ChanelMuslim.com – Sepenggal kisah keislaman Umar bin Khattab berikut ini bisa kita ambil pelajarannya. Berawal dari doa Rasulullah yang meminta kepada Allah salah satu dari dua tokoh agar ada yang memuliakan Islam.
Baca Juga: Kisah Umar bin Khattab Masuk Islam
Islam Masuk ke Umar bin Khattab Secara Bertahap
Dilansir dari channel telegram KisahIslami @SirahIslam yang mengambil dari sumber tulisan Ustaz Fikri Abul Hasan, dijelaskan bahwa Umar masuk Islam pada bulan Dzulhijjah, tahun ke-6 kenabian (Tarikh ‘Umar hal. 11).
Persisnya, tiga hari setelah keislaman Hamzah.
Beberapa waktu sebelumnya, Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam telah berdoa untuk keislaman Umar.
Sebagaimana diriwayatkan At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh beliau dari Ibnu ‘Umar, dan diriwayatkan oleh Ath-Thobaroni dari Ibnu Mas’ud dan Anas, bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah satu dari dua orang yang Engkau cintai, Umar bin Khattab atau Abu Jahl bin Hisyam.”
Maka yang lebih Allah cintai adalah Umar. (Sunan At-Tirmidzi 2/209)
Riwayat-riwayat yang menyebutkan tentang keislaman Umar menunjukkan bahwa Islam masuk ke dalam hati beliau secara bertahap.
Umar dikenal sebagai sosok yang keras tabiat dan memiliki tekad yang kuat.
Dahulu, Umar sering mengganggu kaum Muslimin, kendati demikian sesungguhnya telah terjadi perang batin dalam diri Umar.
Di satu sisi, Umar harus menghormati aturan adat yang dibuat oleh para pendahulunya, tetapi bersamaan dengan itu beliau takjub dengan kokohnya mental kaum Muslimin.
Baca Juga: Keadilan dan Ketegasan Khalifah Umar bin Khattab Radhiallahu ‘Anhu
Muncul Keraguan dalam Hati
Selain itu, muncul juga banyak keraguan dalam hati Umar.
Sebagai orang yang berakal, beliau berpikir boleh jadi apa yang diajarkan oleh Islam itu lebih mulia dan lebih suci ketimbang agama yang lain. (Fiqhus Siroh hal. 92-93)
Pada suatu malam, Umar bermalam di luar rumah.
Beliau beranjak menuju Masjidil Haram lalu masuk ke dalam tirai Ka’bah.
Ketika itu, Rasulullah sedang berdiri untuk shalat, beliau memulainya dengan membaca surat Al-Haqqoh.
Umar pun menyimak bacaan Qur’an Nabi sambil takjub dengan kandungan ayatnya.
Beliau berkata, “Demi Allah! Sungguh dia ini benar-benar penyair seperti yang dikatakan oleh orang-orang Quraisy.”
Nabi pun membaca ayat.
“Sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya yang mulia.
Al-Qur’an sekali-kali bukanlah perkataan seorang penyair, sedikit sekali kalian beriman kepadanya.” (Al-Haqqoh: 40-41)
Nabi melanjutkan bacaannya.
“Dan bukan pula perkataan tukang tenung, sedikit sekali kalian mengambil pelajaran darinya.
Ini adalah wahyu yang diturunkan dari Robb semesta alam.”
Sampai akhir surat tersebut, saat itulah kebenaran Islam mulai masuk ke dalam hatinya. (Tarikh ‘Umar karya Ibnul Jauzi hal. 6)
Inilah awal mula benih Islam masuk ke dalam hati Umar.
Sayangnya, sentimen jahiliyyah dan fanatisme terhadap tradisi nenek moyang masih dominan mengalahkan kebenaran yang dibisikkan oleh suara hatinya.
Umar tetap melawan Islam, tidak peduli dengan pertentangan batinnya.
Bersambung ….
[Ind/Camus]