TIPS membangun ikatan hati atau bonding antara orangtua dengan anak ini disampaikan oleh Motivator Parenting dari Rumah Pintar Aisha, Randy Ariyanto.
Bonding atau ikatan batin antara orang tua dan anak, bisa dibangun melalui berbagai aktivitas misalnya seperti berikut ini.
baca juga: 40 Kalimat Inspiratif dalam Parenting
15 Tips Membangun Ikatan Hati dengan Anak
1. Bermain bersama anak
Orang tua meluangkan waktu untuk bermain bersama anak, bercanda bersama, tertawa bersama.
Bermain apa saja, bisa petak umpet, masak masakan, dokter dokteran, mobil mobilan, tembak tembakan atau permainan lainnya yang anak sukai.
Saat kita menemani anak bermain, yang dirasakan anak adalah orang tua begitu perhatian dan sayang kepadanya. Anak akan merasakan kehadiran orang tuanya.
2. Melakukan ibadah bersama
Orang tua melakukan ibadah bersama anak misalnya puasa bersama, sholat malam bersama, membaca Al Qur’an bersama, sedekah ke rumah yatim bersama. Ayah mengajak anaknya sholat di masjid bersama.
3. Saling bercerita, saling curhat
Kebutuhan anak, terutama anak perempuan adalah bercerita dan curhat akan masalahnya. Kebutuhan perempuan termasuk anak perempuan adalah mengeluarkan 20.000 kata per hari.
Maka kita sebagai orang tua harus menyiapkan telinga untuk mendengarkan ceritanya. Mungkin anak sedang mendapatkan masalah di sekolah dan membutuhkan teman curhat.
Orang tua, terutama Bunda bisa mengambil peran itu. Jadikan kebiasaan untuk saling cerita, saling curhat di saat malam menjelang anak tidur.
Saat anak bercerita maka orang tua akan tahu bagaimana kondisi anak, bagaimana perasaannya, siapa saja teman yang ia sukai dan teman yang tidak menyukainya.
Saat anak mau terbuka dan bercerita kepada orang tuanya berarti anak sudah percaya kepada orang tuanya, berarti sudah ada ikatan batin antara anak dengan orang tuanya.
4. Berdoa yang didengar anak
Orang tua, khususnya Ayah, bisa berdoa dengan lebih keras yang bisa didengar oleh anaknya. Doakan anak dengan doa yang baik-baik.
Anak akan merasa orang tuanya begitu sayang kepadanya, begitu peduli pada mereka, begitu ikhlas dan tulus mendoakan mereka. Insha Allah bonding antara anak dan orang tua akan semakin erat lagi.
5. Orang tua harus hadir dalam dua kondisi ekstrem
Yakni saat anak dalam kondisi bahagia sekali, misalnya hasil ujiannya bagus, lulus ujian masuk sekolah, saat menampilkan pertunjukan di depan banyak orang;
Saat menjadi juara, saat ulang tahun dan kondisi ekstrem yang kedua adalah saat ia dalam kondisi terpuruk sekali;
Misalnya saat anak lagi sakit, saat anak sedang memiliki masalah di sekolah, saat anak kalah lomba, gagal masuk sekolah favoritnya, dan sebagainya.
Di saat anak bahagia, orang tua juga perlu menunjukkan kebahagiaannya. Orang tua harus antusias memberikan pujian, penghargaan atas prestasi anak.
Sebaliknya, di saat anak sakit, orang tua juga harus menunjukkan rasa empati, peduli dan lebih menunjukkan kasih sayangnya.
Di saat anak sedang dalam masalah, orang tua hadir menemani, orang tua empati, ikut merasakan apa yang dirasakan anak.
Insha Allah anak akan tambah sayang kepada orang tuanya dan terbentuklah ikatan hati yang kuat.
6. Jalan dan makan di luar bersama
Tips selanjutnya adalah orang tua mengajak anak jalan bersama dan makan bersama. Agar lebih intim lagi, lakukan hanya berdua saja.
Ibu dengan salah satu anaknya atau ayah dengan salah satu anaknya. Misalnya ayah mengajak salah satu anaknya untuk jalan berdua saja, makan berdua saja.
