• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Sabtu, 17 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Khazanah

Antara Tragedi dan Kemuliaan

November 14, 2022
in Khazanah
Manusia Terbaik

(foto: pinterest)

77
SHARES
596
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

ANTARA tragedi dan kemuliaan. Indonesia kembali menjadi berita di media internasional. Ironisnya, berita yang muncul (lagi-lagi) adalah kabar duka.

Aljazeera English menulis, “More Than 100 Killed in Stampede”. TRTWorld menulis, “At Least 120 Dead in Soccer Stampede”.

Arab News menulis, “Nearly 200 People were Killed”. Skysport.com menulis “Indonesia: At Least 174 People Killed After Riot at Football Match”.

Jaringan media Australian Broadcasting Corp mencatat dari tahun 1994 sampai 2019 sekitar 74 suporter sepakbola di Indonesia tewas karena kekerasan.

Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti menulis mengenai tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu.

Banyak yang menyoroti tindakan aparat yang melontarkan gas air mata ke penonton yang berada di area tertutup dengan pintu-pintu keluar terbatas merupakan tindakan di luar batas nalar.

Problem lain yang belakangan muncul adalah panitia penyelenggara diduga menjual tiket melebihi jumlah penonton yang direkomendasikan kepolisian.

Tiket yang dijual sebanyak 42 ribu, sedangkan rekomendasi kepolisian hanya 38 ribu.

Apapun, yang terjadi di Stadion Kanjuruhan (1/10) adalah tragedi. Untuk kesekian kalinya nyawa manusia sangat murah harganya di negeri tercinta.

Innalillahi wa innailaihi rajiun.

Saya membayangkan saat anak-anak muda itu berebut menyelamatkan diri keluar dari arena pertandingan, di tanggal 2 Oktober 835 tahun lalu, ribuan pemuda seumuran mereka bergemuruh meneriakkan takbir.

Antara Tragedi dan Kemuliaan

Tepat di hari itu, salib raksasa yang terpasang di atas Kubah al Sakrah selama 88 tahun diturunkan, mengiringi kemenangan pasukan Muslimin yang dipimpin Sang Pahlawan Shalahuddin Al Ayyubi.

Baitul Maqdis yang diperjuangkan dengan darah dan air mata oleh para ulama dan syuhada akhirnya kembali mulia. Adzan kembali dikumandangkan menandai didirikannya shalat Jumat setelah sekian lama.

Kabar kemenangan itu segera menyebar ke seluruh penjuru bumi. Para khatib mengabarkannya melalui mimbar-minbar shalat Jumat.

Muslimin di seluruh dunia menyambut kemenangan itu dengan penuh keharuan dan bahagia tak terkira.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Ustaz Bachtiar Nasir Sampaikan Belasungkawa

View this post on Instagram

 

A post shared by Uttiek M Panji Astuti (@uttiek.herlambang)


Jangan membayangkan di Baitul Maqdis terjadi chaos akibat pihak lawan terkalahkan. Sang Panglima Shalahuddin dengan segala kearifannya menjamin keamanan Pasukan Salib yang keluar dari negeri itu.

Mereka yang tertawan dibebaskan dengan tebusan yang sangat ringan, tak kurang dari 10 dinar saja. Bahkan sebagian besar dibebaskan dengan kemurahan hatinya.

Saudara lelakinya, Al Adil, turut membebaskan 1.000 tawanan dengan hartanya.

Penduduk Nasrani yang sejak semula tinggal di Baitul Maqdis tetap dibiarkan tinggal tanpa diusik keyakinannya. Mereka tetap bebas beribadah dengan rasa aman.

Tanggal 2 Oktober akan selalu berulang. Kalau Pasukan Shalahuddin melewatinya dengan kemenangan penuh kemuliaan, kemarin (lagi-lagi) kita harus menyaksikan tragedi yang menggores rasa kemanusiaan.

Duka untuk semua korban dan keluarga yang ditinggalkan.[ind]

Tags: kanjuruhankemuliaanShalahuddin al ayyubitragedi
Previous Post

Abdurrahman Al-Khazin Pencipta Alat Pengukur Ketebalan Udara

Next Post

Supir Taksi yang Rajin

Next Post
Doa Dikabulkan dengan Seperangkat Cobaannya

Supir Taksi yang Rajin

Komunitas Perempuan Pecinta Lingkungan dan Pengolahan Limbah Minyak Jelantah

Komunitas Perempuan Pecinta Lingkungan dan Pengolahan Limbah Minyak Jelantah

Memperdalam Tauhid & Aqidah di Masa Fitnah

Siapakah Orang yang Beruntung?

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga