipun demikian diajuga memiliki karya dalam bidang ilmu astronomi. Berikut ini karya-karya ilmiah terpenting Al-Khazin:
– Al-Khazin melakukan riset tentang ketebalan dan cara pengidentitasannya pada setiap benda padat dan cair.
Ia juga melakukan riset tentang berat benda. Ia memberikan penilaian terhadap beberapa risetnya.
Yang membuat kita kagum kepadanya adalah, penilaian-penilaian yang ditemukan oleh ilmuwan di era modern saat ini.
Bahkan ketelitiannya melebihi hasil penilaian dari ilmuwan-ilmuwan Barat pada abad kedelapan belas.
– Al-Khazin menjelaskan bahwa rumus archimedes (Archimedes Principle) yang secara khusus berhubungan dengan benda-benda yang terdapat di dalam gas.
Dia juga melakukan riset tentang kaedah buih, seberapa besar bagian-bagian dari benda-benda yang terdapat di dalam buih yang berada di permukaan benda cair.
– Al-Khazin berhasil menciptakan sebuah alat yang berfungi untuk mengukur ketebalan udara dan gas (alat tersebut sejenis aerometer).
Ketika nilai ketebalan tergantung kepada suhu udara, maka alat yang dia temukan merupakan langkah awal yang amat penting dalam mengukur suhu udara.
Penemuan Al-Khazin ini telah memberi jalan bagi Ilmuwan Italia yang bernama Galileo Galilei (1564 – 1642 M) untuk menciptakan termometer, sebagaimana disebutkan oleh DR. Jamaluddin Al Fandi.
– Al-Khazin mempunyai beberapa riset tentang tumpukan udara dan tekanannya terhadap permukaan dan benda.
Dalam hal ini dia telah mendahului ilmuwan Italia yang bernama Toricelli -yang dianggap oleh para sejarahwan Barat sebagai ilmuwan pertama dalam hal ini- Selam lima abad penuh.
– Dia melakukan riset tentang gaya gravitasi bumi. Abu Ar-Raihan Al-Biruni adalah orang pertama yang membahas permasalahan ini.
Al-Khazin menyebutkan bahwa benda-benda yang jatuh akan mengarah ke permukaan bumi. Hal itu disebabkan adanya kekuatan yang menariknya ke arah pusat bumi.
Dalam riset ini dia berhasil menyimpulkan bahwa kekuatan-kekuatan gaya gravitasi tergantung kepada jarak benda yang jatuh dengan pusat bumi.
– Al-Khazin juga menyempatkan diri melakukan riset tentang pusat-pusat berat berbagai benda dan cara menentukannya.
Dengan riset ini ia berhasil menyimpulkan bagaimana caranya mengangkat benda dan beberapa alat yang sederhana.
– Dia berhasil menciptakan timbangan khusus yagn mempunyai lima anak timbangan, salah satunya bergerak di atas rol yang mempunyai beberapa tingkatan.
Dengan timbangan tersebut, kita akan bisa membedakan antara batu mulia yang asli dan yang palsu.
– Dalam bidang ilmu astrnomi, Al-Khazin melakukan pemantauan yang amat detil yang pada akhirnya menjadi rujukan dan acuan bagi ilmuwan pemantauan terhadap posisi beberapa bintang..
Karya Tulis Al-Khazin
– “Mizan Al-Hikmah.” BUku ini merupakan salah satu buku ilmu pengetahuan alam terpenting yang ditulis oleh ilmuwan muslim.
Buku ini dianggap penting karena mencakup banyak riset baru dan pembahasannya yang banyak menguraikan hal-hal baru yagn tidak dikenal dan diketahui sebelumnya.
Misalnya, perluasan ruang lingkup kaedah Archimedes sehingga kaedah tersebut juga mencakup prinsip tentang gas, riset tentang ketebalan udara dan riset-riset lain.
– “Az-Zaij Al-Mu’tabar As-Sanjari.” Buku ini berbicara tentang ilmu astronomi. Al-Khazin menamai bukunya ini dengan nama Sultan Sanjar.
Hal terpenting yang dimuat dalam buku ini adalah hasil pemantauan yagn dilakukan oleh Al-Khazin terhadap posisi beberapa bintang pada tahun 509 H, di samping itu juga terdapat beberapa pemantauan penting yang dimuat dalam buku ini.
Komentar Tentang Al-Khazin dan Bukunya, “Mizan Al-Hikmah”
Profesor Mushthafa Nazhif, seorang peneliti dan pemerhati sejarah peradaban Arab dan Islam, mengatakan, “Yang menakjubkan adalah penulis buku “Mizan Al-Hikmah” mengetahui hubungan keselarasan antara kecepatan benda yang jatuh ke permukaan bumi, jarak, dan waktu tempuhnya.
Ini merupakan suatu hubungan yagn telah ditetapkan oleh hukum, akan tetapi kemudian diklaim sebagai penemuan Galileo pada abad ketujuh belas Masehi.”
Pada saat Profesor Mushthafa menulis pernyataan ini, dia belum tahu siapa penulis buku tersebut. Anehnya, dia menyebutkan pendapat Draber yang menguatkan bahwa buku tersebut adalah karya Al-Hasan bin Al-Haitsam.
Dalam hal ini memang sering terjadi kekeliruan dalam membedakan antara Al-Hasan bin Al-Haitsam yang juga dikenal dengan Al-Khazin dengan Al-Khazin yang sedang kta bicarakan.
George Sarton, ketika mengomentari buku “Mizan Al-Hikmah,” mengatakan, “Ini adalah buku yang paling bagus yang berbicara tentang pembahasan ini dan buku terbaik yagn ada pada abad pertengahan.”
Sumber: 147 Ilmuan Terkemuka Dalam Sejarah Islam, Muhammad Gharib Gaudah, Pustaka Al Kautsar
[Ai/Ln]