TAK banyak yang menyadari bahwa para penguasa sombong yang pernah berkuasa di muka bumi ini hancur hanya dengan makhluk Allah yang sangat sederhana, lemah, dan sangat kecil.
Jangan pernah membayangkan bahwa azab Allah kepada penguasa sombong dilakukan oleh keperkasaan malaikat yang hebat. Bukan.
Melainkan dengan datangnya makhluk Allah yang kecil, lemah, dan biasa saja.
Salah satunya adalah azab yang Allah timpakan kepada penguasa sombong bernama Abrahah. Penguasa zalim ini hidup di masa kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.
Berkuasa di wilayah kawasan utara Saudi Arabia saat ini. Sedemikian sombongnya, ia ingin menghancurkan bangunan Ka’bah.
Ia kerahkan pasukan hebatnya menuju Mekah. Pasukan khusus yang ia siapkan untuk penghancuran itu diberi nama dengan pasukan gajah.
Utusan penguasa pun dikirim untuk menyampaikan maklumat penaklukan ini.
Pemimpin Mekah saat itu, Abdul Muthalib, yang juga kakek Nabi Muhammad saw. menyampaikan pesan jawaban kepada utusan itu.
Ia menyampaikan agar hewan-hewan ternak masyarakat Mekah tidak dibunuh setelah penduduk Mekah melakukan pengungsian.
Utusan ini terheran-heran. Bagaimana mungkin seorang pemimpin tempat terkenal di dunia lebih memperhatikan hewan-hewan ternak warganya daripada bangunan Ka’bah yang akan dihancurkan.
Abdul Muthalib menjelaskan, “Yang menjadi milik kami adalah hewan-hewan ternak itu. Ka’bah itu bukan milik kami. Tapi milik Pencipta alam semesta. Biarlah Ia yang akan melindunginya dengan caranya.”
Belum lagi Abrahah dan pasukan hebatnya tiba di kawasan Mekah, mereka hancur berkeping-keping dengan sesuatu yang sangat misterius.
Tidak bersisa sedikit pun, termasuk pasukan gajah raksasa itu.
Baca Juga: Sikap Para Ulama ketika Mendapati Kebijakan Penguasa yang Merugikan Rakyat
Penguasa Sombong Ini Hancur dengan Makhluk Allah yang Kecil dan Lemah
Sayid Quthb menjelaskan makhluk misterius itu dalam tafsirnya, Azh-Zhilal. Beliau menjelaskan kandungan Surah Al-Fiil yang sudah dihafal sebagian besar umat Islam di negeri mana pun.
Menurutnya, dalam sejarah Arab, tidak ada satu kabar pun tentang kedatangan burung-burung raksasa seperti yang dipahami kebanyakan orang tentang istilah thayran ababil atau burung ababil yang memusnahkan pasukan itu dengan batu sijjil.
Kata thayran masih menurut Sayid Quthb adalah istilah yang menunjukkan makhluk yang hidupnya dengan terbang. Tapi tidak selalu berarti burung.
Ulama asal Mesir ini menyimpulkan bahwa thayran yang dimaksud ayat itu adalah sejenis virus yang Allah datangnya khusus untuk Abrahah dan pasukannya.
Entah apa jenis virus itu. Dan entah seperti apa penyakit dahsyat yang menyebabkan tubuh-tubuh seluruh rombongan itu lumat seperti dimakan ulat. Wallahu a’lam bishowab.
Penguasa sombong lain adalah Firaun yang juga menjadi pelajaran untuk umat manusia.
Sebelum Allah tenggelamkan dalam laut, kerajaan yang berlokasi di Mesir ini mengalami kebangkrutan setelah Allah azab dengan fenomena di luar perkiraan mereka.
Antara lain, cuaca ekstrim, dan berbagai kemunculan hewan-hewan kecil dan lemah yang tiba-tiba bisa menghancurkan aset kerajaan Firaun yang vital.
Allah Subhanahu wa taala berfirman,
“Maka kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa,” (al-araf/7:133).
Masih banyak bukti-bukti sejarah lain yang pernah terjadi di bumi ini terhadap penguasa-penguasa sombong. Mereka hancur bukan karena serangan musuh atau pihak lain yang hebat dan digjaya.
Melainkan, oleh kemunculan hewan kecil dan lemah seperti kutu, katak, belalang, dan virus.
Sejarah juga mencatat, kehancuran mereka terjadi setelah secara terang-terangan mereka menolak mengakui kekuasaan Allah Subhanahu wa taala.
Yaitu, ketika mereka mulai memerangi hamba-hamba Allah yang saleh, seperti para nabi yang Allah kisahkan dalam Alquran.
Raja Namruz hancur setelah memerangi Nabi Ibrahim alaihis salam. Kerajaan Firaun musnah setelah memerangi Nabi Musa alaihis salam.
Dan Raja Abrahah lumat bersama pasukannya saat dalam perjalanan untuk menghancurkan Ka’bah di Mekah.
Fenomena ini terus berulang dari masa ke masa. Selama masih ada penguasa-penguasa sombong yang menolak kebesaran Allah Subhanahu wa taala dan memerangi hamba-hambaNya yang saleh, azab yang begitu massif akan terjadi.
Dan azab itu Allah turunkan bukan melalui tangan malaikat yang perkasa. Melainkan hanya melalui makhluk-makhluk kecil yang lemah seperti kutu, belalang, katak, kuman, dan virus. [Mh/ind]