• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 28 Oktober, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Khazanah

Alasan Rasulullah SAW Tidak Pernah Mengimpor Makanan

Oktober 4, 2025
in Khazanah
Alasan Rasulullah SAW Tidak Pernah Mengimpor Makanan

Foto: Unsplash

80
SHARES
619
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

BANYAK strategi Rasul shallallahu ‘alaihi wa salam dalam membangun ekonomi Madinah, salah satunya mengoptimalkan produksi makanan yang tumbuh di tempatnya hijrah.

Dalam kajian Mabit (Malam Bina Iman dan Taqwa) bulanan dengan tema “Syamail dan Akhlak Rasul”, Ustadz Asep Sobari, selaku pendiri Sirah Community Indonesia (SCI) menjabarkan pengaruh kebiasaan makan Rasulullah yang menjadi pendukung pertumbuhan ekonomi di Madinah.

Baca Juga: Posisi Aisyah di Hati Rasulullah

Alasan Rasulullah SAW Tidak Pernah Mengimpor Makanan

Menariknya paparan beliau bersumber dari kitab Zaadul Ma’ad karya Ibn Qayyim, seorang ulama dan juga tabib Muslim sekitar 7 abad lalu.

Penjabaran analisa ini, berawal dari kisah perjalanan Rasul yang pernah dimasaki dan dihadiahi daging dhab (sejenis biawak) oleh sahabatnya.

Namun, Rasul hanya diam dan tidak memakannya. Para sahabat pun penasaran dan bertanya, “apakah daging ini haram?” Rasul menjawab, “itu bukan makanan kami di Madinah, tapi makanlah kalian”

Ibn Qayyim meneliti dari jawaban Rasul, “makanan itu bukan makanan kami di Madinah” dan pernyataan Rasul lainnya, “aku tidak terbiasa makan makanan yang tidak dimakan oleh kaumku.”

Artinya Rasul hanya suka makanan yang tumbuh di sekelilingnya saja sehingga beliau hanya mengandalkan komoditas di tempat tinggalnya saja.

Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Hikmah Allah menumbuhkan makanan, buah-buahan yang berbeda di setiap negeri, karena tentu kondisi di tempat itu berbeda-berbeda dari cuacanya, kondisi alamnya, dan lain-lain.

Dan otomatis itu akan berpengaruh pada tubuh manusia di tempat yang berbeda pula.

Masalah dasarnya adalah ketika Allah memberi rizki di tempat itu, artinya itu yang lebih cocok untuk kesehatan, pertumbuhan, dan kecukupan gizi orang setempat.

Maka kesimpulannya adalah sebaik-baik makanan yang dikonsumsi manusia ialah makanan yang diproduksi oleh sekitarnya.

Sehingga kita tidak usah berlebih-lebihan untuk import kecuali memang kekurangan karena faktor alam berupa musibah, kekeringan, bukan karena faktor manusianya yang teledor, tegas Ustadz Asep.

Jadi Rasul tidak suka yang aneh-aneh, tidak perlu import selama ada makanan yang dihasilkan.

Inilah yang nantinya menjadi bagian menarik pada kurma ajwa, mengapa menjadi sangat populer bukan hanya bagi penduduk Madinah, tapi juga oleh Muslim di negara manapun, sampai orang Indonesia menyebutnya sebagai kurma Nabi. Meskipun asalnya di Madinah tidak disebut sebagai kurma Nabi.

Ibn Qayyim telah meneliti keistimewaan kurma ajwa. Ternyata Rasul memang memberikan keistimewaan yang lebih bagi kurma ajwa.

Rasul sebagai pemimpin Madinah pernah mendoakan secara khusus makanan pokok yang dihasilkan, yakni kurma,”Ya Allah berkahilah kurma di Madinah, siapa yang pagi hari (sebelum makan apa-apa), memulai dengan memakan tujuh butir kurma ajwa maka ia akan terhindar dari sihir.”

