ChanelMuslim.com – Life is choice. Bunda, hidup itu adalah pilihan. Bagaimana kondisi kita saat ini adalah pilihan kita pada masa lalu. Bagaimana kehidupan anak kita kelak adalah pilihan pengasuhan yang Bunda lakukan hari ini. Kita bebas menentukan pilihan.
Coba kita refleksi pada diri kita Bun. Coba sekarang Bunda bayangkan kawan-kawan dulu, saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar, SMP, SMA atau saat kuliah. Coba ingat-ingat kawan-kawan Bunda dulu. Sudah jadi seperti apa mereka saat ini.
Saya akan menyederhanakan posisi mereka saat ini menjadi dua. Sebagian dari mereka telah sukses dan sebagian lain belum sukses. Mungkin ukuran sukses masih relatif.
Ada seseorang yang punya jabatan mentereng atau seseorang yang kaya raya namun baik jabatan maupun kekayaan itu dihasilkan dengan cara yang tidak benar atau dengan cara menyimpang, apakah kategori seseorang seperti itu bisa disebut sukses?
Dalam tulisan ini tidak. Mereka itu bukan orang sukses. Karena sukses itu tidak hanya sukses di dunia namun yang paling penting adalah sukses di akhirat. Pengertian sukses dalam tulisan ini adalah sukses di dunia dan akhirat.
Baiklah, mungkin kita sudah mengetahui posisi awal mereka dulu saat di sekolah dan kedudukan mereka saat ini. Ada sebuah kaidah yang penting untuk dicermati bahwa diri kita saat ini, baik itu kualitas keimanan dan ibadah, kekayaan, jabatan, produktivitas yang dilakukan, prestasi yang diraih, dan kompetensi yang dikuasai adalah hasil akumulasi dari masa lalu.
Baca Juga: Memahami Perempuan di Kehidupan Setelah Menikah
Life is Choice, Hidup Itu adalah Pilihan
Sederhananya, jika saat ini kita bisa membaca Al Quran dengan baik itu berarti pada masa lalu kita pernah belajar Al Quran. Jika saat ini kita telah menjadi seorang pembicara hebat, maka pada masa lalu kita pasti memiliki pengalaman dalam berbicara di depan banyak orang.
Jika saat ini kita telah menjadi seorang pembisnis sukses berarti pada masa lalu, kita telah berupaya untuk menjadi seorang pembisnis. Itu artinya kondisi saat ini, capaian saat ini sangatlah ditentukan masa lalu.
Itu artinya lagi, kondisi anak kita saat ini, pengasuhan yang kita lakukan saat ini, pengajaran yang kita lakukan saat ini, akan sangat menentukan masa depan anak kita.
Oke, sekarang lupakan sejenak masa lalu. Sekarang mari berpikir masa kini dan masa depan. Jika kondisi hari ini sangat dipengaruhi masa lalu, kondisi masa depan sangat dipengaruhi oleh apa yang diperbuat dan dilakukan pada saat ini.
Artinya mau menjadi seperti apa kita di kemudian hari sangat dipengaruhi oleh apa yang telah kita lakukan hari ini. Mau meraih apa di masa depan nanti sangat ditentukan oleh upaya saat ini.
Jika kita bicara masa depan, kita membicarakan masa depan di dunia ini dan di akhirat kelak. Hidup memang tidak pasti. Kapan meninggalkan dunia ini tidaklah pasti.
Oleh karena itu, masa depan di akhirat menjadi penting. Mari ulas satu persatu, mulai dari sukses di dunia. Bunda pasti memiliki mimpi. Mimpi-mimpi itulah yang menjadikan kita semangat untuk menjalani kehidupan ini.
Namun bagaimana kita mampu meraih mimpi-mimpi itu? Apakah hanya sekadar mimpi dan selamanya hanya sebatas mimpi? Ataukah kita termasuk orang-orang yang benar-benar berjuang meraih mimpi?
