ChanelMuslim.com – Setiap pagi ba’da subuh, aku terharu karena Mbak mengetuk pintu kamarku. Dia sudah siap menggendong Ben ke puncak karena aku malas tinggal di Puncak. Aku bukan ibu yang baik. Aku adalah ibu yang egois.
Aku masih terkantuk-kantuk. Ben juga masih di bawah alam sadar sambil memegang mainan kesukaan dan digital Alquran. Aku memang ibu egois karena kalau mau jujur aku kadang lelah juga bila harus muroja’ah satu surah diulang 30 kali.
Aku suka mengatakan, “Malam ini 10 kali saja ya.”
Kemudian Ben mengamuk lalu alisnya nyureng. Akhirnya, aku memasang digital Alquran. Walaupun aku meminta suaranya dikecilkan sedikit. Ben langsung menyembunyikan Alquran digital di bawah lipatan bantal agar bunyinya agak bergumam.
Lalu Ben mau suara yang lebih keras. Kadang aku seperti tidur di Masjid yang ada alunan ayat Alquran dari tape. Dan, aku melihat kecintaan Ben tidur bersama murotal Alqurannya, aku menjadi tidak tega.
Besok sorenya, Ben pulang dari Puncak ke Jakarta. Kemudian kami sampai di rumah saat Magrib. Kemudian Ben menyerahkan mainan dari sekolah. Mainan ini merupakan hadiah dari gurunya.
Aku bertanya, “Apakah semua anak dapat?”
Ben menjawab, “Tidak hanya Ben saja karena Ben hafal surah.”
Aku bingung. Setiap aku menguji hafalan Ben. Ben hanya bisa setengah saja. Maklum surah Jin dan Nuh termasuk surah panjang. Ternyata ketika di sekolah Ben bisa menyelesaikan hafalannya.
Dan kemudian aku melihat Ben sering pulang dengan membawa mainan. Jadi, setiap selesai satu surah gurunya memberikan mainan. Aku ikut terharu dengan gurunya.
Khususnya karena bisa;
1) Membuat Ben cinta dengan Alquran. Bahkan mati-matian menyembunyikan digital Alquran di bawah bantal seperti anak remaja menyembunyikan handphone
2) Membuat anak kecil semangat ke sekolah dan bangun dari tidur untuk berangkat. Walaupun mata masih tertutup karena Ben harus berangkat dari Jakarta pukul 04.45 pagi loh
3) Anak tidak pernah meminta sekolah tetapi selalu berkeinginan sekolah
4) Gajinya seberapa sih? Lah wong SPPnya saja jauh di bawah JISc tapi gurunya mampu membelikan mainan apa saja untuk anak murid.
Aku juga terinspirasi akan mengeluarkan gajiku untuk anak-anak JISc Rumah Tahfidz atau SMP yang sudah selesai satu juz. Ketika masa sertifikasi.
Ah… janganlah kita berpikir untuk memberikan ketika kita kaya. Memberilah ketika kita ingin agar pahala cepat dicatat. Wallahu’alam.
Setiap hari aku banyak belajar dari hal yang paling tidak mungkin ada di text book sekalipun. Ben sudah hafal 44 surah. Alhamdulillah.
Namun, bukan itu yang aku soroti tetapi 44 mainan kecil yang Ben dapatkan. Jika 44 mainan kecil yang gurunya berikan dikali 12 anak maka 12 dikali 44. Selama hampir satu tahun. Banyak ya.
Aku jadi berkeinginan memberikan uang ke gurunya.
“Sini ustazah, membeli mainan menggunakan uangku saja.”
Akhir cerita, ustazah membawa bayi dan naik angkutan umum. Kebayang tidak setiap hari membawa mainan dan perlengkapan bayi menaiki angkutan umum. Ustazah membawa mainan untuk anak orang. Keinginan dan semangat memotivasi anak menghafal Alquran. Subhanallah.
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS Al Fathir: 29-30)
Janur, di penghujung malam ketika sedang membereskan mainan Ben. Mamanya Ben masih berkaca-kaca melihat mainan Ben jadi ingat gurunya.
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBB