SEKOLAH Lansia Salimah Kelas Alumni yang digagas oleh Salimah Tulungagung kembali menggelar edukasi kesehatan bertema “Stres pada Lansia” pada Ahad (15/6) di Klinik Cordova, Tulungagung.
Acara ini menghadirkan dr. Arie Kusuma Dewi, Sp.PD, seorang dokter spesialis penyakit dalam yang berpraktik di RS Bhayangkara Tulungagung dan RS Putra Waspada.
Di hadapan peserta Salsa kelas alumni, dr. Arie menjelaskan bahwa stres adalah respons alami tubuh ketika seseorang menghadapi tantangan atau perubahan hidup.
“Seringkali kita mengira stres hanya dialami orang muda yang sibuk bekerja, padahal lansia juga sangat rentan mengalami stres, terutama karena faktor kehilangan, penyakit kronis, dan kesepian,” jelasnya di awal pemaparan.
Ia menguraikan bahwa stres terbagi menjadi dua jenis, yaitu eustress (stres positif) yang bisa memotivasi, dan distress (stres negatif) yang bila tidak dikelola bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Dalam lansia, distress ini bisa berdampak serius, tidak hanya pada kesehatan mental tetapi juga fisik.
Gejala Stres pada Lansia: Sering Diabaikan, Padahal Nyata
“Gejala stres tidak selalu terlihat sebagai ‘gangguan psikis’ semata,” kata dr. Arie.
Ia menjelaskan bahwa banyak gejala stres negatif muncul dalam bentuk fisik seperti sakit kepala, mual, gangguan pencernaan, jantung berdebar, dan perubahan berat badan. Secara psikis, lansia yang stres bisa tampak mudah marah, murung, cemas, hingga menarik diri dari lingkungan sosial. Bahkan secara kognitif, mereka bisa mengalami penurunan fokus, lupa, dan pesimisme yang mendalam.
“Bila keluarga dan lingkungan tidak peka, lansia yang stres bisa makin terpuruk. Padahal mereka sangat butuh ruang untuk didengar, dimengerti, dan ditenangkan,” lanjut dr. Arie.
Cara Mengelola Stres: Relaksasi dan Spiritualitas Jadi Kunci
Tak hanya menyampaikan teori, dr. Arie juga memberikan solusi praktis yang bisa langsung diterapkan peserta. Ia menyarankan beberapa strategi pengelolaan stres, seperti:
• Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi
• Melakukan aktivitas fisik sesuai kemampuan
• Tidur cukup dan berkualitas
• Mengikuti hobi atau aktivitas yang menyenangkan
• Curhat atau konseling dengan orang terpercaya
• Meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan
• Melatih pikiran agar tetap positif dan tenang
Yang menarik, di akhir sesi dr. Arie juga mengajak peserta mempraktikkan teknik relaksasi sederhana, yaitu pernapasan diafragma (perut) dan relaksasi otot progresif. Praktik ini disambut antusias oleh peserta yang mengikuti instruksi dengan riang. [Mh/fat, Salimah]