ChanelMuslim.com- Pada abad kelima hijriyah atau kesebelas masehi, ada seorang pemuda bernama Yusuf. Ayahnya bernama Najmuddin. Ia lahir di Tikrit, salah satu provinsi di Irak saat ini, pada tahun 532 Hijriyah atau 1138 Masehi.
Sejak kecil, Yusuf mendapat pendidikan dua sisi yang begitu lengkap. Sisi pertama adalah pendidikan Islam yang luar biasa. Sifat keulamaannya begitu menonjol. Tidak heran jika ia memberikan catatan kaki dan berbagai penjelasan dari Kitab Hadis Abu Dawud.
Sisi kedua, sejak kecil Yusuf ikut bersama ayah dalam berbagai jihad melawan tentara Salib di kawasan Mesir, Suriah, dan sekitarnya. Bersama seorang panglima perang saat itu, Nuruddin az-Zanki, Yusuf memahami lebih detil tentang strategi militer.
Secara bertahap tapi pasti, Yusuf berlatih memimpin jihad, mulai dari skala lokal hingga akhirnya dipercaya menyatukan kekuatan umat Islam di Mesir yang saat itu dikuasai kaum syiah.
Yusuf pun akhirnya benar-benar menjadi pemimpin umat Islam sekaligus panglima jihad setelah Nuruddin meninggal dunia. Puncak dari operasi militer panglima Yusuf pun bernama Baitul Maqdis atau Al-Quds.
Di lokasi ini, Yusuf bin Najmuddin akhirnya berhasil menyatukan barisan semua kekuatan umat Islam yang tercerai berai oleh nafsu berkuasa menjadi jihad mulia. Kekuatan Salib yang berkuasa di Al-Quds pun akhirnya tumbang.
Pemuda Yusuf yang saleh dan gagah berani ini dikenal sangat sederhana. Meskipun, kekuasaan dunia dalam genggamannya.
Setelah 6 tahun masa penaklukan Al-Quds berlalu, panglima Yusuf meninggal dunia di usia 57 tahun. Menariknya, sedemikian sederhananya, dikabarkan panglima yang menggemparkan jagat dunia hingga sekarang ini, tidak memiliki cukup uang walaupun hanya untuk biaya pemakamannya.
Sosok ulama dan panglima hebat itu pun biasa dikenal dengan nama yang lain. Dialah Shalahuddin Al-Ayyubi.
**
Sejarah mencatat, dua kali Al-Quds dibebaskan oleh dua tokoh besar panutan umat. Beliau adalah Umar bin Khaththab dan Shalahuddin Al-Ayyubi.
Ada kemiripan dari dua tokoh ini yang belum ditemukan pada tokoh-tokoh Islam saat ini. Yaitu, kesalehannya (ulama), keberaniannya (mujahid), dan kezuhudannya (tidak maruk dengan dunia). (muhammad nuh)