ChanelMuslim.com – Akhir Kisah Hidup Muadz bin Jabal
Sekarang tibalah ajalnya, Mu’adz dipanggil menghadap Allah. Dan dalam sakaratul maut, muncullah dari bawah sadarnya hakikat segala yang bernyawa ini. Dan seandainya ia dapat berbicara akan mengalirlah dari lisannya kata-kata yang dapat menyimpulkan urusan dan kehidupannya.
Akhir Kisah Hidup Muadz bin Jabal
Dan pada saat-saat itu Mu’adz pu mengucapkan perkataan yang menyingkap dirinya sebagai seorang Mukmin besar, Sambil matanya menatap ke arah langit. Mu’adz munajat kepada Allah yang Maha Pengasih, katanya:
“Ya Allah, sesungguhnya selama ini aku takut kepada-Mu tetapi hari ini aku mengharapkan-Mu.
Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa aku tidaklah mencintai dunia demi untuk mengalirkan sungai atau menanam kayu-kayuan, tetapi hanyalah untuk menutup haus di kala panas, dan menghadapi saat-saat yang gawat, serta untuk menambah ilmu mengetahuan, keimanan dan ketaatan.”
Lalu diulurkanlah tangannya seolah-olah hendak bersalaman dengan maut, dan dalam keberangkatannya ke alam ghaib masih sempat ia mengatakan:
“Selamat datang wahai maut …
Kekasih tiba di saat diperlukan … ”
Dan nyawa Mu’adz pun melayanglah menghadap Allah …
Kita semua kepunyaan Allah …
Dan kepada-Nya kita kembali …
End … [Ln]
Sumber: Karakteristik Perihidup Enam Puluh Shahabat Rasulullah, karya Khalid Muh. Khalid
Baca Juga Kisah-Kisah Sebelumnya:
- Pengakuan Rasulullah atas Kepakaran Muadz bin Jabal
- Kesan Para Shahabat tentang Muadz bin Jabal (1)
- Kesan Para Shahabat tentang Muadz bin Jabal (2)
- Muadz bin Jabal Rela Membagi Dua Hartanya yang Melimpah
- Muadz bin Jabal, Pemimpin Ulama di Hari Kiamat
- Muadz bin Jabal yang Selalu Mengingat Kematian
- Muadz yang Senantiasa Menyeru Manusia kepada Ilmu dan Dzikir