ADA 13 pokok pendidikan yang diberikan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam kepada generasi sahabat. Pendidikan juga menjadi kunci yang mampu menjawab persoalan-persoalan yang terjadi saat ini.
Karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana Rasulullah mendidik para sahabat.
Satu kata yang memiliki makna yang universal dan ruang lingkup yang luas. Memiliki alur yang jelas dan tegas, yaitu pendidikan individu, keluarga, masyarakat baru kemudian umat manusia.
Setiap pendidikan tersebut memiliki banyak aspek yang kesemuanya bermuara pada terciptanya masyarakat yang ideal.
Kurikulum Pendidikan ala Rasulullah
Pendidikan anak merupakan bagian dari pendidikan individu.
Islam berusaha mempersiapkannya dan membinanya sebagai upaya menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang berguna dan manusia yang shaleh di dalam kehidupan ini.
Pendidikan anak, jika dipersiapkan dan dilaksanakan dengan baik dan terarah maka ia tidak lain adalah fondasi yang kuat untuk mempersiapkan pribadi yang shaleh.
Selain itu, mampu bertanggung jawab atas segala persoalan yang muncul dalam kehidupannya kelak. Ada beberapa pokok pendidikan yang Rasulullah tegakkan untuk para sahabat.
13 Pokok Pendidikan Rasulullah kepada Generasi Sahabat
Baca Juga: Pendidikan untuk Anak-Anak Tenaga Kerja Indonesia
Pertama, Membatasi pembinaan hanya dengan manhaj rabbani
Islam adalah agama kehidupan, agama kemanusiaan, agama kesadaran, pendidikan dan pembinaan. Ketika umat Islam kembali kepada Islam maka kedamaian akan menguasai dunia ini.
Kedua, Memurnikan hidup dari segala kepentingan duniawi dan manfaat-manfaat yang tidak kekal
Selalu memastikan apa yang dimakan oleh anak-anak dan keluarga adalah halal. Selalu memastikan bahwa apa yang kita lakukan itu bermanfaat dan tidak merugikan orang lain.
Ketiga, Dimulai dengan membangun aqidah ummat sebelum membangun syari’at (hukum)
Membangun kecintaan pada Allah, Rasulullah dan risalah ini terlebih dahulu.
Keempat, Sejak pertama kali wujud pembinaannya adalah gerakan yang dinamis
Melakukan pembinaan anak dapat dilakukan dengan cara-cara yang kreatif dan memancing daya eksplorasi anak. Islam itu luwes dan tidak kaku karena ilmu Allah itu sangat luas.
Kelima, Jelas tujuannya serta tidak bercampur aduk dengan pemikiran lain
Ketika arah dan tujuan pendidikan di dalam keluarga sudah jelas yaitu surga, maka kita harus istiqomah untuk mempelajari dan kemudian melaksanakannya dalam rumah tangga kita.
Istiqomah dalam beribadah kepada Allah. Istiqomah untuk selalu membangun kecintaan anak kepada Allah, Rasulullah dan Al qur’an.
Keenam, Membina “Qoidah Shalabah” (kelompok inti) yang dapat membantu pendidikan dalam keluarga
Didik dan binalah anak-anak yang terbesar terlebih dahulu.
Tegakkan Islam di dalam dirinya sehingga kelak anak-anak itu bisa membantu adik-adiknya dan orang-orang di sekitarnya untuk mengenal Islam dan menegakkannya dalam diri mereka.
Ketujuh, Memanfaatkan dan mempergunakan semua daya serta potensi yang ada
Maksimalkan waktu yang ada. Segala sesuatu yang ada di rumah dapat dijadikan media pembelajaran untuk anak-anak.
Kedelapan, Menanamkan pada anak, bahwa nilai seseorang itu terletak pada takwanya
Mengajarkan pada anak tentang nilai seorang manusia dengan memahami maksud penciptaan manusia, yaitu untuk beribadah kepada Allah.
Kesembilan, Pembinaan melalui celah-celah peristiwa dan aktivitas yang konkrit
Ayah Bunda harus dengan jeli melihat kondisi anak. Apa yang sedang mereka alami dan pikirkan. Jadikan ini sebagai bahan diskusi untuk diambil hikmahnya.
Ayah Bunda juga senantiasa mendampingi mereka dalam aktivitas keseharian mereka. Membuat percakapan yang mendalam soal aktivitas rutinitas mereka.
Ada saatnya melakukan aktivitas bersama seperti shalat berjama’ah atau berkebun.
Kesepuluh, Menanamkan kepercayaan dalam lubuk hati akan pertolongan Allah
Selalu menyertakan Allah dalam setiap aktivitas agar anak mempunyai keyakinan yang besar kepada Allah.
Kesebelas, Menjadi teladan dengan amal yang nyata
Bagaimana bisa anak-anak menjadi lurus jalannya jika kita, orangtuanya bersikap bengkop dalam kehidupan sehari-hari. Ayah Bunda adalah inspirasi bagi ananda.
Keduabelas, Bersikap lembut dan penyayang, bukan kasar dan menyakitkan
Sikap kasar dan menyakitkan akan menimbulkan luka trauma yang sulit dilupakan.
Ketigabelas, Berwawasan jauh ke depan, khususnya dalam perubahan dari satu fase ke fase yang lain.
Ayah Bunda perlu membekali diri tentang ilmu perkembangan anak dan juga perkembangan yang terjadi di dunia ini. Dua hal ini sangat bermanfaat untuk membekali ananda, bagaimana menghadapi perubahan.
Selesai. [Maya Agustiana/ind]