DARI berbagai penjelasan hadits Rasulullah yang berderajat shahih, ulama berkesimpulan bahwa berita kemunculan al-Mahdi adalah tak terbantahkan.
Al-Mahdi bernama Muhammad bin Abdullah al-‘Alawi al-Hasani, yang artinya keturunan Hasan bin Ali bin Abi Thalib r.a. Al-Mahdi adalah rahmat dari Allah swt. di akhir zaman.
Baca Juga: Jangan Bergeser dari Jalan yang Lurus
Berita Kemunculan Al-Mahdi dari berbagai Pandangan
Berikut ini di antara pandangan tentang berita kemunculan Al-Mahdi dari berbagai kelompok.
a. Menurut Ahlus Sunnah wal Jamaah
Al-Mahdi adalah orang yang bijak, saleh, dan mendapat petunjuk dari Allah swt. Allah membangkitkannya sebagai pembaharu agama Islam. Allah akan meninggikan Islam melalui tangan Al-Mahdi.
Ibnu Khaldun menjelaskan, “Pasti di akhir zaman akan muncul seorang laki-laki dari kalangan ahlul bait untuk memperkuat agama, menegakkan keadilan, diikuti kaum muslimin, dan menguasai kerajaan-kerajaan Islam.
“Ia bernama al-Mahdi. Setelahnya, akan muncul Dajal. Setelah itu, Isa diturunkan ke bumi, lalu Dajal terbunuh. Atau Isa membantu al-Mahdi dalam membunuh Dajal. Dalam hal shalat, Isa bermakmum kepada al-Mahdi.
b. Menurut Syiah Imamiyah.
Al-Mahdi adalah imam terakhir mereka. Ia adalah imam keduabelas yang terkenal dengan nama Muhammad bin Hasan al-Askari.
Mereka meyakini, al-Mahdi ke terowongan Samiral ebih dari seribu seratus tahun yang lalu. Umurnya saat itu lima tahun. Mereka yakin al-Mahdi ada di mana-mana, tetapi tak terlihat oleh mata.
Pendapat Syiah ini tidak didukung oleh dalil-dalil dan argumentasi yang kuat, baik akal maupun naql. Ini bertentangan dengan sunnatullah dan logika. Sebab, jika memang al-Mahdi sudah hidup, apa yang membuat ia tidak kelihatan? Padahal al-Mahdi wajib muncul untuk menunaikan tugas yang makruf dan mencegah kemungkaran.
c. Orang-orang yang mendustakan munculnya al-Mahdi.
Mereka adalah pengikut ahlussunnah waljamaah, tapi tidak mempunyai kompetensi dalam meneliti nash-nash dan sanad-sanad. Kerancuan berpikir mereka ditolak kalangan ulama.
d. Para penguasa dan raja yang mengklaim sebagai al-Mahdi
Penguasa-penguasa ini memang bergelar al-Mahdi, tapi mereka bukan al-Mahdi seperti yang diisyaratkan Rasulullah saw. Mereka menggunakan gelar al-Mahdi sebagai doa yang artinya orang yang mendapat petunjuk.
Di antara mereka adalah seorang penguasa bernama Ubaidillah bin Maimun. Para pengikutnya mengklaim Ubaidillah sebagai al-Mahdi. Ia lahir pada 259 H dan wafat pada 322 H.
Ubaidillah sebenarnya keturunan Yahudi dan berdarah Majusi. Tapi, ia memalsukan riwayat hidupnya dan mengaku sebagai keturunan Rasulullah sekaligus mengaku sebagai al-Mahdi yang dijanjikan.
Ia berhasil mengembangkan kekuasaannya.
Bahkan anak keturunannya berhasil menguasai Maroko, Mesir, Hijaz, dan Syam. Saat itu, Islam dan umat Islam mendapatkan ujian dan musibah besar dari mereka. Bahkan, mereka mengaku sebagai tuhan dan menyatakan bahwa dalam syariat ada sisi zahir dan batin. [mh/Cms]