ADA doa yang bisa dipanjatkan ketika angin bertiup kencang. Cuaca adalah hal yang kadang tidak dapat diprediksi kedatangannya. Sebagaimana angin kencang yang bertiup dan kadang meruntuhkan rumah. Rasulullah mengajarkan agar berdoa jika bertiup angin kencang.
Baca Juga: Keadaan Seorang Mukmin seperti Tangkai Ditiup Angin
Doa jika Angin Bertiup Kencang
Aisyah Radhiyallahu Anha berkata,
“Apabila bertiup angin kencang, Nabi shallallahu Alaihi wa Sallam membaca ‘Allaahumma innii as’aluka khairaha wa khaira maa fiihaa, wa khaira maa ursilat bih. Wa a’uudzu bika min syarriha wa syarri maa fiihaa, wa syarri maa ursilat bih’.” (HR. Muslim)
Terkadang, sebagian orang mengumpat-ngumpat manakala melihat ada angin bertiup kencang. Memang, tak jarang angin kencang datang membawa bencana atau mengakibatkan sesuatu yang tidak dinginkan.
Seperti misalnya; hilangnya nyawa manusia, matinya hewan ternak, kerusakan bangunan, dan debu beterbangan, serta suara yang gaduh. Namun sesungguhnya, sebagai seorang muslim, kita tidak selayaknya melakukan hal ini. Karena bagaimanapun angin adalah makhluk Allah, dan tak jarang dia justru membawa nikmat.
Hal yang biasa dilakukan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam apabila melihat angin kencang adalah beliau membaca doa yang disebutkan dalam hadits Aisyah di atas.
Beliau memohon kepada Allah agar memberikan kebaikan yang dibawa oleh Angin kencang ini. Seiring dengan itu, beliau juga berlindung kepada Allah Agar dihindarkan dair dampak buruknya.
Demikianlah, sudah seharusnya kita mencontoh apa yang dilakukan junjungan teladan kita. Kita berdoa jika melihat angin kencang, memohon kebaikannya dan belindung dari dampak buruknya. Sebagaimana yang dilakukan Nabi.
Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu menurunkan, bahwa dia pernah mendengar Rasulullah bersabda,
“Angin termasuk bagian rahmat Alah yang datang memebawa kebaikan dan terkadang membawa rencana. Maka apabila kalian melihatnya, janganlah mencelanya. Tapi mintalah kebiakannya kepada Allah dan berlindunglah kepada-Nya dari dampaknya yang buruk.” (HR. Abu Dawud)
[Cms]
(Sumber:165 Kebiasaan Nabi, Abduh Zulfidar Akaha, Pustaka Al-Kautsar)