MEDIA sosial tengah ramai dengan istilah ‘delayed gratification’ yang dianggap bermanfaat untuk mengatasi sifat konsumtif dan impulsivitas dalam membeli barang.
Delayed gratification memiliki arti menunda kepuasan. Beberapa warganet mengklaim bahwa dengan menunda kepuasan, mereka dapat menahan diri untuk tidak konsumtif dan impulsif dalam membeli suatu hal.
Sifat konsumtif dan impulsif biasanya datang dari keinginan dan kesenangan sesaat, tanpa mempertimbangkan kebutuhan akan makanan atau barang tersebut, serta kemampuan finansial.
Sifat ini dinilai merugikan, terutama jika makanan atau barang yang dibeli memiliki yang harga mahal sehingga mengakibatkan pemborosan uang.
Delayed gratification adalah kemampuan untuk menunda kepuasan demi mencapai tujuan jangka panjang yang lebih besar.
Seseorang yang menerapkan delayed gratification akan menunda kesenangan jangka pendek demi mencapai tujuan jangka panjang. Sifat impulsif dan konsumtif dapat teratasi dengan menerapkan delayed gratification di dalam diri.
Baca juga: HUT Jakarta ke-495, Pemprov DKI Canangkan Istilah Jakarta Hajatan
Istilah Delayed Gratification Bermanfaat Atasi Sifat Konsumtif
Seseorang yang menerapkan delayed gratification, mereka dapat menunda pembelian impulsif dan mempertimbangkan apakah pembelian tersebut benar-benar diperlukan atau tidak.
Manfaat apa saja yang didapatkan dari penerapan delayed gratification.
Mampu meningkatkan kesadaran diri
Ketika seseorang menerapkan delayed gratification mampu meningkatkan kesadaran diri. Penerapan delayed gratification mampu meningkatkan kesadaran akan kebutuhan dan keinginan.
Orang yang menerapkan mereka akan lebih mampu membedakan mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang hanya sekedar keinginan sesaat.
Dapat mengambil keputusan dengan lebih baik
Orang yang menerapkan delayed gratification akan mengurangi sifat impulsivitas dalam pengambilan keputusan. Seseorang yang menerapkan delayed gratification akan mempertimbangkan segala hal sebelum mengammbil suatu keputusan.
Dapat berfokus pada tujuan jangka panjang
Penerapan delayed gratification dapat meningkatkan kemampuan dalam mencapai tujuan jangka panjang. Contoh dari tujuan jangka panjang adalah menabung untuk membeli rumah, kendaraan, dan sebagainya.
Jika berfokus pada tujuan jangka panjang seperti menabung, seseorang akan memilih untuk menabung uang yang dimiliki dan daripada membeli hal lain yang kurang perlu.
Mengurangi stres dan kecemasan
Menerapkan delayed gratification dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mental, seperti mengurangi stres dan kecemasan.
Contoh stres dan kecemasan dapat timbul karena pengeluaran uang yang tak terkendali. Penerapan delayed gratification dapat mengurangi stres dan kecemasan sebab seseorang akan mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum uang tersebut dikeluarkan.
Adanya penguatan karakter
Penerapan delayed gratification dapat menguatkan karakter, seperti karakter sabar, tekun, dan disiplin. Menerapkan delayed gratification dapat membantu mengembangkan karakter yang kuat, seperti kesabaran, ketekunan, dan disiplin.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Peningkatan produksi dopamin dan sistem reward internal
Tidak hanya bermanfaat secara eksternal, delayed gratification juga berpengaruh secara internal. Saat seseorang terbiasa menahan diri demi mencapai tujuan yang lebih besar, sistem penghargaan dalam otak pun akan ikut beradaptasi sehingga menciptakan ssitem yang dinamakan reward internal.
Sistem reward internal inilah yang dapat memberikan rasa puas dan kebanggaan (terhadap pencapaian).
Delayed gratification dapat meningkatkan produksi dopamin. Dopamin adalah senyawa yang berperan mengaktifkan penghargaan di otak.
Meskipun dopamin umumnya terkait dengan kesenangan jangka pendek, delayed gratification justru bisa meningkatkan produksi dopamin dalam jangka panjang.
Ratna juga berpesan bahwa penerapan delayed gratification tidak serta merta mudah untuk langsung dilakukan.
Tak ada yang instan, semua perlu usaha. Dengan berlatih, seseorang akan makin terbiasa. Tak ada yang berat selama kita terus mencobanya. Tapi akan jadi hal berat kalau kita hanya selalu membayangkan. [Din]