SEKOLAH Lansia Salimah (Salsa) Angkatan ke-4 kembali hadir pada Ahad pagi (15/6) di Klinik Cordova, Tulungagung. Kali ini, para peserta diajak menengok kembali makna hidup dan kebahagiaan di usia senja bersama seorang konselor keluarga, Bunda Fitriana.
Dengan tema “Golden Mindset: Merawat Jiwa di Usia Emas”, Bunda Fitri mengajak para lansia untuk merawat jiwa di usia senja.
“Usia emas bukanlah akhir, tapi masa panen kehidupan. Saatnya kita memetik hikmah dari pengalaman, dan menyuburkan jiwa dengan rasa syukur,” ujar Bunda Fitri di awal pemaparannya.
Ia menjelaskan bahwa lansia kerap menghadapi tantangan psikis seperti kehilangan pasangan, kesepian, pensiun, hingga kecemasan tentang kesehatan dan eksistensi diri.
“Banyak lansia merasa tidak berguna lagi, padahal justru saat inilah mereka bisa menjadi sumber inspirasi, kebijaksanaan, dan memiliki waktu yang lebih banyak untuk diri sendiri dan keluarga,” jelas perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai guru Bimbingan dan Konseling di MTsN 7 Tulungagung.
Golden Mindset: Kunci Jiwa yang Tenang
Golden Mindset, menurut Bunda Fitri, adalah pola pikir yang positif, bijak, dan penuh syukur—sikap batin yang tumbuh dari kematangan usia dan kedalaman pengalaman. Ciri-cirinya adalah fokus pada hal yang bisa dikendalikan, menerima kenyataan dengan ikhlas, serta tetap aktif secara sosial, spiritual, dan intelektual.
Ia mengajak peserta untuk melatih pola pikir ini lewat kebiasaan sederhana seperti:
• Menuliskan tiga hal yang disyukuri setiap pagi
• Berbuat baik sekecil apapun
• Menjaga koneksi sosial dan semangat belajar
• Membaca, berdiskusi, atau belajar hal baru
• Mendekatkan diri kepada Tuhan
Latihan Nafas Bahagia dan Jurnal Syukur
Sesi makin hidup ketika Bunda Fitri memandu senam nafas, yakni teknik pernapasan perlahan 4-4-4 detik untuk menciptakan ketenangan.
Peserta juga diajak menulis jurnal syukur, menjawab pertanyaan seperti: “Apa kabar hati panjenengan hari ini?”, “Apa yang membuat panjenengan bersyukur?”, dan “Apa harapan panjenengan ke depan?”
“Dengan menulis dan menyebutkan rasa syukur, kita sedang memberi makan jiwa kita sendiri,” ucapnya.
Tak ketinggalan, peserta pun diajak melafalkan afirmasi positif seperti, “Saya tetap berharga dan berarti,” dan “Setiap hari adalah kesempatan baru untuk bahagia.”
Sementara itu, Ketua Kelas Salsa, Siswati dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Salimah dalam mendampingi lansia agar tetap bahagia, berdaya, dan sejahtera lahir batin.
“Kami percaya, merawat jiwa sama pentingnya dengan merawat raga. Dan bersama para lansia, kami belajar bahwa hidup bijak dimulai ketika kita mencintai diri sendiri sepenuh hati,” pungkasnya. [Mh/fat, Salimah]