Di saat berdua, ayah harus lebih banyak mendengarkan anak. Ayah tidak boleh mendominasi pembicaraan. Ayah harus banyak mendengar dan memberi solusi jika anak meminta solusi.
Dengarkan anak dengan empati. Biarkan anak menceritakan semua yang ada dalam hatinya, kegalauannya, suka dukanya. Biarkan anak bercerita tentang sekolahnya, temannya dll.
Tugas Ayah adalah mendengarkan untuk menarik kembali kepercayaan anak kepada dirinya. Insha Allah saat anak mulai terbuka kepada orang tuanya, maka ikatan hati itu akan semakin kuat.
7. Dengarkan cerita dan perasaannya
Saat anak pulang sekolah, hindari untuk bertanya tentang sekolah, pelajaran, bisa atau tidak mengerjakan soal dll. Biarkan anak rileks dulu.
Jangan ditanya macam-macam, biarkan anak melepas segala kepenatan selama ia sekolah. Saat sudah beberapa lama, datang dan tanyakan perasaannya.
“Bagaimana kak, hari ini apakah menyenangkan atau ada hal yang membuat kakak tidak nyaman di sekolah?”.
Jika anak mau bercerita tentang kondisinya di sekolah, dengarkanlah dengan penuh empati dan jangan sampai menyalahkan anak atau memberi nasihat yang membuat anak tidak nyaman.
Kondisikan anak itu bercerita dengan senyaman mereka.
8. Temani anak sebelum tidur
Sebelum anak tidur, hadirlah bersamanya. Bunda bisa bercerita atau mendongeng. Bunda bisa saling cerita dan curhat.
Bunda bisa memijit-mijit anak sambil memberi sugesti positif. Saat itulah anak akan merasa nyaman dengan orang tuanya.
9. Makan bersama
Aktivitas makan bersama keluarga perlu dijadikan kebiasaan minimal sehari sekali saja di waktu sarapan pagi atau makan malam bersama.
Saat makan bersama, jangan sampai masing-masing anggota keluarga sibuk dengan dirinya masing-masing.
Jangan sampai Bunda sibuk nonton sinetron, ayah sibuk dengan laptopnya, anak sibuk dengan gadget-nya. Atau saat makan, semua anggota keluarga diam, fokus pada makanannya sendiri.
Saat makan bersama keluarga, kondisikan suasana yang penuh kehangatan.
Masing-masing anggota keluarga meletakkan dulu gadget-nya dan mulailah berbagi kehangatan saat makan bersama, bisa saling bercerita, saling memberi tebak-tebakan, saling memberi apresiasi;
misalnya tadi pagi Adik membantu Bunda menyapu lantai atau Kakak sukses mendapatkan sertifikat hafalan juz 30.
Suasana hangat saat makan bersama itulah yang membentuk ikatan hati antar anggota keluarga.
10. Menghargai keberadaannya, menghormati pendapatnya
Orang tua perlu menghargai keberadaan anak. Jangan anak suka dicuekin, dimarahin, dibentak, dibandingkan. Hargai perasaannya. Kita punya perasaan anak juga punya perasaan.
Jangan sampai kita melukai perasaannya atau memahat luka batin pada dirinya. Lalu hargai pendapatnya. Saat anak berpendapat, perhatikan dengan sungguh-sungguh.
Hentikan dulu sejenak segala aktivitas, misalnya hentikan dulu saat Bunda memasak, menonton, chat wa. Hentikan sejenak aktivitas Bunda lalu dengarkan dengan penuh perhatian apa yang anak katakan.
Jangan dicela apapun pendapatnya, jangan disalahkan, diremehkan atau diketawakan. Hargai apapun pendapatnya.
Beri pujian, misalnya “Jazakillah ya Dik, bagus banget usulannya, keren… Nanti Bunda sampaikan ke Ayah ya usulannya” atau “Ooo gitu ya, keren banget idenya, hebat… Jazakallah ya Kak atas usulannya nanti coba kita lakukan bersama ya”.