Dari do’a Rasul ini menunjukkan bahwa seluruh kurma di Madinah diberkahi dan kekhususan penyebutan kurma ajwa memberikan sifat tambahan padanya. Mengapa Rasul mengkhususkan menyebut kurma ajwa diantara nama kurma lainnya? Karena awalnya kurma ajwa tidak disukai penduduk Madinah.

Ketika Nabi tiba di Madinah dari semua kurma yang ada, kurma ajwa yang paling tidak laku. Sedangkan kurma ajwa hanya tumbuh subur di Madinah, tapi orang Madinah kurang suka.

Padahal kurma bisa bertahan selama setahun. Hal ini sangat berpengaruh pada ekonomi dan ketahanan pangan penduduk Madinah jika berhenti diproduksi.

Seperti kita sekarang, dari dulu produksi singkongnya subur. Sekarang malah singkong diimport.

Ini masalah besar, makanya Rasul menyebut ajwa dalam do’anya agar orang-orang di Madinah menyukainya dan memakannya.

Sehingga mereka pun menyukai ajwa dan bahan pangan orang-orang Madinah pun tetap stabil.

Rasul sebagai pemimpin berusaha mencegah kemungkinan import makanan serta kekurangan pangan, oleh sebab itu beliau memotivasi penduduk Madinah untuk menyukai kurma ajwa.

Kesimpulan dari hasil penelitian Ibn Qayyim tentang pentingnya kebiasaan makan Rasulullah Saw ini selain berpengaruh pada ketahanan pangan, ekonomi dan politik, juga berpengaruh pada kecocokan tubuh kita.

“Kalau buah-buahan dan makanan kita import, justru itu lebih mudharat bagi tubuh kita. Memang dalam hal ini harus diakui butuh pembuktian-pembuktian lebih mendalam, karena terkait masalah gizi. Silahkan bagi yang jurusan Biologi untuk lebih mendalami hasil penelitian Ibn Qayyim,” arahan Ustadz Asep.

Zaili Fitria (Catatan inspirasi kajian Sirah Community) [Ln/Sdz]

Tags: Alasan Rasulullah SAW Tidak Pernah Mengimpor Makanan
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Mari Lembutkan Hati dengan Ingat Mati

Next Post

Kamu Bukan Ayahnya

Next Post
Kamu Bukan Ayahnya

Kamu Bukan Ayahnya

Sahabat Muslimah Wajib Tahu, Ini 5 Pantangan Saat Menstruasi

Sahabat Muslimah Wajib Tahu, Ini 5 Pantangan Saat Menstruasi

Kangen sama Cubby

Kangen sama Cubby

  • Perkumpulan Jalanin Pare Pare Bangun Pendidikan Lewat Training Fasilitator Kehidupan

    Perkumpulan Jalanin Pare Pare Bangun Pendidikan Lewat Training Fasilitator Kehidupan

    73 shares
    Share 29 Tweet 18
  • ALISA Khadijah-ICMI Mimika Sukses Gelar Training Motivation 2025

    72 shares
    Share 29 Tweet 18
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3147 shares
    Share 1259 Tweet 787
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    5086 shares
    Share 2034 Tweet 1272
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7555 shares
    Share 3022 Tweet 1889
  • Doa Rabithah dan Keutamaan Membacanya

    2033 shares
    Share 813 Tweet 508
  • 12 Adab dalam Majelis Al-Qur’an

    4560 shares
    Share 1824 Tweet 1140
  • Mengenal 7 Problematika Keluarga bersama Salimah Tulungagung

    66 shares
    Share 26 Tweet 17
  • Pengertian Mukallaf, Syarat-Syaratnya dan Hukum Taklifi

    283 shares
    Share 113 Tweet 71
  • Buka Aura, Bagaimana Hukumnya menurut Syariah?

    5399 shares
    Share 2160 Tweet 1350
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga