ChanelMuslim.com – Muadz bin Jabal yang Selalu Mengingat Kematian
Pada suatu hari Rasulullah bersabdah, “Hai Mu’adz! Demi Allah saya sungguh sayang kepadamu. Maka jangan lupa setiap habis shalat mengucapkan: Ya Allah, bantulah daku untuk selalu ingat dan syukur serta beribadah ikhlas kepada-Mu!”
Rasulullah selalu mendesak manusia untuk memahami makna yang agung ini yang maksudnya ialah bahwa tiada daya maupun upaya, dan tiada bantuan maupun pertolongan kecuali dengan pertolongan dan daya dari Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Baca Juga: Muadz bin Jabal, Pemimpin Ulama di Hari Kiamat
Muadz bin Jabal yang Selalu Mengingat Kematian
Mu’adz mengerti dan memahami ajaran tersebut dan telah menerapkannya secara tepat. Pada suatu pagi Rasulullah bertemu dengan Mu’adz, maka tanyanya:
“Bagaimana keadaanmu di pagi hari ini, hai Mu’adz?”
“Di pagi hari ini aku benar-benar telah beriman, ya Rasulullah” ujar Mu’adz.
“Setiap kebenaran ada hakikatnya,” ujar Nabi pula, “maka apakaha hakikat keimananmu?”
Ujar Mu’adz, “Setiap berada di pagi hari, aku menyangka tidak akan menemui lagi waktu sore. Dan setiap berada di waktu sore, aku menyangka tidak akan mencapai lagi waktu pagi. Dan tiada satu langkahpun yang kulangkahkan, kecuali aku menyangka tiada akan diiringi lagi dengan langkah lainnya.
Dan seolah-olah kesaksian setiap ummat jatuh berlutut, dipanggil melihat buku catatannya. Dan seolah-olah ku saksikan penduduk surga menikmati kesenangan surga. Sedang penduduk neraka menderita siksa dalam neraka. Maka sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: Memang, kamu mengetahuinya, maka pegang teguhlah jangan dilepaskan!”
Benar dan tidak salah, Mu’adz telah menyerahkan seluruh jiwa raga dan nasibnya kepada Allah, hingga tidak suatu pun yang tampak olehnya hanyalah Dia! Tepat sekali gambaran yang diberikan Ibnu Mas’ud tentang kepribadiannya, katanya:
“Mu’adz adalah seorang hamba yang tunduk kepada Allah dan berpegang tegung kepada agama-Nya. Dan kami menganggap Mu’adz serupa dengan Nabi Ibrahim as.”