TAHUKAH Sahabat Muslim tentang shalat yang dianjurkan untuk dikerjakan secara cepat? Namun, perlu diingat bahwa shalat-shalat berikut merupakan shalat sunnah.
Dalam melakukan shalat, sudah seharusnya kita selalu tu’maninah alias tenang dalam membaca di setiap gerakan shalat.
Baca Juga: Cara agar Anak Mendirikan Shalat
5 Shalat yang Dianjurkan Dikerjakan Secara Cepat
Berikut shalat yang dianjurkan dikerjakan secara cepat.
1. Shalat sunnah thawaf
Dalam hadits Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, ia mengatakan:
فَجَعَلَ المَقَامَ بيْنَهُ وبيْنَ البَيْتِ كانَ يَقْرَأُ في الرَّكْعَتَيْنِ {قُلْ هو اللَّهُ أَحَدٌ} وَ{قُلْ يا أَيُّهَا الكَافِرُونَ}
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam (setelah thawaf) beliau menjadikan maqam ibrahim ada di antara beliau dan Ka’bah.
Kemudian, dalam shalat tersebut beliau membaca surat Qulhuwallahu ahad dan Qul yaa ayyuhal kafirun” (HR. Muslim no. 1218).
2. Shalat sunnah fajar (qobliyah subuh)
Dari Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata:
كانَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ بيْنَ النِّدَاءِ والإِقَامَةِ مِن صَلَاةِ الصُّبْحِ
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya shalat dua rakaat yang ringan antara adzan dan iqamah shalat Aubuh.” (HR. Bukhari no. 619, Muslim no. 738).
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhuma, beliau berkata:
أنَّ رَسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ كانَ إذَا اعْتَكَفَ المُؤَذِّنُ لِلصُّبْحِ، وبَدَا الصُّبْحُ، صَلَّى رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ قَبْلَ أنْ تُقَامَ الصَّلَاةُ
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya ketika muadzin sudah terdiam di waktu Subuh, dan sudah masuk waktu Subuh, maka beliau shalat yang ringan dua rakaat sebelum iqamah.” (HR. Bukhari no. 618, Muslim no. 723).
3. Shalat sunnah tahiyatul masjid di hari Jum’at jika datang ketika khatib sudah khutbah
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, ia berkata:
جَاءَ سُلَيْكٌ الْغَطَفَانِيُّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ، وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ ، فَجَلَسَ ، فَقَالَ لَهُ : ( يَا سُلَيْكُ ، قُمْ فَارْكَعْ رَكْعَتَيْنِ ، وَتَجَوَّزْ فِيهِمَا)، ثم قال: (إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ، وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ ، فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ ، وَلْيَتَجَوَّزْ فِيهِمَا
“Sulaik Al Ghathafani datang di hari Jum’at ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sudah berkhutbah.
Sulaik pun duduk. Maka Nabi bersabda: wahai Sulaik, berdirilah kemudian shalat dua rakaat dan percepatlah shalatnya.”
Kemudian setelah itu Nabi bersabda: “Jika kalian mendatangi masjid di hari Jum’at ketika imam sudah berkhutbah, maka shalatlah dua raka’at dan percepatlah shalatnya.” (HR. Muslim no. 875).
4. Jika di tengah shalat sunnah, kemudian sudah dikumandangkan iqamah
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إذا أقيمت الصلاة فلا صلاة إلا المكتوبة
“Jika iqamah dikumandangkan, maka tidak ada shalat lagi selain shalat wajib.” (HR. Muslim no. 710).
Syaikh Abdul Karim Al Khudhair menjelaskan:
فإذا كان الصلاة مضى منها ما يسمى صلاة فإبطالها فيه نظر، فإذا صلى صلاة كاملة -ركعة كاملة- يُتم الباقي خفيف ويلحق به، أما إذا لم يصل ركعة كاملة يقطعها
“Jika shalat sudah dikerjakan dan sudah disebut satu shalat maka mengenai pendapat yang membolehkan membatalkannya, ini perkara yang perlu dikritisi.
Jika seseorang shalat (sunnah) lalu sudah melewati satu rakaat sempurna maka hendaknya selesaikan rakaat sisanya dengan ringkas.
Namun jika belum sampai satu rakaat sempurna maka wajib dibatalkan” (Fatawa Mauqi’ Thariqul Islam, no.42694).
5. Jika di tengah shalat, imam mendengar anak kecil menangis
Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إِنِّي لَأَدْخُلُ فِي الصَّلاَةِ وَأَنَا أُرِيدُ إِطَالَتَهَا، فَأَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ، فَأَتَجَوَّزُ فِي صَلاَتِي مِمَّا أَعْلَمُ مِنْ شِدَّةِ وَجْدِ أُمِّهِ مِنْ بُكَائِهِ
“Aku pernah mengimami shalat dan aku berniat untuk memperpanjang shalat tersebut. Namun aku mendengar tangisan anak kecil.
Maka aku ringkas shalat tersebut karena aku memahami betapa berat perasaan ibunya karena tangisan anaknya” (HR. Bukhari no. 709, Muslim no. 470).
Wallahu a’lam. [Cms]
@fawaid_kangaswad