ALAM menjadi ayat-ayat kauniyah. Yaitu tanda-tanda kekuasaan Allah yang diperlihatkan melalui fenomena alam.
Salah satu ayat-ayat kauniyah yang sampai saat ini bisa disimak dan dipelajari adalah Laut Mati. Dikatakan Laut Mati karena hampir tidak ditemukan kehidupan di laut itu.
Sebenarnya, Laut Mati lebih cocok disebut danau. Hal ini karena posisinya berada di tengah-tengah daratan yang masuk dalam wilayah Palestina dan Yordania. Letaknya tak jauh dari Yerusalem atau Al-Quds, kota sangat bersejarah dalam Islam.
Luas Laut Mati sebesar 605 kilometer per segi. Luas itu hampir sama dengan luas DKI Jakarta. Kedalamannya mencapai hampir 400 meter.
Fenomena Unik di Laut Mati
Disebut Laut Mati karena memang tidak ada tanda-tanda kehidupan di laut ini. Tidak ada ikan, udang, kerang, siput, ganggang, lumut, atau apa pun tentang flora dan fauna.
Hal ini setidaknya ada dua sebab. Pertama karena kadar garamnya yang ekstrim. Walau berada di tengah-tengah daratan atau tidak nyambung dengan laut, tapi kadar garam di tempat ini mencapai 30 hingga 40 persen.
Padahal di laut-laut lain, kadar garam dalam airnya hanya dalam kisaran 3 hingga 4 persen. Dengan kata lain, kadar garam di Laut Mati sepuluh kali lipat dari kadar garam di laut mana pun.
Dengan kadar garam yang ekstrim ini, hampir tak satu pun flora atau fauna yang mampu bertahan di tempat ini.
Kedua, hal yang masih misterius dari danau ini adalah efek mengapung. Jadi, apa pun yang memiliki kandungan udara termasuk tubuh kita akan mengapung berada di air ini.
Hal ini pula yang mungkin menjadi sebab hewan-hewan air seperti ikan tidak bisa hidup di tempat ini. Karena ikan-ikan pun akan mengapung alias tidak bisa bernafas melalui insangnya.
Bukan hanya flora dan fauna yang tidak mau hidup di danau ini. Manusia pun tidak ada yang mau tinggal di tepiannya. Hal ini karena bau tidak sedap begitu menyengat dari danau ini.
Inilah kenapa di sekitaran Laut Mati tidak ada rumah atau pondok-pondok seperti umumnya danau atau di tepian laut-laut lain.
Pesan Murka Allah Subhanahu Wata’ala
Fenomena Laut Mati seolah menjadi pesan murka Allah Subhanahu Wata’ala kepada umat manusia. Pesan ini terkait dengan apa yang pernah terjadi di tempat ini.
Para arkeolog menemukan fakta-fakta bahwa tempat ini merupakan lokasi di mana kaum Sodom di masa Nabi Luth alaihissalam pernah tinggal.
Terjadinya Laut Mati diperkirakan karena gempa dahsyat yang membuka daratan yang menuju Laut Merah di selatannya. Air laut dari selatan pun masuk ke tempat ini, kemudian tertutup lagi. Tapi misteri tentang kadar garam ekstrim dan serba mengapung masih belum terjawab.
Seolah-olah ini menjadi pesan bahwa betapa murkanya Allah subhanahu wata’ala tentang apa yang pernah terjadi di wilayah ini. Yaitu tentang kemaksiatan kaum Sodom, umat Nabi Luth alaihissalam.
Kemaksiatan ini sebegitu menjadi murka Allah boleh jadi karena satu hal. Yaitu, perilaku jahat umat Nabi Luth bisa mengancam populasi umat manusia karena tidak adanya kelahiran baru. Sebuah kemaksiatan yang berefek pada regenerasi umat manusia.
Tentang azab Allah di tempat ini diabadikan dalam Al-Qur’an Surah Hud ayat 82. “Maka ketika keputusan Kami datang, Kami jungkir-balikkan negeri kaum Luth dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar.
“yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang zalim.”
Peristiwa tersebut terjadi sekitar 1.800 tahun sebelum masehi. Atau, hampir 4 ribu tahun dari sekarang. Sebuah pelajaran yang mestinya terus dicermati agar tidak terulang di kemudian hari. [Mh]