PERJUANGAN Salimah sebagai bagian dari gerakan perempuan Indonesia menghadapi kompleksitas masalah seiring dengan perubahan zaman, tantangan global, dan dekadensi moral. Karena itu, kompleksnya masalah yang dihadapi kaum perempuan Indonesia harus dihadapi dengan perjuangan yang tak kenal henti.
Demikian disampaikan Ketua Umum Salimah, Reni Anggrayni, saat memberi arahan pada Rapat Kerja Pimpinan Pusat Persaudaraan Muslimah (PP Salimah) di Jakarta, Kamis (19/6).
Sejak kongres perempuan Indonesia Desember 1928, menurut Reni, perempuan telah mengalami banyak kemajuan. Namun, dalam waktu yang sama juga menghadapi berbagai masalah yang memprihatinkan. Mulai dari ketertinggalan dalam pendidikan, kesehatan, kemiskinan, perlindungan hukum, dan ketidakharmonisan dalam rumah tangga.
“Kompleksnya masalah yang dihadapi kaum perempuan Indonesia harus dihadapi dengan perjuangan yang tak kenal henti, yaitu bersama berbagai komponen bangsa melaksanakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, mengembangkan daya kemampuan manusia Indonesia agar bertakwa kepada Allah Ta’ala, berakhlak mulia, hidup bahagia, sejahtera, sehat, cerdas dan ramah terhadap lingkungan,” tuturnya.
Reni mengatakan, peningkatan kualitas hidup perempuan sangat penting disebabkan peran mereka sebagai tiang negara. Perempuan berperan penting dalam membangun peradaban yang dimulai dari rumah.
Salimah hadir untuk merespon berbagai persoalan perempuan dan memberikan kontribusi dalam pembangunan Indonesia menuju masyarakat berkeadilan dan sejahtera. Ini yang menjadi misi didirikannya Salimah bulan Maret tahun 2000 hingga sekarang.
Untuk mencapai hal-hal tersebut diatas, kata Reni, penting bagi pengurus Salimah untuk menyatukan langkah, arah serta pembagian tugas dan tanggung jawab dalam mencapai target.
“Tugas dan tanggung jawab ini bukan semata melekat sebagai pengurus. Namun lebih dari itu, sebagai semangat untuk menambah investasi akhirat, yaitu sebagai unsur perubah. Perubahan menuju kebaikan, perubahan dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan, anak, dan keluarga. Salimah perlu meluaskan kebaikan, membantu memberikan solusi dari persoalan umat, khususnya terkait perempuan, anak, dan keluarga,” pungkasnya.
Saat ini Salimah sudah memiliki 36 Pimpinan Wilayah tingkat provinsi, 391 Pimpinan Daerah tingkat kabupaten/kota, 2.126 Pimpinan Cabang tingkat kecamatan, dan 1.027 Pimpinan Ranting tingkat kelurahan/desa, serta 1 perwakilan di Taiwan.
Dengan keberadaan yang tersebar luas ini, Salimah memiliki visi menjadi ormas perempuan pelopor yang berkontribusi aktif dalam peningkatan kualitas hidup perempuan, anak, dan keluarga Indonesia. [Mh/Salimah]