APAKAH salah memarahi anak orang lain yang zalim kepada anak kita?
Pada sebelumnya telah dijelaskan bahwa jika para orang tua itu tetap tidak terima maka ketauhilah di dunia ini ada Hukum Tabur Tuai.
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.” (QS: Al-Isra’: 7).
Ayah, hukum tabur tuai, hukum karma atau sebab akibat itu ada sebagaimana bercocok tanam, apa yang kita tanam akan tumbuh sesuai yang kita tanam.
Engkau akan memperoleh apapun yang engkau berikan, apakah kebaikan, atau keburukan.
Ayah, Bunda, hidup itu juga seperti melempar bumerang, apapun yang kita lakukan akan kembali pada kehidupan kita.
Jika kita lempar keburukan maka keburukan itu akan kembali kepada kita. Jika yang kita lemparkan itu kebaikan maka kebaikan itu akan kembali kepada kita.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Banyak orang berpersepsi, saat kita tidak memaafkan orang yang menyakiti kita berarti kita sedang menghukum mereka.
Bahkan banyak orang juga berpikir, kalau kita disakiti maka kita harus balas menyakiti kalau perlu dengan cara yang lebih menyakitkan.
Kita beranggapan kalau kita disakiti maka kita harus balas menyakiti.
Biar adil. Ayah, Bunda, jika engkau disakiti lalu engkau balas menyakiti lalu apa bedanya dirimu dengan mereka.
Mereka berbuat dosa kepadamu, kamu juga berbuat dosa kepadanya.
Keduanya sama-sama berbuat dosa. Jadi dirimu itu sama dengan dia, sama-sama dzolim, sama-sama berbuat dosa.
Ayah, Bunda saat engkau disakiti maafkanlah dia meskipun mereka tidak pernah minta maaf kepadamu.
Salahkah Memarahi Anak Orang Lain yang Berbuat Zalim Kepada Anak Kita (2)
Baca juga: Salahkah Memarahi Anak Orang Lain yang Berbuat Zalim Kepada Anak Kita (1)
Orang yang memberi maaf itu, pahalanya tak terbatas. Mungkin saat ini, kita tidak merasakan banyaknya pahala itu namun, nanti saat di akherat nanti.
Engkau akan begitu ridho bahkan setiap hari minta disakiti orang lain, lalu engkau memaafkan mereka setelah engkau tahu begitu besarnya pahala memaafkan itu.
“Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.” (QS. Asy-Syura: 40).
Jadi saat kita disakiti dan kita bersabar serta menyerahkan semua perlakuan mereka kepada Allah, ingatlah pahalanya akan diberikan kepadamu dan dosamu akan diberikan kepadanya.
Jadi tak perlu benci dan sakit hati saat ada orang yang menyakitimu. Allah itu maha adil kok.
Jadi Ayah, Bunda secara umum saya sampaikan kalau nanti ada orang yang menggunjing, ghibah, ngomongin kejelekanmu, menebar kebencian, memfitnah, maka ucapkan Alhamdulillah, pahalaku bertambah, dosaku berkurang.
Mereka yang suka ghibah, adu domba, fitnah, kelak di akherat akan bangkrut.[Sdz]