ChanelMuslim.com – Suami Istri, Jangan Remehkan Urusan Ranjangmu
Bagi pasangan suami istri kebutuhan biologis merupakan hal yang harus saling dipenuhi. Jangan pernah remehkan urusan satu ini karena percayalah sakinah mawadah warahmah sebuah rumah tangga juga didukung oleh terpenuhinya kebutuhan ranjang.
Bahkan Asy Syaikh Musthafa Al Adawi mengatakan,
Dengan jimak, pasutri bisa menjaga diri, timbul rasa cinta dan keakraban di antara mereka. Betapa banyak masalah rumah tangga, baik yang muncul dari suami atau dari istri, setelah diteliti ternyata latar belakangnya adalah urusan ranjang. Bila hubungan intim antara suami istri berkualitas, maka biidznillah jiwa, raga dan pikiran akan menjadi tenang.
(Fiqh Ta’amul Bainaz Zaujain, 54-55)
Baca Juga: Pasutri Wajib Praktikkan, Ini 7 Manfaat Bercanda bagi Suami Istri
Suami Istri, Jangan Remehkan Urusan Ranjangmu
Ada empat point penting yang bisa kita ambil dari nasehat Asy Syaikh Musthafa Al Adawi jika kita memperhatikan urusan jima’ ini:
1. Dengan jimak suami istri bisa menjaga diri
Yakinlah jika kebutuhan biologis suami istri terpenuhi satu sama lain, maka mereka akan saling menjaga diri. Perbanyak membaca nasehat-nasehat Rasulullah, para sahabat dan ulama-ulama mengenai urusan jima’. Buka banyak buku Fiqh tentang Jima’ dan adab-adabnya. Saling terbukalah satu sama lain untuk urusan ini dan seiring waktu semua akan berjalan sesuai keinginan yang sama dalam jima’.
2. Dengan jima’ Timbul Rasa Cinta
Percayalah, ini nyata adanya. Banyak pasangan suami istri yang diawal menikah dijalani hanya dengan ta’aruf kemudian setelah mereka melakukan jima’ sesuai tuntunan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam dengan sendirinya mereka akan saling cinta mencintai. Banyak kita temukan pengantin baru sering senyum-senyum, bermanja-manja satu sama lain, saling menatap dengan malu-malu ini berawal dari jima’ yang mereka lakukan. Darisanalah awal cinta mereka bermula. Masya Allah.
[gambar1] Source: pexels
3. Dengan jima’ Suami Istri Saling Akrab
Jima’ telah membuat satu sama lain menyatu dalam ikatan hubungan yang halal. Mereka secara tidak langsung akan merasakan keakraban karena penyatuan tersebut tidak hanya urusan hati tapi juga tubuh mereka.
Allah berfirman:
”هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ”
Artinya:
“Istri-istri adalah pakaian untuk kalian. Demikian pula kalian merupakan pakaian untuk mereka”. QS. Al-Baqarah (2): 187.
Tapi tentu saja keakraban ini akan langgeng jika.terus dijaga sehingga kita tidak boleh meremehkan urusan ranjang dalam rumah tangga kita.
4. Jima’ Berkualitas akan berdampak pada jiwa raga dan pikiran yang tenang
Point terakhir yang perlu jadi perhatian pasangan suami istri adalah jima’ yang berkualitas. Terbukalah dengan urusan satu ini baik suami atau istri. Belajarlah mengenai banyak hal, berhiaslah sebelum berjima’ dan lakukanlah hal-hal yang kalian sukai selama itu sesuai dengan aturan syariat.
Allah Ta’ala berfirman,
نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ
“Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki.” (QS. Al Baqarah: 223)
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Yang namanya ladang (tempat bercocok tanam) pada wanita adalah di kemaluannya yaitu tempat mani bersemai untuk mendapatkan keturunan. Ini adalah dalil bolehnya menyetubuhi istri di kemaluannya, terserah dari arah depan, belakang atau istri dibalikkan.” (Syarh Shahih Muslim, 10: 6)
Jangan lupa selain berkualitas, sebelum berjima’ berdoalah. Doa yang dianjurkan untuk dibaca adalah: Bismillah, allahumma jannibnaasy syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ فَقَالَ بِاسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا . فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرُّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا
“Jika salah seorang dari kalian (yaitu suami) ingin berhubungan intim dengan istrinya, lalu ia membaca do’a: [Bismillah Allahumma jannibnaasy syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa], “Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami”, kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya.” (HR. Bukhari, no. 6388; Muslim, no. 1434).
Jadi, jangan remehkan urusan ranjang ini bagi yang sudah berkeluarga dan akan berkeluarga. Perbanyak ilmu tentangnya dan lakukan semuanya bukan karena nafsu syahwat tapi semua itu dilakukan karena ibadah.
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ
“Dalam hubungan intim suami-istri (antara kalian) itu termasuk sedekah.”
Para sahabat menanggapi, “Kenapa sampai hubungan intim saja bisa bernilai pahala?”
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ
“Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa. Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala”. (HR. Muslim, no. 2376)
Tulisannya terinspirasi dari status Facebook Ustadz Wira Bachrun mengenai nasehat Asy Syaikh Musthafa Al Adawi
Semoga bermanfaat. [jwt]