KISAH wanita yang menyimpan dendam dimulai dari sebuah mimpi. Alkisah, seorang wanita mengalami mimpi aneh. Di dalam mimpi itu, dia melihat banyak orang yang terkurung dalam sebuah rumah gelap dengan kunci berkarat di pintu memohon untuk dikeluarkan.
Namun, hatinya tak tersentuh sama sekali untuk membukanya. Dadanya terasa sakit setiap kali terbangun dari mimpi yang sama.
Seiring berlalunya waktu, dia pun jatuh sakit. Sering merasa cemas, dada sesak serta gelisah dengan sendirinya.
Kemudian dia mendengar bahwa ada seorang pertapa tua yang dapat menyembuhkan penyakit-penyakit aneh di pelosok terpencil di negara Thailand.
Jadi, dia pun memutuskan melakukan perjalanan jauh mengunjunginya.
Singkat cerita, sampailah dia di tempat sang pertapa dan menceritakan semua yang dialami dan yang dirasakannya.
Pertapa tua mengatakan bahwa hal itu tidak sulit.
Saya akan memberimu sebuah kunci emas. Gantungkan kunci itu di dadamu dan ingat gunakan kunci untuk membuka pintu rumah gelap itu saat kau bermimpi yang sama.
Penyakitmu akan hilang setelah kau mengeluarkan orang-orang dari dalam rumah itu.
Si wanita berterima kasih kepada Pertapa tua itu. Dan kembali ke rumahnya dengan membawa kunci tersebut.
Dan benar. Mimpi yang sama terjadi lagi beberapa hari kemudian. Kali ini, dia mendekat untuk melihat ke dalam rumah gelap itu dan melihat orang-orang itu.
baca juga: Kisah Karyawan Ramah yang Terjebak di Ruang Pendingin
Kisah Wanita yang Menyimpan Dendam
Ternyata, orang-orang itu adalah orang-orang yang dia benci. Seperti: ibu mertua yang biasa memakinya. Seorang tetangga yang sering menjelekkannya. Pacarnya yang dulu meninggalkannya.
Seorang teman masa kanak-kanak yang pernah mendorongnya ke parit kotor dan membuat dia hampir tenggelam.
Dia melihat lebih lanjut dan menemukan seekor anjing yang lumpuh. Dia teringat akan anjing itu yang biasanya mengejar dan berusaha menggigit dia dalam perjalanannya ke sekolah saat masih anak-anak.
Dia memutuskan untuk tidak membuka pintu tersebut karena merasa bahwa mereka mereka pantas dihukum. Sebagai balasan sakit hati yang masih terpendam dalam dirinya.
Dia tidak jadi menggunakan kunci emas miliknya meskipun mereka semua memohon-mohon sambil menangis-nangis minta tolong.
Enam bulan telah berlalu namun penyakitnya semakin memburuk. Akhirnya dia pergi mengunjungi Pertapa tua lagi.
Pertapa tua mengatakan bahwa wanita itu hanya mempunyai satu kesempatan lagi.
Jika kamu melewatkan kesempatan terakhir ini. Kunci emas itu tidak akan mampu membantumu lagi. Kamu akan mengalami mimpi yang sama lagi malam ini.
Kamu harus membuka pintu sebelum karat menutupi keseluruhan kunci itu.
Sesuai prediksi pertapa tua itu, ia mengalami mimpi yang sama lagi malam itu. Tapi kali ini, dengan tanpa keraguan.
Dia langsung mengeluarkan kuncinya dan membuka pintu rumah gelap itu dengan susah payah. “Klaak….!”
Orang-orang yang ada di dalam rumah tersebut pun bergegas keluar semua.
Terakhir, tampak seorang wanita berjalan perlahan di belakang mereka. Dia tampak dekil kusam, lemah dan menyedihkan…Dan wanita itu menyerupai dirinya. Ya… Dia!
Lalu, rumah tua dan gelap itu tiba-tiba runtuh tak lama setelah wanita terakhir itu berjalan keluar. Sinar matahari langsung memancar ke bawah. Sangat terang dan dia pun terbangun dari tidur lelapnya.
Dia mendengar suara Pertapa tua:
Mengurung orang lain adalah seperti mengunci diri sendiri. Mengunci masa lalu adalah seperti menyekat batin sendiri. Kebencian menumpuk di dalam rumah gelap itu.
Buka jendela maaf. Buka juga pintu pertobatan dan biarkan sinar matahari kedamaian masuk ke dalam.
Kemudian, entah mengapa, penyakit wanita itupun segera hilang dengan sendirinya. Matanya tampak berbinar. Wajahnya tampak cerah dan dia tampak kembali sehat segar berseri.
Apakah kita masih memiliki rumah gelap di dalam batin kita?
Janganlah menyimpan dendam dan benci yang kuat di dalam batin.
Berusahalah untuk menyapu dan membuang sampah yang tak berguna di gudang kesadaran kita. Bersihkanlah semua.
Karena setelah bersih, akan muncul kebijaksanaan dengan sendirinya. Bertambah bijak penuh kasih sayang. Dengan tubuh pikiran dan batin yang sehat di situlah muncul awal kebahagiaan. [ind]
Sumber: Telegram Semangat Subuh