JADI, hari pertama sekolah aku tidak mengantar anak. Khawatir anaknya tidak mau sekolah. Hmm… lucu kan? Yang lucu siapa? Tukang kuda. Hehe…
Semua kompak tidak setuju. Mamanya Ben mengantar anak ke sekolah di hari pertama. Padahal para pejabat mewanti-wanti orang tua untuk mengantar anaknya di hari pertama bersekolah.
“Ummi birthday,” katanya sebelum tidur sambil memegang air minum dan kue kesukaannya serta minyak wangiku.
Anak ini memang manis. Bisa saja membuat senang hati ibunya.
Dan aku pun galau antara siap-siap mau ke Puncak mengantar Ben (5 tahun) untuk masuk sekolah tahfiznya atau di rumah saja.
So wow deh!
Baca Juga: Doa untuk Ben agar Jadi Komandan Bagi Para Pelaku Kebaikan
Aku Tidak Mengantar Anak ke Sekolah Khawatir Anaknya Tidak Mau Sekolah
Gurunya juga tidak setuju mamanya Ben mengantar Ben ke sekolah di hari pertama.
Supir bilang, “Ibu di rumah saja.”
Suster juga bergegas menyatakan, “Ibu besok tak usah nganter yaa.”
Bahkan tukang kuda di Puncak pun ikutan tidak setuju ibu menemani Ben masuk sekolah di hari pertama.
Semua kompak tidak setuju. Mamanya Ben mengantar anak ke sekolah di hari pertama. Padahal para pejabat mewanti-wanti orang tua untuk mengantar anaknya di hari pertama bersekolah.
Kenapa? Karena Ben kalau aku datang ke sekolah, dia mau pulang saja dan hanya ingin belajar sama Umi.
Karena dia tahu, Uminya juga punya sekolahan dan Umi kalau di rumah bisa main sekolah-sekolahan. Umi juga katanya lebih lucu dari ibu guru.
Umi juga rajin menyalakan muroja’ah sambil menonton film kartun.
Selain itu, Umi juga bisa masak dan lebih enak dari pada makanan di sekolah.
“Bersama Umi enak,” katanya.
“Hmm, Umi wangi.”
Jadi hari pertama sekolah aku tidak mengantar anak. Khawatir anaknya tidak mau sekolah. Hmm… lucu kan?
Yang lucu siapa? Tukang kuda. Hehe…
Katanya, “Kalau ibu mengantar, biasanya Ben senang lalu minta naik kuda. Padahal sudah dipesan oleh ustaz-ustaz di JIBBS untuk anak-anak sekolah main kuda. Tapi jadwal kacau karena kuda dipakai oleh Ben.
Iya deh. Semua kompak.
Sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam,
“Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu sekalian bertanggung jawab atas orang yang dipimpinnya.
Seorang Amir (raja) adalah pemimpin, seorang suami pun pemimpin atas keluarganya, dan istri juga pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya.
Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian akan diminta pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya.”
(Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 893, 5188, 5200), Muslim (no. 1829), Ahmad (II/5, 54, 111) dari Ibnu ‘Umar radhi-yallaahu ‘anhuma. Lafazh ini milik al-Bukhari)
(Catatan Mam Fifi, Juli 2018)
By: Fifi P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D.
(Founder JISc, JIBBS, JIGSC)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok: