ChanelMuslim.com – Rumus kemenangan perang bukan dari siapa yang paling banyak membunuh, tapi siapa yang paling mempu bertahan dan bersabar dalam perjuangan.
Oleh: Ustaz Farid Nu’man Hasan
وَإِنَّ جُندَنَا لَهُمُ ٱلۡغَٰلِبُونَ
Dan sesungguhnya bala tentara Kami itulah yang pasti menang. (QS. Ash-Shaffat, Ayat 173)
Akhirnya, zionis menyerah. Sejak beberapa hari lalu, Netanyahu dan kabinetnya sudah mengagendakan gencatan senjata.
Media-media Israel menyebutkan bahwa mereka kalah, dan negara gagal melindungi warganya setelah roket-roket pejuang kemerdekaan Palestina menghantam belasan kota utama mereka.
Puluhan tahun negara penjajah ini berdiri, baru sekarang roket-roket pejuang Palestina mampu menghancurkan kota-kota mereka. Bukan oleh negara-negara tetangganya.
Perang darat yang dinanti-nanti HAMAS, tidak kunjung tiba. Tentara zionis trauma dengan banyaknya tentara mereka yang tewas saat perang darat 2014.
Akhirnya Netanyahu sendiri yang mengumumkan gencatan senjata yang dimulai sejak Jumat pagi. Pertanda mereka mengibarkan bendera putih.
Baca Juga: Dewan Ulama Muslim Rumuskan Cara Akhiri Konflik di Dunia
Rumus Kemenangan
Rumus kemenangan perang bukan dari siapa yang paling banyak membunuh, tapi siapa yang paling mempu bertahan dan bersabar dalam perjuangan.
HAMAS – sebagai entitas perlawanan terkuat di Palestina – meresponnya dengan penuh ‘Izzah bahwa kemampuan mereka meladeni Zionis masih panjang,
namun jika itu yang diinginkan Zionis, maka itu adalah kemenangan bagi para pejuang dan kesabaran rakyat Palestina.
Perdamaian dan kehidupan normal bukanlah pilihan yang salah, untuk me-recovery keadaan, mengobati yang terluka dan rasa takut,
serta menyusun lagi kekuatan dan perencanaan sampai bumi Palestina merdeka seutuhnya.
Namun tetap waspada, karena kita tahu bagaimana watak Zionis yang hobi melanggar perjanjian dan menginjak-injaknya.
Allah Ta’ala menceritakan nenek moyang mereka, yang berani melanggar perjanjian dengan-Nya:
وَإِذۡ أَخَذۡنَا مِيثَٰقَكُمۡ وَرَفَعۡنَا فَوۡقَكُمُ ٱلطُّورَ خُذُواْ مَآ ءَاتَيۡنَٰكُم بِقُوَّةٖ وَٱسۡمَعُواْۖ قَالُواْ سَمِعۡنَا وَعَصَيۡنَا وَأُشۡرِبُواْ فِي قُلُوبِهِمُ ٱلۡعِجۡلَ بِكُفۡرِهِمۡۚ قُلۡ بِئۡسَمَا يَأۡمُرُكُم بِهِۦٓ إِيمَٰنُكُمۡ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ
Dan (ingatlah) ketika *Kami mengambil janji kalian* dan Kami angkat gunung (Sinai) di atasmu (seraya berfirman), “Pegang teguhlah apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!”
Mereka menjawab, “Kami mendengarkan tetapi kami tidak menaati.” Dan diresapkanlah ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah patung) anak sapi karena kekafiran mereka.
Katakanlah, “Sangat buruk apa yang diperintahkan oleh kepercayaanmu kepadamu jika kamu orang-orang beriman!” (QS. Al-Baqarah, Ayat 93)
Wallahu ’lam wa Lillahil ‘izzah wa lirrasul wa lil mu’minin.[ind]