ChanelMuslim.com – Loyalitas dari
Ummu Habibah bisa jadi inspirasi bagi kita. Ibunda Ummu Habibah adalah istri Rasulullah yang dinikahi oleh Baginda Nabi dari jarak jauh. Rasul di Madinah, Ummu Habibah di Habasyah.
Yang menyerahkan maharnya saja adalah Raja Najasyi, dan kaum Muslimin di Habasyah saat itu mengadakan walimah kecil untuk merayakan pernikahan antara Rasulullah dan shahabiyah hebat ini.
Baca Juga: Kisah Ummu Kultsum binti Abu Bakar, Adik Aisyah binti Abu Bakar
Loyalitas dari Ummu Habibah
Dikutip dari channel telegram Generasi Shalahuddin, jangan ditanya kedudukan Ummu Habibah dalam perjuangan dakwah. Beliau adalah anak presiden Kaum musyrikin Quraisy, Abu Sufyan.
Meskipun begitu, beliau tetap bertahan menjadi seorang muslimah yang pantang menyerah. Keluarganya membenci Islam, tetapi keyakinan dan keteguhan beliau membuat mereka semua gigit jari.
Sejak awal, kita belajar dari ibunda Ummu Habibah tentang nilai loyalitas. Loyalitas pada Islam tetap tidak membuat beliau pergi dan tak acuh pada ayah dan ibunya.
Ummu Habibah sangat menyayangi mereka. Islam pun memerintahkan untuk tetap menyayangi dan berbuat baik pada orangtua, apapun keadaan mereka.
Namun, jangan taati jika mereka mengajak pada kekufuran pada Allah. Suatu hari ketika Kaum Muslimin sedang dalam perjanjian damai dengan Quraisy, salah satu kabilah koalisi Quraisy menyerang kabilah yang berkoalisi dengan Nabi Muhammad.
Seluruh Jazirah Arab panas karena mereka tahu itulah titik penting yang akan membuat Rasulullah akan membebaskan Kota Makkah.
Ya Abu Sufyan. Dia tahu bahwa perjanjian damai ini bubar, dan ia sadar semakin hari kekuatan Kaum Muslimin semakin besar.
Itulah yang mendorongnya untuk datang ke Madinah meminta Rasulullah untuk memperbarui perjanjian damai dengan Quraisy sebagaimana di Hudaibiyah. Namun Rasulullah enggan.
Abu Sufyan tahu, bahwa ia punya anak yang diperistri oleh Rasulullah, siapa lagi kalau bukan Ummu Habibah. Datanglah Abu Sufyan ke rumah anaknya itu.
Ummu Habibah menyambut ayahnya sebagai bentuk bakti dan rasa hormatnya pada sang bapak. Namun, ketika Abu Sufyan ingin memintanya membujuk Rasulullah, Ummu Habibah enggan berkata sedikitpun.
Dari Ummu Habibah kita mengambil hikmah. Orang-orang besar adalah orang yang loyal pada prinsipnya, tapi juga pandai bergaul dengan orang-orang sekitarnya.
Ia pandai menjaga keyakinannya, tapi juga pandai bagaimana harus bersikap dewasa dengan orang-orang yang bahkan tak menyukai keyakinannya. [Cms]