UNGKAPAN Maasyaallah dan Barakallahu Fik sering diucapkan untuk memuji sesuatu. Namun pada dasarnya ke duanya memiliki perbedaan, selain dalam hal makna, juga dalam hal fungsi atau penggunaan.
Syaikh Al-‘Allamah Al-Utsaimin -rahmatullah ‘alaih– berkata,
إذا رأى الإنسان ما يعجبه في ماله فليقل ما شاء الله لا قوة إلا بالله كما في قصة صاحب الجنتين حين قال له صاحبه
“Apabila seseorang melihat sesuatu yang menakjubkan pada harta miliknya maka hendaklah dia ucapkan, “Maasyaallah laa quwwata illaa billaah” (Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud dan tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah), ini sebagaimana dalam kisah pemilik dua kebun ketika temannya berkata kepadanya,
ولو لا إذ دخلت جنتك قلت ما شاء الله لا قوة إلا بالله
“Dan mengapa kamu tidak mengatakan tatkala kamu memasuki kebunmu maasyaallah laa quwwata illaa billaah.” (QS. Al-Kahf: 39)
Baca Juga: Lima Ungkapan Cinta yang Tidak Meragukan
Perbedaan Ungkapan Maasyaallah dan Barakallahu Fik
هذا إذا رأى الشيء في ماله إن رآه في غيره فليقل بارك الله عليه أو كلمة نحوها
Ini jika yang dia lihat itu harta miliknya. Namun apabila yang dia lihat itu harta milik orang lain, maka hendaklah dia ucapkan, “Baarakallah ‘alaih” (semoga Allah memberkahinya) atau ungkapan yang semisal.”
(Fatawa Nur ‘Alad Darb no. 321)
Ungkapan yang semisal seperti baarakallahu fik atau Allah yubaarik fik (semoga Allah memberkahimu) ketika kagum melihat orang lain sebagaimana petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Amir bin Rabi’ah untuk mendoakan keberkahan tatkala dirinya kagum melihat Sahl bin Hunaif.
Dengan demikian ketika kagum melihat kenikmatan pada orang lain adalah dengan mendoakan keberkahan atasnya, bukan mengucapkan, “Maasyaallah!” [Ln]
Catatan: Ustadz Fikri Abul Hasan