OLEH-OLEH Khas Jakarte Hajjah Maemune. Buat kamu penggemar kuliner khas Betawi, khususnya aneka camilan kering seperti akar kelapa dan kembang goyang, kamu mungkin tidak asing dengan brand ini.
Suryani M. Noer, pemilik usaha oleh-oleh ini, mengakui bahwa ia memulai usaha oleh-oleh camilan Betawi secara tidak sengaja pada tahun 2008.
Pada saat itu, ia yang juga seorang tutor ekskul Drawing di sebuah sekolah, bertemu dengan sepasang suami istri lansia yang memproduksi kembang goyang.
“Mereka buat kembang goyang doang, tapi menurut aku ini bagus banget untuk dipasarkan,” ujar Suryani dengan jiwa marketingnya yang antusias.
Ia pun mulai memasarkan produk kembang goyang milik pasangan lansia tersebut dengan kemasan sederhana, dari beberapa bungkus hingga satu mobil dapat ia pasarkan.
Delapan tahun kemudian, bertepatan dengan tahun kebangkitan umat, yaitu 212, ia mulai serius membangun usahanya tanpa riba.
Pada tahun itu, 2 Desember 2016, dengan bantuan pinjaman lunak dari sebuah BUMN, ia mulai memproduksi sendiri kembang goyang dan pemasarannya memasuki pasar minimarket seperti 212 Mart dan KitaMart.
Sejak itu, ia mulai mencari nama brand yang akan ia usung. Teringatlah ia dengan nama sang Ibu: Hajjah Maimunah.
“Kebetulan saya orang Betawi yang tinggal di Kalibata, dengan aksen khas orang Betawi, seperti: ade ape, pepaye, akar kelape, punya ciri khas, makanya saya pun mengambil brand Hajjah Maimune,” jelasnya.
baca juga: Live Instagram: Bincang Santai ChanelMuslim Bareng Owner Boss Aci
Anak ke Luar Negeri Bukan Naik Pesawat Tapi Naik Kembang Goyang
Belajar menjadi pebisnis tidak semudah membalik telapak tangan. Bagi Suryani, kehidupan rumah tangganya dengan prioritas pendidikan anak masih menjadi kendalanya dalam berbisnis.
“Di awal memang sulit ya mengatur keuangan antara bisnis dan rumah tangga, apalagi anak mau kuliah, tapi seiring berjalannya waktu, saya terus belajar,” lanjutnya kepada ChanelMuslim, Rabu (20/03/2024).
Sebagai perintis bisnis, Suryani mengakui bahwa mendirikan usaha bukanlah yang mudah. Ia memulai produksi dari setengah kilo hingga menjadi besar seperti saat ini.
Jerih payahnya membangun usaha kini mulai menampakkan hasil. Ketika sang anak semata wayangnya mendapat beasiswa Master ke luar negeri, Suryani mulai kembali memfokuskan bisnisnya.
“Soal ini aku bilang, anak saya itu berangkat enggak naik pesawat tapi naik kembang goyang,” ucapnya dengan rasa syukur.
Oleh-oleh Khas Jakarte Hajjah Maemune, Menjaga Keotentikan Tradisional dalam Kemasan Modern
Oleh-oleh Khas Jakarte Hajjah Maimune mendapat kejayaannya saat Covid-19 melanda. Pada waktu itu, Suryani bahkan mampu mempekerjakan 5 karyawan demi memenuhi pesanan yang membludak.
“Jadi covid itu berkah, saat itu, saya punya hastag: kamu di rumah aja kami yang anter,” ujarnya.
Visi bisnis yang selalu digaungkannya adalah menjadikan makanan tradisional yang tetap terjaga keotentikannya tapi juga dikemas dengan baik, higienis dan pemasarannya lewat outlet-outlet modern.
Ia pun memasarkan produknya di beberapa toko oleh-oleh di Bekasi, seperti Raja Oleh-oleh.
