MULAILAH dari diri sendiri, maka orang akan mengikuti. Bukan sebaliknya, mulai dari orang lain, baru kita mengikuti.
Dalam sebuah hadis shahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan nasihat, “Mulailah dari dirimu, dan kemudian orang yang di bawah tanggung jawabmu.” (HR. Ahmad dan Muslim)
Nasihat ini mengandung banyak hal. Mulai dari wibawa orang yang mengajak, kekuatan keteladanan, dan efektivitas perubahan.
Menghimbau dan mengajarkan itu mudah. Yang sulit membuktikan bahwa yang diajarkan itu telah dilakukan oleh diri sendiri.
Kita jangan seperti calo bus di terminal. Ia berteriak-teriak kepada calon penumpang untuk segera naik ke tempat tujuan. Sementara, ketika bus berangkat, dia sendiri tak ikut serta.
Inilah salah satu kekuatan dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Bukan sekadar karena bagusnya cara pengucapan Nabi, tapi juga karena kekuatan keteladanan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kalau Nabi mengajarkan tentang kesederhanaan, beliau sendiri yang lebih dahulu lebih sederhana dari yang lain. Kalau Nabi mengajarkan tentang berbuat baik kepada keluarga, beliau dulu yang menunjukkan sebagai sosok terbaik untuk keluarga.
Keteladanan jauh lebih kuat dari ajakan lisan. Sebagus apa pun ilmu kalam yang dikuasai seseorang, jika lemah dalam keteladanan, tak akan memberikan pengaruh apa-apa.
Begitu pun pada skala kecil dalam keluarga. Kalau anak-anak masih belum cekatan mengikuti apa yang diajarkan, itu menunjukkan bahwa ayah ibunya belum bisa memberikan contoh teladan.
Bahkan meski tanpa susah payah berteriak-teriak mengajak anak-anak untuk melakukan yang baik, keteladanan ayah ibu akan melecutkan mereka untuk melakukan yang dicontohkan.
Contoh, tak perlu repot-repot memohon anak-anak agar mengurus ayah ibu jika sudah tua nanti. Cukup mengurus anak-anak dengan penuh kasih sayang, kelak, mereka pun akan melakukan hal yang sama untuk ayah ibu mereka di usia tua.
Kekuatan amal nyata jauh lebih efektif dari lisan kita. Karena kita ingin seperti sopir bus yang ikut bersama ke tempat tujuan. Bukan seperti calo yang tetap di situ-situ saja, sementara orang-orang yang diajaknya sudah tiba di tempat tujuan. [Mh]