Saat anak merasa dihormati keberadaannya dan dihargai pendapatnya maka anak akan percaya kepada orang tuanya. Kepercayaan anak itu akan melahirkan rasa sayang kepada orang tuanya.
11. Berikan banyak cinta sesuai bahasa cintanya
Salah satu tips efektif dalam membangun ikatan hati antara anak dengan orang tua adalah memberikan rasa sayang kita sesuai dengan bahasa cinta anak.
Ada 5 bahasa cinta, pertama, ada anak yang suka sentuhan fisik misalnya suka dipeluk, dibelai, dirangkul, dicium pipi, dipegang tangannya, digandeng saat berjalan kalau laki-laki biasanya dengan tepukan di pundak.
Kedua, ada anak yang suka dipuji perilakunya, penampilannya, karyanya, prestasinya dan dihargai hasil pekerjaannya.
Atau kalau perempuan, mereka senang dengan pujian seperti cantik, lembut, penyayang. Termasuk juga bahasa cinta verbal seperti: aku sayang kamu ya nak, aku cinta kamu ya nak, kamu cantik sekali hari ini dsb.
Ketiga, ada yang bahasa kasihnya waktu yang berkualitas bersama orang tuanya misalnya suka ditemenin, suka diajak jalan-jalan, suka diajak makan, suka ditemenin dan didengerin ceritanya.
Anak yang bahasa kasihnya quality time, ia suka kalau orang tuanya punya waktu untuknya.
Keempat, ada yang bahasa kasihnya itu minta dilayani.
Misalnya ia sangat suka sekali kalau diambilin air minum, dibawain makanan, dibawakan tasnya, dibukakan pintu mobilnya, memasak makanan kesukaannya, disiapkan semua kebutuhannya.
Kelima, ada yang bahasa kasihnya diberi hadiah, dikejutkan dengan kue ulang tahun, diberi hadiah saat juara, saat berprestasi dll.
Termasuk juga saat kita pergi ke kota lain kita bawa oleh-oleh untuk mereka. Saat kita keluar pergi ke supermarket, kita bawa snack kesukaannya. Saat kita keluar rumah, kita bawakan makanan kesukaannya.
Nah, kita sebagai orang tua harus jeli dan tahu, kira-kira dari 5 bahasa kasih ini, yang manakah bahasa kasih yang paling utama/dominan pada anak kita itu.
Lalu, tunjukkan rasa cinta dan sayang Ayah Bunda dengan bahasa kasih yang paling anak sukai. Insha Allah ikatan batin dengan anak akan mudah terbentuk.
12. Perbanyak memori indah bersama
Tips selanjutnya adalah memperbanyak kenangan indah bersama anak. Buatlah aktivitas yang menyenangkan bersama anak misalnya berwisata sekeluarga, membuat kue bersama, berolah raga bersama atau yang lainnya.
Jangan lupa dokumentasikan setiap aktivitas tersebut. Di lain waktu Ayah bunda bisa kembali membuka foto atau video untuk untuk diceritakan kembali dan dikomentari.
Insha Allah akan meningkatkan ikatan batin.
13. Perbanyak aktivitas bersama keluarga
Orang tua mengajak anak untuk melakukan aktivitas bersama misalnya masak bersama, membersihkan rumah bersama, membuat kue bersama, olah raga bersama dll.
14. Jalan-jalan ke luar rumah sekeluarga
Pernahkan Ayah mengajak istri dan anak-anak jalan bersama di sekitar komplek rumah. Jika belum maka bisa dijadikan kebiasaan, setiap hari libur berjalan bersama anggota keluarga.
Selain menjadikan diri kita sehat juga bisa membina ikatan batin.
15. Orang tua terlibat aktif dalam membantu menyelesaikan masalah anak
Membantu aktif ini bukan berarti semua masalah anak diselesaikan orang tuanya. Akan tetapi, orang tua hadir dan menemani saat anak sedang berusaha menyelesaikan masalahnya.
Jadi tetap anak yang menyelesaikan masalahnya, orang tua hadir memberi support, motivasi dan solusi atas permasalahan anak. Semoga tips ini bermanfaat dan dapat dipraktikkan oleh para orangtua.[ind]