“Oleh-oleh ini kan bukan makanan daily food, makanya saya buat tagline: kami ready sepanjang hari, sepanjang tahun, tutup hanya hari kiamat,” jelasnya.
Kepiawaiannya membuat tagline unik merupakan buah dari berbagai pelatihan yang diikutinya yang baginya, kata-kata tersebut juga merupakan afirmasi terhadap bisnisnya.
Selain itu, ia pun mengunggulkan produk buatannya yang dapat hadir di segala suasana, baik saat momen kelahiran, hajatan, bahkan kematian.
“Kami bikin hampers enggak cuma lebaran,tapi mulai dari kelahiran, ulang tahun, hajatan, hingga kematian,” katanya.
Ia beralasan, di mana pun orang berkumpul, pasti selalu ada makanan. Nah, di situlah peran Oleh-oleh Khas Jakarte Hajjah Maimune dalam memeriahkan suasana.
baca juga: Mengenal Asinan Kelubi Khas Bangka dan Manfaat Buahnya untuk Kecantikan
Produk Unggulan: Manisan Kolang-kaling Bunga Telang Pertama di Dunia
Ada beberapa produk unggulan buatan Suryani, yaitu biji ketapang rasa original, wijen, dan rasa jahe, ada pula akar kelapa, kembang goyang, dan manisan kolang-kaling kembang telang.
“Kelebihan kami adalah healthy food, dan manisan yang kami buat beda, bisa dibilang pertama di dunia, yaitu menggunakan pewarna bunga telang yang diambil dari kebun sendiri,” kata Suryani.
Bunga telang, menurut Suryani, ibarat hidden gem yang ada di Indonesia. Jika di marketplace, 5 gram bunga telang saja dihargai Rp15.000,- dan orang bule menyebutnya sebagai “Tropical Blue”.
Tak heran, banyak konsumen bule yang memesan manisan tersebut dengan warna khas biru keunguan itu.
Selain manisan kolang-kaling bunga telang, Suryani juga memproduksi manisan kolang-kaling merah yang terbuat dari buah naga.
Harga produk yang ditawarkan lumayan terjangkau, yaitu mulai Rp15 ribu sampai kisaran Rp40 ribu untuk ukuran toples.
Peluang Jadi Reseller
Saat ini, Oleh-oleh Khas Jakarte Hajjah Maimune sudah memiliki beberapa distributor di Jabodetabek, seperti di Cengkareng dan Cileungsi.
“Kami juga sedang membuka kesempatan open reseller dan tahun 2024 ini kami bikin hastag ‘oleh-oleh Jakartekan Indonesia’,” ujarnya yang memiliki impian untuk memasuki pasar global.
Selain itu, produknya juga sudah terbang ke mancanegara lewat tangan-tangan para wisatawan yang melancong ke berbagai negeri sembari membawa oleh-oleh, di antaranya ke Turki, Jepang, dan Malaysia.
Untuk menjadi reseller Oleh-oleh Khas Jakarte Hajjah Maimune, kamu cukup membeli produk sebesar Rp200 ribu.
Sementara, jika toko kamu ingin menjual produk-produk Oleh-oleh Khas Jakarte ini, toko akan dikurasi terlebih dahulu oleh Suryani dengan standar kurasi tertentu.
Harapan Jadi IKM
Suryani berharap, pada tahun 2024 ini, usaha yang didirikannya dapat naik kelas menjadi IKM atau Industri Kecil Menengah yang ditandai dengan omzet di atas Rp500 juta per tahun.
“Mendapat omzet Rp500 juta per tahun itu enggak sulit, sehari kita harus dapat Rp1-Rp1,5 juta saja,” jelas Suryani.
Ia mengakui, usahanya sudah dapat dikategorikan mencapai level tersebut, khususnya pada masa pandemi.
Kini, ia hanya harus menjaga stabilitas bisnisnya dan memperluas pangsa pasar produknya. Tertarik mencoba camilan khas Betawi atau bergabung menjadi reseller atau distributor? Kamu dapat klik tautan ini. [ind]