Jika kita berkeinginan menjadikan anak kita kelak sebagai pengusaha hebat sekaligus penghafal Al Quran, pertanyaannya adalah bagaimana upaya kita dalam menggapai keinginan itu. Mimpi itu perlu tindakan. Mimpi itu perlu kebiasaan.
Jika bermimpi menjadikan anak kita sebagai seorang motivator dan pembicara hebat maka kita perlu melatih dan membiasakan anak kita untuk menjadi seorang pembicara. Dari kebiasaan itu akan menjadikan diri anak semakin terasah untuk menjadi pembicara hebat kelak di masa depan.
Jika kita bermimpi anak kita kelak menjadi sosok wirausaha sukses maka kita perlu membangun kebiasaan anak sebagai jalan menjadi seorang wirausaha. Kebiasaan itu akan mengasahnya menjadi sosok wirausaha sukses. Kapan itu dilakukan? Sekarang, sedini mungkin, saat ini juga.
Kedua, sukses di akhirat. Hidup di dunia ini rata-rata seperti umur Rasul sekitar 62 tahun. Di alam kubur akan lebih lama. Di Alam barzah sekitar 50.000 tahun dan di akhir peraduan manusia antara surga dan neraka itu jauh lebih lama lagi. Kehidupan kita kelak di akhirat itu abadi.
Nah, kita mau bahagia yang abadi atau mendapatkan siksa yang abadi, semua itu adalah pilihan dan kitalah yang memilihnya. Semua perjalanan yang kita tempuh ini sungguhlah sangat panjang dan melelahkan.
Kita semua menuju ke tempat akhir yang sifatnya abadi. Maka, mutlak dan wajib meraih kesuksesan di akhirat. Kehidupan akhirat tidak boleh terlewatkan, tidak boleh terlupakan.
Akan rugi besar bahkan bangkrut jika sampai kita melenakan. Sungguh penyesalan yang abadi jika ada orang yang sampai masuk neraka dan abadi di sana. Doa, ratapan, tangisan, rintihan sudah tidak ada gunanya lagi.
Jadi manfaatkan benar-benar waktu kita di dunia. Waktu untuk meraih kesuksesan di akherat hanya saat hidup di dunia. Oleh karena itu, manfaatkan waktu di dunia dengan sebaik-baiknya.
Lakukanlah banyak ibadah, berusahalah menjauhi apa yang Dia larang. Perbanyaklah investasi akhirat agar kelak mendapatkan pahala yang mengalir.
Ingat kan Bun, salah satu amal jariah yang tidak pernah putus walaupun kita sudah meninggal adalah salah satunya anak yang sholeh yang rajin ibadah, baik dan senantiasa mendoakan kebaikan untuk kedua orang tuanya. Berjuanglah untuk mendidik anak-anak kita menjadi anak-anak yang sholeh.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kondisi seperti apa diri kita di masa depan, adalah buah tindakan saat ini. Kondisi apa anak kita di masa depan adalah hasil upaya pengasuhan yang kita lakukan hari ini.
Maka, berhati-hatilah dalam menjalani kehidupan ini. Terus meminta petunjuk Allah agar senantiasa menunjukkan jalan yang benar. Karena di saat mati dalam keadaan keridhoan-Nya, kita akan meraih kenikmatan yang abadi dan tidak secuilpun mendapatkan kesengsaraan.
Sebaliknya, jika meninggal dalam kondisi dimurkai Allah maka itu adalah awal kesengsaraan yang panjang yang pasti dijalani.
Bersyukur jika ada keimanan dalam diri, karena suatu saat nanti akan dientaskan dari neraka dan dimasukkan di surga dan malang bagi mereka yang tidak memiliki keimanan sama sekali karena akan abadi dalam berbagai siksaan dan kesengsaraan. Life is choice. Hidup adalah pilihan dan kita yang memilihnya.[ind]
sumber: Kulwap Tumbuh Yuk! Randy Ariyanto W. dan Dyah Lestyarini. Rumah Pintar AIsha: Juli 2021.