UTSMANI penyelamat resesi. Hal ini ditulis oleh Uttiek M. Panji Astuti, seorang penulis dan pemerhati sejarah, dalam akun @uttiek.herlambang, (29/9/2022).
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Mujiburrohman memperkirakan tidak stabilnya harga-harga kebutuhan pokok di pasar akan terus berlangsung seiring dengan situasi ekonomi yang belum pasti.
Selain itu, angka pengunjung pasar juga diprediksi akan semakin menurun jika dampak inflasi tidak tertangani dengan baik.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan inflasi sepanjang 2022 mencapai 6,8 persen akibat adanya kebijakan kenaikan BBM. [Kompas, 29/9]
Bayang-bayang suram resesi sepertinya akan segera menghantui dunia. Tak hanya di Indonesia, namun terutama di Eropa.
Seperti prediksi yang disampaikan Presiden Bank Dunia David Malpass pada Rabu (28/9). Ia mengatakan ada kemungkinan peningkatan resesi di Eropa.
Sementara, pertumbuhan China melambat tajam dan output ekonomi Amerika Serikat telah berkontraksi pada paruh pertama tahun ini.
Baca Juga: Indonesia Keluar dari Resesi tapi Tetap Harus Waspada
View this post on Instagram
Utsmani Penyelamat Resesi
Bencana resesi dan kelaparan pernah melanda Eropa seratus enam puluh tahun silam yang dikenal sebagai “Great Famine” atau “Kelaparan Besar”.
Negara yang paling parah terdampak adalah Irlandia yang merupakan bagian dari Kerajaan Inggris. Eropa morat-marit akibat bencana itu.
Tak dinyana, Sultan Abdul Majid dari Daulah Utsmani dengan rela hati mengeluarkan harta pribadinya tak kurang dari 10.000 pound untuk membantu.
Situasi ini menjadi dilematis bagi Inggris. Di satu sisi mereka membutuhkan bantuan, namun di sisi lain, mengapa justru Muslim yang membantu.
Hingga akhirnya Duta Besar Inggris di Istanbul, Welesley, meminta Sultan menyumbangkan setengah dari dari jumlah itu saja supaya tidak melebihi sumbangan Ratu Inggris yang hanya mampu memberi 2.000 pound saja.
Kelaparan yang terus mendera membuat Sultan diam-diam mengirimkan lima kapal penuh makanan ke Kota Drogheda pada Mei 1847.
Pengiriman bantuan makanan itu menjadi syiar dakwah yang indah. Penduduk Nasrani di Irlandia mulai mengenali simbol-simbol Islam, seperti lambang bulan sabit dan bintang.
Lebih dari itu, mereka tersentuh hatinya karena kebaikan orang-orang Islam yang datang dari jauh dan tak mereka kenal sebelumnya.
Peristiwa itu terdokumentasikan dalam sebuah jurnal agama yang terbit di Inggris berjudul “Seorang Sultan yang Baik Hati”.
Rakyat Irlandia pun mengirimkan sepucuk surat ucapan terima kasih yang sampai saat ini masih tersimpan di museum Istana Topkapi.
Sejarah bukan tak mungkin terulang, resesi dunia yang mulai membayangi Eropa bisa jadi Islam yang akan memberikan jalan keluarnya.[ind]