ChanelMuslim.com- Menjadi orang tua yang baik buat anak-anak memang tidak mudah. Tapi, lebih tidak mudah lagi menjadi orang tua zaman now. Zaman di mana ancaman perilaku anak tidak perlu butuh jarak. Tidak perlu keluar rumah, dan tidak perlu kumpul-kumpul. Cukup dengan hp pintar atau gawai segala perubahan bisa terjadi cepat.
Aneka perubahan yang tidak diinginkan ada yang cepat terlihat, ada juga yang perlu pengamatan lebih dalam. Semua usia anak bisa terhinggap. Antara lain.
a. Anak lebih cepat tahu tentang hubungan lawan jenis.
Era 90-an, anak-anak masih bisa diisolasi tentang tontonan dan pergaulan agar mereka tidak mudah teracuni soal hubungan lawan jenis semisal pacaran, perzinahan, selingkuh, dan sejenisnya.
Caranya tergolong mudah. Antara lain, jangan sediakan televisi berbayar, batasi pergaulan, seleksi bacaan, dan seterusnya. Namun, sekarang tidak lagi segampang itu.
Televisi, pergaulan, musik, bahkan bioskop dan berbagai hiburan lainnya terangkum dalam satu alat yang sangat praktis, yaitu hp pintar.
Dengan media ini, anak usia TK pun bisa tergiring dengan hubungan lawan jenis semisal pacaran. Bahkan dengan alat ini pula, kelanjutan atau tindak nyata dari pengetahuan soal ini bisa dilakukan: kenalan, curhat, dan akhirnya cinta-cintaan.
Pada kasus ini, orang tua harus mengajarkan anak yang mungkin dianggap masih “bau kencur” ini dengan akhlak Islam, khususnya hubungan pria dan wanita.
Setelah paham, barulah anak-anak dibatasi mengakses informasi-informasi negatif itu dengan cara menyetop penggunaan hp dan sejenisnya.
b. Untuk usia remaja yang sedang butuh idealisme, juga tidak luput dari pengaruh buruk alat gawai ini. Mereka bisa salah dapat contoh tentang gerakan Islam. Yaitu gerakan ekstrim yang merangsang anak-anak idealis untuk melakukan tindak kekerasan, menjadi apatis, dan ekstrim.
Di usia ini, anak-anak baiknya sudah mendapat pemahaman tentang mazhab akidah Islam. Apa itu ahlus sunnah, apa itu khawarij, syiah, dan mu’tazilah. Hal ini setidaknya akan membuat anak-anak memahami bahwa Islam itu rahmatan lil alamin, dan tidak menjauhi lingkungan.
c. Jangan biarkan anak-anak, di usia mana pun, berasyik-asyik dengan game. Terlebih jika durasi dengan waktu yang sangat lama, berjam-jam.
Selain melalaikan dari tugas-tugas penting seperti belajar, dampak buruk dari game adalah terinfeksinya virus-virus perilaku yang buruk. Seperti, kekerasan, sadisme, cabul, keberanian yang salah, dan sejenisnya.
Jangan heran jika hanya dengan game yang rutin seperti itu, anak-anak bisa berani melawan orang tua, kasar dengan adik kakak, dan teman.
Langkah yang mungkin bisa diambil orang tua, antara lain, batasi hingga stop total jatah bermain game untuk anak. Berikan contoh permainan fisik yang lebih bermanfaat untuk anak, seperti permainan olah raga, permainan tradisional, hingga traveling dan kemping.
Dengan cara yang terakhir, anak-anak akan terstimulasi untuk akrab dengan dunia luar, mencintai alam, dan berolah raga. (mh)