BUKTI ilmiah Laut Merah terbelah. Begitu penasarannya ilmuwan Barat tentang penyelamatan yang dilakukan Nabi Musa di Laut Merah hingga mereka melakukan penelitian untuk membuktikan bahwa kisah itu nyata, bukan mitos belaka.
“Terbelahnya air (laut) dapat dipahami melalui dinamika fluida. Angin menggerakkan air dengan cara yang sesuai dengan hukum-hukum fisika, menciptakan lorong bagi perjalanan yang aman dengan air pada kedua sisinya dan itu memungkinan air untuk tiba-tiba menutup kembali.
Diperkirakan saat kejadian, angin dengan kecepatan 63 mil per jam yang terus berhembus selama 12 jam, hingga bisa mendorong air sampai kedalaman 6 kaki (2 meter).
Ini seakan (menjadi) jembatan tanah sepanjang 3-4 kilometer (2 sampai 2,5 mil) dan luas 5 kilometer (3 mil), yang tetap terbuka selama 4 jam.”
Demikian kesimpulan penelitian ilmiah yang dilakukan Carl Drews dan rekan-rekannya dari Pusat Riset Atmosfer Nasional (NCAR) dan Universitas Colorado, yang dimuat dalam jurnal Public Library of Science, PLoS ONE.
Begitu penasarannya ilmuwan Barat tentang penyelamatan yang dilakukan Nabi Musa di Laut Merah hingga mereka melakukan penelitian untuk membuktikan bahwa kisah itu nyata, bukan mitos belaka.
Hasilnya, terbukti!
Melalui simulasi komputer yang rumit, mereka bahkan berhasil menghitung kecepatan angin yang terjadi pada hari itu, yang menyebabkan sebagian Laut Merah seakan terbelah menjadi jembatan tanah selama 4 jam dan bisa dilalui umat Nabi Musa, sebelum akhirnya tertutup kembali dengan air laut.
Allahu akbar!
Baca juga: Fenomena Laut Mati dan Pesan Murka Allah
Bukti Ilmiah Laut Merah Terbelah
Begitu pentingnya kisah Nabi Musa, hingga Alqur’an menyebut namanya sebanyak 136 kali.
Mengapa kisah Nabi Musa menjadi kisah yang paling banyak dituturkan dalam Alqur’an? Karena apa yang terjadi pada Nabi Musa dan umatnya adalah kisah yang sangat relevan hingga akhir zaman.
Kisah tentang yang haq melawan bathil. Kisah tentang kelindan penguasa yang dzalim, penasihat yang cerdas namun culas, pemuka agama yang menyesatkan yang diwakili para penyihir kerajaan, serta disokong pemilik modal yang serakah.
View this post on Instagram
Kisah dengan tokoh-tokoh utama seperti itu selalu muncul di setiap periode kehidupan. Fir’aun boleh berganti nama.
Haman, penasihat yang cerdas namun culas, bisa siapa saja. Qorun, gambaran pemodal serakah yang akan mengeruk kekayaan negara hingga tak tersisa.
Seakan semua itu terjadi hari ini di depan mata, dengan kita sebagai bagian dari ceritanya. Kita bisa memilih menjadi kaki tangan para penguasa atau menjadi umat Nabi Musa.
Setiap tanggal 10 Muharram, Allah ingatkan kita akan akhir tragis sekira kita memilih berada di barisan yang salah.
Tepat di hari ini, Allah selamatkan Nabi Musa dari kejaran Fir’aun dan pasukannya.
Bukti ilmiah terbelahnya Laut Merah hingga jasad Fir’aun yang abadi harusnya cukup menjadi bukti. Jangan sampai pilihan yang salah terulang kembali.[ind]