Taubat membuat keburukan diganti dengan kebaikan. Seperti diketahui, Allah mencintai orang-orang yang bertaubat. Selain dicintai oleh Allah, bertaubat juga membuat diri kita jauh dari sifat sombong dan riya.
Baca Juga: Taubat dari Harta Curian
Taubat Membuat Keburukan Diganti Kebaikan
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلاً صَالِحاً فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَحِيماً [الفرقان:70]
Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal sholeh, maka mereka itu adalah orang-orang yang Allah ganti keburukan-keburukannya dengan kebaikan-kebaikan dan Allah adalah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S AlFurqan : 70).
Orang yang bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat, beriman dan beramal sholeh akan Allah ubah keburukannya di dunia menjadi kebaikan.
Dari syirik menjadi tauhid, dari kufur menjadi syukur, dari riya menjadi ikhlas, dari kemaksiatan menjadi taat, dari lalai menjadi ingat kepada Allah, dari ketakutan menjadi aman, dari kesempitan menjadi kelapangan dan seterusnya.
Bahkan, untuk orang-orang tertentu, keburukan-keburukan amal perbuatannya akan Allah ganti pada hari kiamat dengan kebaikan-kebaikan sebagai buah yang manis dari taubat yang sebenarnya.
Sahabat nabi Salman Al-Farisy Radhiyallahu Anhu menyatakan :
يُعْطَى الرَّجُل يَوْم الْقِيَامَة صَحِيفَته فَيَقْرَأ أَعْلَاهَا فَإِذَا سَيِّئَاته فَإِذَا كَادَ يَسُوء ظَنّه نَظَرَ فِي أَسْفَلهَا فَإِذَا حَسَنَاته ثُمَّ يَنْظُر فِي أَعْلَاهَا فَإِذَا هِيَ قَدْ بُدِّلَتْ حَسَنَات
Seseorang diberi catatan amalnya pada hari kiamat. Kemudian, ia baca bagian atasnya, ternyata terdapat catatan keburukan-keburukannya.
Ketika ia sudah menyangka yang tidak baik (Pesimis), ia kemudian melihat ke bagian bawah, ternyata terdapat kebaikan-kebaikannya.
Setelah itu ia melihat catatan bagian atasnya (Lagi), ternyata keburukan-keburukan itu telah diganti menjadi kebaikan-kebaikan. (Riwayat Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya).
Orang yang mendapat keutamaan seperti itu adalah orang-orang yang selalu menyesal ketika mengingat dosanya di waktu lalu.
Setiap ingat, semakin bertambah takutnya kepada Allah. Semakin malu ia kepada Allah. Kemudian seketika itu juga ia bersegera melakukan amal-amal sholeh sebagai penghapus dosa-dosa tersebut. (Penjelasan Ibnu Rojab dalam Jami’ul Uluum wal Hikam. (1/118).
[Cms]
Dikutip dari buku “Sukses Dunia Akhirat dengan Istighfar dan Taubat.”
http://telegram.me/alistiqomah