Chanelmuslim.com – Izzuddin Al Qassam – Mujahid Palestina
Palestina adalah tanah para Nabi yang berjuang untuk mengajak umatnya menyeru untuk menyembah Allah dan hanya pada Allah sang Maha Pencipta. Bertahun-tahun Palestina menjadi rebutan, karena Yahudi sebagai keturunan bani Israil merasa bahwa Palestina adalah tanah yang dijanjikan bagi mereka.Karena hal itu, Yahudi memerangi kaum muslim yang ada di Palestina, menghancurkan rumah, mesjid, pusat perekonomian, melakukan blokade. Tetapi, itu tak pernah menyurutkan kaum muslim dan penduduk Palestina untuk terus berjuang mempertahankan tanah air dan membela kehormatan agama.
Salah satu mujahid yang dikenal dunia luas adalah Izzuddin Al Qassam. Nama lengkapnya adalah Muhammad Izzuddin Abdul Qadir Al-Qassam. Lahir pada tahun 1882 M di Suria. Dia pernah belajar di Al Azhar dari tahun 1906-1986 pada guru bernama Syeikh Muhammad Abduh. Dia adalah seorang syaikh Tarekat Asy-Syadzaliyah di Jilah Al-Adhamiyah sebuah wilayah di Suria bagian utara.
Baca Juga: Wartawan Palestina Meningkatkan Alarm atas ‘Penindasan’ Konten di Facebook
Izzuddin Al Qassam – Mujahid Palestina
Izzuddin ikut dalam revolusi Suria. Revolusi tersebut berakhir dengan adanya pertempuran Melson pada tahun 1920. Setelah penjajah Perancis menjatuhkan hukuman mati kepadanya, dia pindah ke Haifa di Palestina. Alasan lain kepindahannya ke kota Haifa adalah karena keberadaan Yahudi sudah semakin bertambah besar.
Di Haifa Izzuddin tinggal di rumah Haji Amin Nurruddin. Kegiatan Al-Qassam disana adalah mengajar dan berceramah di masjid Al-Istiqlal.
Pada tahun 1928 dia mendirikan kantor cabang Jam’iyah Asy-Syubban Al Muslimin di kota Haifa dan dia sebagai pemimpinnya. Perjuangannya selalu menitikberatkan pada tiga hal, Pertama, selalu waspada akan ancaman Yahudi. Kedua, ajakan untuk berjihad. Ketiga, memilih orang-orang yang berkualitas dan dibekali dengan pemikiran yang benar serta keahlian militer.
Pada tahun 1931, pasukan yang dia bentuk menyerang perkampungan Yahudi di Yagur. Dalam penyerangan tersebut tiga tentara Yahudi terbunuh. Pasukan Izzuddin Al Qassam meneruskan penyerangannya dan menyebar ke seluruh wilayah pegunungan.
Setelah pasukan Inggris mempersempit ruang geraknya di Haifa, maka pada tahun 1935 bersama enam temannya, dia pindah ke daerah pegunungan.
Pasukan yang dia bentuk jumlahnya mencapai 200 orang. Dari jumlah tersebut dia membaginya ke dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok terdiri dari lima orang dan salah seorang diangkat sebagai pemimpin dan pemberi arahan. Tidak lama dia berjuang, pasukannya bertambah banyak dan mencapai 800 prajurit. Tiap kelompok yang tadinya terdiri dari lima orang sekarang menjadi Sembilan orang.
Pada tahun 1935, pasukan Inggris dengan persenjataan yang lengkap dan dibantu dengan pesawat tempur menyerang pasukan Izzuddin Al Qassam di Ya’bad. Dalam pertempuran tersebut Izzuddin Al Qassam gugur sebagai syahid bersama dua orang mujahid lainnya.
Semua orang Palestina melakukan shalat ghaib. Jenazah syahid dengan bajunya yang berlumuran darah dibawa oleh ribuan orang ke pemakaman yang ada di kampungnya. Setelah terbunuhnya tiga syahid itu banyak sekali terjadi pergolakan dan pemogokan.
Sebuah sayap kelompok HAMAS (Haakah Muqawamah Islamiyah) menuliskan namanya dalam bendera mereka. Izzuddin Al Qassam
Palestina adalah tanah para Nabi yang berjuang untuk mengajak umatnya menyeru untuk menyembah Allah dan hanya pada Allah sang Maha Pencipta. Bertahun-tahun Palestina menjadi rebutan, karena Yahudi
Nama lengkapnya adalah Muhammad Izzuddin Abdul Qadir Al-Qassam. Lahir pada tahun 1882 M di Suria. Dia pernah belajar di Al Azhar dari tahun 1906-1986 pada guru bernama Syeikh Muhammad Abduh. Dia adalah seorang syaikh Tarekat Asy-Syadzaliyah di Jilah Al-Adhamiyah sebuah wilayah di Suria bagian utara.
Izzuddin ikut dalam revolusi Suria. Revolusi tersebut berakhir dengan adanya pertempuran Melson pada tahun 1920. Setelah penjajah Perancis menjatuhkan hukuman mati kepadanya, dia pindah ke Haifa di Palestina. Alasan lain kepindahannya ke kota Haifa adalah karena keberadaan Yahudi sudah semakin bertambah besar.
Di Haifa Izzuddin tinggal di rumah Haji Amin Nurruddin. Kegiatan Al-Qassam disana adalah mengajar dan berceramah di masjid Al-Istiqlal.
Pada tahun 1928 dia mendirikan kantor cabang Jam’iyah Asy-Syubban Al Muslimin di kota Haifa dan dia sebagai pemimpinnya. Perjuangannya selalu menitikberatkan pada tiga hal, Pertama, selalu waspada akan ancaman Yahudi. Kedua, ajakan untuk berjihad. Ketiga, memilih orang-orang yang berkualitas dan dibekali dengan pemikiran yang benar serta keahlian militer.
Pada tahun 1931, pasukan yang dia bentuk menyerang perkampungan Yahudi di Yagur. Dalam penyerangan tersebut tiga tentara Yahudi terbunuh. Pasukan Izzuddin Al Qassam meneruskan penyerangannya dan menyebar ke seluruh wilayah pegunungan.
Setelah pasukan Inggris mempersempit ruang geraknya di Haifa, maka pada tahun 1935 bersama enam temannya, dia pindah ke daerah pegunungan.
Pasukan yang dia bentuk jumlahnya mencapai 200 orang. Dari jumlah tersebut dia membaginya ke dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok terdiri dari lima orang dan salah seorang diangkat sebagai pemimpin dan pemberi arahan. Tidak lama dia berjuang, pasukannya bertambah banyak dan mencapai 800 prajurit.
Tiap kelompok yang tadinya terdiri dari lima orang sekarang menjadi Sembilan orang.
Pada tahun 1935, pasukan Inggris dengan persenjataan yang lengkap dan dibantu dengan pesawat tempur menyerang pasukan Izzuddin Al Qassam di Ya’bad. Dalam pertempuran tersebut Izzuddin Al Qassam gugur sebagai syahid bersama dua orang mujahid lainnya.
Semua orang Palestina melakukan shalat ghaib. Jenazah syahid dengan bajunya yang berlumuran darah dibawa oleh ribuan orang ke pemakaman yang ada di kampungnya. Setelah terbunuhnya tiga syahid itu banyak sekali terjadi pergolakan dan pemogokan.
Sebuah sayap kelompok HAMAS (Haakah Muqawamah Islamiyah) menuliskan namanya dalam bendera mereka.
Sumber : Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, Syaikh Muhammad Sa’id Mursi, Penerbit Al Kautsar