ChanelMuslim.com- Salman Al-Farisi adalah pemuda yang dipercaya oleh bapaknya untuk menjaga api yang disembah oleh kaum majusi di Persia pada zamannya.
Baca Juga : Kisah Keislaman Umar bin Khattab (1)
Petualangan Salman Al-Farisi
Suatu kali beliau diperintahkan oleh bapaknya untuk pergi ke Ladangnya. Salman bertemu dengan orang Nasrani dan mendengar apa yang dia baca dari kitabnya.
Salman pun tertarik, dia juga tertarik pada akhlak orang itu. Akhirnya Salman berkesimpulan bahwa agama Nasrani lebih baik dari Majusi.
Akhirnya dia minta agar orang Nasrani itu mau mengajaknya ke Syam untuk mempelajari dan mendalami agama Nasrani.
Salman mendapatkan kesempatan untuk berangkat ke Syam dan tinggal di rumah seorang pendeta dan menjadi pelayannya tapi ternyata pendeta itu adalah pendusta.
Dia menyuruh kaumnya bersedekah, tapi dia sendiri yang mengambil sedekah itu dan menyimpannya. Sampai akhirnya terkumpul beberapa karung emas dan perak di rumahnya dan Salman sangat mengetahui hal itu setelah pendeta itu wafat sehingga warga tidak mau menguburkannya karena benci dan marah.
Pendeta itu digantikan dengan pendeta yang baik agama dan akhlaknya. Salman tinggal lama bersamanya dan melayaninya dengan baik. Setelah itu Salman berpindah pindah dari satu pendeta- ke pendeta yang lain.
Karena Salman ingin tinggal bersama pendeta yang baik dan benar agamanya, yang masih murni seperti agama nabi Isa’alaihissalam.
Sampai akhirnya ketika pendeta terakhir yang menjelang kematiannya, Salman bertanya; kepada siapakah engkau tunjukkan aku pendeta atau orang yang masih murni agamanya? Pendeta itu berkata; tidak ada lagi orang yang saya ketahu agamanya masih murni.
Hanya saja sekarang sudah dekat waktunya seorang Nabi akan diutus oleh Allah Dia berasal dari bangsa arab dan tinggal di Makkah.
Nantinya dia akan berhijrah ke daerah atau negeri yang diapit oleh dua buah gunung dan dipenuhi dengan kebun kurma, yang dimaksud adalah Madinah.
Dia mempunyai tanda kenabian di punggungnya, dan dia tidak menerima sedekah tapi menerima hadiah.
Baca Juga : Kisah Keislaman Umar bin Khattab (2)
Kuat mempertahankan kebenaran
Salman mencari seseorang yang menemaninya pergi ke daerah yang ditunjukkan oleh pendeta itu. Sampai akhirnya Salman dijual dan dijadikan budak oleh orang Yahudi di Madinah.
Setelah Salman perhatikan kondisi Yastrib atau Madinah saat itu. Salman bergumam inilah tempat yang pendeta saya maksud. Beliaupun tinggal bersama majikannya orang Yahudi beliau melayani setiap kebutuhan majikannya.
Dan melaksanakan perintah-perintahnya dengan baik. Sampai suatu ketika Salman memanjat di sebuah pohon kurma, tiba-tiba sepupu majikannya datang dan berteriak sambil berkata:
Bahwa seorang Nabi terakhir telah diutus dari bangsa arab berhijrah dari Makkah dan sekarang dia dan sahabatnya ada di Quba dan akan menuju ke sini (Yastrib/Madinah).
Setelah kejadian itu, Salman segera mendatangi Nabi al Quba dan bertemu dengan beliau sambil membawa sedekah.
Kemudian memberikan kepada beliau, namun Rasulullah menolaknya tapi menyuruh sahabatnya untuk makan.
Salman berkata dalam hati, ini adalah tanda yang pertama karena dia tidak menerima sedekah.
Besoknya, Salman mendatangi nabi lagi dan memberikan beliau hadiah, Rasulullah pun menerimanya. Salman bergumam, ini tanda kedua.
Pada kesempatan ke tiga memastikan tanda ketiga yaitu tanda dipunggung beliau. Ketika Salman meminta kepada nabi untuk diperlihatkan punggungnya.
Rasulullah pun memperlihatkan kepada Salman, dan Salman pun melihat tanda kenabian itu persis seperti apa yang digambarkan oleh pendetanya dulu.
Maka Salman pun langsung mengikrarkan dua kalimat syahadat, manyatakan diri masuk Islam.[Ind/Wld].