JENAMA mukena asal Malaysia, Siti Khadijah lebih dekat dengan segmen pasar Indonesia dengan me-launching SK Community. Komunitas ini diyakini dapat menopang untuk mensosialisasikan brand Siti Khadijah lebih luas.
Telekung atau di Indonesia dikenal dengan kata ‘mukena’ menjadi salah satu sarana beribadah bagi kaum muslimah.
Tak heran, banyak produsen memasarkan mukena dengan beragam desain, bahan, serta warna untuk menarik pelanggan.
Bagi Siti Khadijah, tentu saja, pasar Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di dunia menjadi poin tersendiri untuk memasarkan produk unggulannya.
Head of Marketing Siti Khadijah, Natrah Amiera, mengatakan bahwa kehadiran Mukena SK di Indonesia bukan pemain baru, melainkan sudah ada sejak tahun 2015.
“Kami sudah memiliki store di beberapa mall di Indonesia, seperti FX Sudirman, SKA Mall Pekanbaru, PVJ Bandung, dan Tunjungan Plaza. InsyaAllah tahun ini bertambah di Bintaro,” ungkap Natrah kepada ChanelMuslim.com, Kamis (26/01/2023) di Jakarta.
Menurut Natrah, brand awareness SK di Indonesia cukup bagus, dilihat dari penjualan di offline store maupun online seperti di beberapa marketplace ternama.
“Namun, kami ingin lebih massif dan agresif lagi untuk merambah segmen pasar yang lebih luas,” tambah Natrah yang merupakan muslimah asal Malaysia itu.
Ia menambahkan, dengan komunitas yang baru diresmikan, SK ingin lebih dekat dengan pelanggan.
“Di Indonesia, kulturnya banyak komunitas, jadi kami juga ingin lebih engage lewat komunitas ini. Kami juga membuka akun IG @SahabatSK. Selain itu, kami mengajak dan menceritakan keunikan mukena SK dibandingkan produk lain,” jelas Natrah.
Baca Juga: Mukena Siti Khadijah Terinspirasi Keindahan Alam Indonesia
Brand Mukena Siti Khadijah Lebih Dekat dengan Market Indonesia Lewat SK Community
Menurut Natrah, Mukena SK memiliki keunggulan dari desainnya. Tak hanya pemilihan bahan, warna, dan ukuran, Mukena SK juga meriset secara khusus ukuran wajah konsumen Indonesia dan Malaysia.
“Masalah krusial ketika memakai mukena itu biasanya di wajah. Nah, Mukena SK ini insyaAllah nyaman digunakan karena kami ada tim R&D yang meriset agar nyaman dan sesuai dengan ukuran serta pola wajah para konsumen,” katanya.
Dengan desain kerut di bagian atas serta menutup dagu di bagian bawah, dan terdapat aksen tali untuk mengikat menjadikan mukena ini nyaman digunakan tanpa khawatir rambut akan terlihat.
Natrah mengakui, produk mukena SK yang dipasarkan di Indonesia mengikuti selera konsumen lokal dan sebagian besar di antaranya didesain khusus untuk penjualan di Indonesia.
“Tim R&D kami juga mendesain mukena SK dengan desain khas Indonesia yang hanya dijual di Indonesia, tapi ada juga beberapa desain yang memang original dari Malaysia, jadi balance,” tambahnya.
Mukena SK yang dipasarkan di Indonesia ada tiga kategori, yakni Basic, Premium, dan Exclusive.
“Untuk basic, kisaran harga di bawah Rp600 ribu, sementara untuk yang exclusive, harga mulai Rp2 juta. Untuk pasar Indonesia, best seller-nya di range premium,” kata Natrah.
Warna-warna pastel dan bahan yang nyaman digunakan menjadi keunggulan mukena yang satu ini. Selain memproduksi mukena dengan model atas-bawah, Siti Khadijah juga mengeluarkan koleksi mukena terusan.
“Untuk di Malaysia, kami juga memiliki desain mukena terusan yang termasuk limited karena dikeluarkan pada saat musim umroh atau haji,” tambah Natrah.
Selain memahami kebutuhan konsumen, Mukena SK juga mendorong penggunanya untuk nyaman beribadah.
“Ibadah shalat itu termasuk ibadah yang sering dilakukan setiap hari, semoga dengan mukena Siti Khadijah ini, customer jadi lebih khusyuk dalam shalat,” pungkas Natrah.
Brand Siti Khadijah tahun ini mengusung tagline #UntukYangSeriusBeribadah. Menurut Ustaz Maulana, yang juga hadir memberikan tausiyah dalam acara tersebut, beribadah memang tidak boleh main-main.
“Beribadah, termasuk shalat, memang tidak boleh main-main. Oleh karena itu, pilih mukena yang nyaman, menutup aurat, tidak tipis, dan tidak kurang bahan,” jelas Ustaz Maulana.
Selain dipakai sendiri, mukena SK juga dapat digunakan sebagai hadiah.
“Tahaddu tahabbu, hadiah terindah adalah hadiah untuk beribadah, bahkan di Indonesia itu maharnya adalah perlengkapan shalat,” tambah ustaz yang sering tampil di televisi itu.
Menurutnya, mukena akan menjadi saksi di hari kemudian, karena dia dipakai pada waktu shalat. Ia pun mendoakan kesuksesan Siti Khadijah di ranah busana muslim di Indonesia.
Sementara itu, CEO Siti Khadijah, Muhammad Mukhlis mengatakan bahwa awal mula bisnis Siti Khadijah untuk membantu perekonomian keluarga.
“Atas izin Allah, sekarang sudah semakin membesar, Alhamdulillah, kami sudah mempunyai 45 butik di Malaysia,” kata Mukhlis yang merupakan anak keempat dari pemilik brand Siti Khadijah, Padzilah Enda Sulaiman.
Mukhlis menceritakan bagaimana sang Ibu selalu membeli mukena dan sajadah dari tanah suci sepulang dari umroh.
“Lalu, dia olah dan akhirnya buat desain sendiri,” tambah Mukhlis yang mengakui bahwa pada 2009, mukena yang beredar di Malaysia kebanyakan berasal dari Indonesia.
Dengan mengambil nama dari istri Rasulullah, brand SK ingin membawa kebaikan, terutama membantu para muslimah dalam beribadah lebih khusyuk.
“Kami ingin brand ini membawa kebaikan, membantu menyelesaikan masalah dengan desain yang simpel, classy, dan elegan,” tutup Mukhlis.[ind]